Bab 14

Keesokan harinya setelah pulang kerja, Marvin mengunjungi rumah Yuri dan mencoba menjelaskan semuanya.

Plak !

Sebuah tamparan mendarat di pipi sebelah kiri Marvin saat dirinya memberitahu Yuri bahwa ia akan membatalkan pernikahan mereka dan beralih menikahi Yuna. Mereka berdebat di kediaman keluarga Elbert, kebetulan saat itu Pak Ega belum pulang dari pekerjaan nya. Dan ya, tentu Yuna ada. Gadis itu sedang menguping dari balik pintu di dalam kamarnya, ia tidak berani mengganggu debat antara kakaknya dan Marvin.

"Apa kau gila Marvin!" Dengan tangis emosi wanita itu terus berteriak kepada Marvin.

"Tidak kah kau memikirkan ku? Memikirkan bagaimana perasaanku?" lanjut Yuri.

"Perasaan? Sejak awal kau bilang pernikahan ini hanyalah untuk pekerjaan! Terima saja anak klien mu itu, dia kan kaya raya!" celetuk Marvin yang tersulut emosi nya. Tidak habis pikir kata-kata itu keluar dari mulutnya dengan enteng dia berkata demikian.

Yuri pun terduduk diam dan menitikkan air mata.

"Kau tidak bisa menikahi Yuna," lirih Yuri.

"Apa?!" Marvin bingung.

"Kau tidak bisa menikah dengan Yuna!" Yuri mengulangi perkataan nya.

"Iya tapi kena-"

"Yuna sudah memiliki tunangan! Kau tidak bisa merebutnya begitu saja!" jelas Yuri menyela ucapan Marvin.

Tentu bukan hanya Marvin yang terkejut, Yuna pun juga demikian. Bagaimana tidak? Yuna sama sekali tidak pernah merasa dirinya di lamar atau bertunangan dengan pria lain. Hal itu menimbulkan pertanyaan di pikirannya. Rasanya ingin sekali ikut dalam debat itu namun, Yuna tidak ingin mengganti topik mereka dan membiarkan mereka melanjutkan perdebatan itu. Siapa tahu nantinya Yuri akan memberitahu siapa tunangan yang dimaksudnya.

"Itu sebabnya melihat kalian berdua sangat dekat aku merasa muak. Bahkan kau tanpa ragu mencium adikku, kau pikir aku tidak tau?!" Marvin dan Yuna terkejut saat Yuri mengatakan demikian.

"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Marvin dengan ekspresi datarnya.

"Bagaimana tidak? Yuna adalah adikku! Aku tau semua, itu sebabnya aku berusaha menjauhkan kalian. Pria itu juga bodoh karena belum memberi tahu Yuna," cetus Yuri.

"Pria bodoh? Siapa yang kau maksud itu?" Marvin bertanya kepada Yuri dengan tatapan tajam memandang kakak Yuna itu. Namun, tidak sempat Yuri menjawab tiba-tiba terdengar sahutan suara laki-laki.

"Keterlaluan jika kau menyebut ku bodoh, Yuri," sahut laki-laki itu. Semua pun menoleh ke arah pintu dan terkejut secara bersamaan saat melihat Leo yang muncul bersama Pak Calliega.

Yuna yang juga tadinya terdiam dan mendengar suara itu tiba-tiba keluar kamarnya. Ia sangat kaget ternyata suara itu adalah suara Leo. Leo pun memandang Yuna dengan raut wajah ingin meminta maaf.

Tentu sebagai orang tua, pak Ega harus meluruskan mereka. Pak Ega pun mengajak mereka semua untuk berkumpul.

"Semuanya, duduklah di ruang tamu," titah Pak Ega. Semuanya pun berkumpul di ruang tamu, suasana canggung kini menyelimuti mereka.

"Katakan bahwa semua ini hanyalah candaan, Ayah!" ucap Yuna yang memulai pembicaraan.

Pak Ega pun menghela nafas dan menceritakan semuanya sembari berdiri menghadap ke jendela ruang tamu.

"Ayah dan Pak Laksa adalah sahabat masa kecil. Jauh sebelum kalian lahir, ayah dan dirinya sudah memiliki niat bahwa anak kita kelak harus berjodoh. Kami sempat melupakannya. Namun, di saat mengetahui bahwa Leo sangat akrab terhadap Yuna, Pak Laksa kembali mengingatkan kami, melihat keakraban kalian, kami pun memutuskan untuk menjodohkan Yuna dan Leo saat usia Yuna masih SD. Yuna mungkin belum mengingatnya karena cedera waktu itu," cerita pak Ega.

"Cedera?" Yuna dibuat bingung dengan kata-kata itu.

"Kecelakaan," sahut Yuri dengan menundukkan kepala.

"Kecelakaan?" Yuna semakin bingung.

"Waktu itu kakak baru saja bisa mengendarai motor. Karena saking senangnya, kakak ingin mengajakmu berkeliling. Namun, kakak yang kaget karena sebuah klakson sebuah truk besar, menjadi tidak stabil sehingga kakak menabrak sesuatu. Kakak tidak ingat apa itu, bahkan kakak tidak tahu bahwa kau terbentur sesuatu waktu itu, kakak mengetahuinya saat dokter mengatakan mengalami amnesia, maaf kan kakak Yuna," jelas Yuri.

"Kenapa aku sama sekali tidak ingat, kenapa kalian tidak memberitahukan itu?" Yuna sedikit kesal setelah mendengarkan penjelasan sang ayah dan kakak.

"Terlebih lagi, Leo." Menoleh ke arah Leo dengan tatapan kesalnya itu.

"Saat itu, Leo tidak ingin kami semua memberitahukan mu, dia tidak ingin memaksa. Ia ingin agar kau mengingat momen itu sendiri, itu sebabnya dia dan pak Laksa menjadi sering datang ke rumah. Dia lebih sering mengajakmu bermain. Namun, sayangnya kau sama sekali belum mengingatnya sebagai tunangan hanya sebagai teman biasa," sahut sang ayah.

"Lelucon macam ini yang kalian buat, aku sama sekali tidak paham," Yuna masih saja belum menerima kenyataan nya. Dia pun datang menghampiri Leo.

"Katakan Leo, katakan kalo semua itu hanya omong kosong," Yuna menatap wajah Leo.

Leo hanya diam tidak menjawab Yuna.

"Leo," lirih Yuna yang masih tidak percaya.

"Maafkan aku, tapi Yuri mengatakan yang sebenarnya," ucap Leo.

"Apa buktinya bahwa aku adalah tunangan Leo?" lanjut Yuna.

"Yuna, apa kau ingat darimana kau mendapatkan cincin itu?" sahut Yuri.

Yuna pun melihat cincin yang ia pakai. Dan memang benar Yuna memang tidak ingat bagaimana ia mendapatkan nya. Ia hanya mengetahui bahwa cincin itu ada di kamarnya dengan sebuah kotak dan surat kecil di dalamnya bertuliskan cincin kecil untuk Yuna kecil dan cincin besar untuk Yuna dewasa sembari tambahan emoticon senyum di samping tulisan. Yuna menganggap itu adalah hadiahnya dari sang kakak.

"Bukannya ini hadiah dari mu?" ucap Yuna. Gadis itu masih saja belum menerima posisi nya.

Yuri menggelengkan kan kepala. "Lantas apa kau ingat saat aku memberikannya?" tanya balik Yuri.

Yuna terdiam dan mengatakan. "Tidak."

"Itu adalah cincin pemberian Leo, dia bahkan sudah bersiap sampai kau dewasa," ucap sang kakak.

"Aku pikir, Yuna akan mengingat kembali pertunangan kita, tetapi walau begitu aku senang melihat kau memakai cincin itu saat pertama kita bertatap muka, Yuna. Terima kasih!" Sahut pria berusia 28 tahun itu.

Yuna pun bertanya kepada Leo, mengapa dirinya tidak memberi tahu Yuna bahwa dia adalah tunangannya. Leo pun menjawab sebenarnya Leo ingin sekali memberitahu tetapi saat itu, Yuna sedang tergila-gila kepada Marvin yang merupakan sahabatnya. Leo tidak ingin memaksa perasaan Yuna walaupun jika diberi pilihan maka Leo tidak akan melepaskan Yuna sebagai tunangan. Tetapi, kembali lagi. Dirinya masih memikirkan perasaan Yuna, dan bermaksud menunggu Yuna menyelesaikan misi nya bersama Marvin. Ia pun tidak habis pikir jika jadinya akan seperti ini.

"Lalu, jika pada akhirnya Yuna bersama Marvin. Kau bagaimana?" tanya Yuri.

"Menyesal, sudah pasti. Tapi jika melihat Yuna bahagia dengan pilihannya, itu sudah cukup bagiku," jelas Leo.

"Kau ini, masih saja bodoh!" celetuk Marvin.

"Bagaimana bisa teman ku sebodoh ini." Lanjut ucapan Marvin sambil jarinya memegang dahi.

"Aku juga bingung, sebenarnya kau niat tidak sih menikahi adikku?!" ucap Yuri yang bertanya kepada kepada pria yang disebut tunangan Yuna tersebut.

Bersambung ~

Terpopuler

Comments

Rey

Rey

ahh, plot twist banget.
Cinta nya Leo sungguh tulus, melihat wanita yang di cintainya, mengejar laki" lain,.bahkan udah di cium juga.

2024-03-04

1

Rey

Rey

Leo, kah?

2024-03-04

1

Rey

Rey

lebih gila lagi kalau Dia memilih menikahi mu😆

2024-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!