"Yuna bangun.... Aku harap ini bukan gurauan mu! Yuna...?" Sambil menepuk pipi Yuna, Marvin masih merasa panik. Terlihat kemeja Yuna yang basah menampakkan sedikit bra yang ia kenakan. Pria itu pun segera mencarikan selimut yang ada di dalam mobil guna untuk menutupi pemandangan tersebut.
Hujan terlihat semakin deras. Marvin segera membawa Yuna pulang ke rumah. Namun, sampai sana tidak ada yang membukakan pintu, Marvin juga sudah mencoba menghubungi Ayah Yuna tetapi, tidak ada jawaban. Karena sudah menunggu lumayan lama dan tubuhnya di rasa mulai kedinginan, akhirnya Marvin memutuskan untuk membawa Yuna pulang ke rumahnya.
Sampai di rumah, Marvin segera merebahkan badan Yuna dan menyelimutinya agar tubuh Yuna tetap hangat. Tetapi tidak lama, Marvin berpikir bahwa membiarkannya terbaring mengenakan pakaian basah juga salah, yang ada nantinya gadis itu malah terkena flu walaupun sudah di selimuti.
Sempat terpikir oleh Marvin untuk membuka pakaian Yuna. Namun, batin nya menegaskan bahwa itu tidak harus di lakukan.
Biarkan saja dia seperti itu, salah sendiri bermain hujan, batin pria 30 tahun itu. Memang tidak berperasaan, tetapi jika ia melepas pakaian gadis tersebut dan melihat asetnya tentu itu akan lebih mengganggunya.
Alhasil, Marvin pun membiarkan nya. Ia hanya memberinya selimut dan kemudian pergi untuk membersihkan diri (mandi).
***
Selesai mandi, Marvin mendengar ponselnya berdering. Ia pun segera melihat ponselnya. Tertulis nama Pak Ega (Rektor) yang menelpon nya. Ya, beliau adalah ayah Yuna sekaligus atasan Marvin di tempat kerja.
"Halo Marvin, ada apa?" ucap Pak Ega.
Marvin menatap Yuna, "Halo pak, saya hanya ingin memberi tahu anda, bahwa Yuna ada di rumah saya. Kebetulan tadi kita ketemu, dia sedang basah kuyup jadi saya suruh mampir," ucapnya.
"Oh begitu, baiklah. Nanti biar saya yang jemput dia, terima kasih, Marvin!" jawab Pak Rektor.
Telepon pun di matikan, kini Marvin kembali menatap Yuna dan mengingat apa yang Yuna katakan beberapa saat yang lalu di cafe.
"Aku mencintaimu," Ingatan Marvin.
Marvin menggelengkan kepalanya dan segera menuju ke kamar untuk istirahat.
"Haahhh... Nikmat mana lagi yang kau dustakan," lirih Marvin sambil meregangkan badannya. Setelahnya ia mengambil ponsel dan lanjut menonton anime favoritnya hingga ketiduran.
Beberapa saat kemudian, saat wajahnya terkena sedikit cahaya matahari sore yang masuk melalui celah jendela nya. Marvin terbangun dan merenggangkan badan. Saat merenggangkan badan itulah ia merasa seperti ada yang menimpa badannya di dalam selimut.
Ketika sadar akan hal itu, ia pun membuka selimut. Matanya terbelalak kaget melihat yang ada di balik selimut ternyata adalah Yuna yang sedang memeluknya. Sepertinya Yuna telah siuman dan langsung membersihkan diri. Ia juga terlihat mengenakan pakaian Marvin. Sungguh tidak di sangka.
"Gadis tak tau sopan santun!" pekik Marvin sambil melepaskan badannya dari cengkraman Yuna hingga membuat gadis itu terbangun.
"Pergilah dari sini! Tidak sopan main masuk kamar orang tanpa ijin, apalagi sampai tidur di kasurnya!" tegas pria itu. Merasa kesal mendengar ocehan saat ia terbangun, Yuna langsung bergerak menindih badan Marvin dan perlahan mendekatkan wajahnya.
"Ssst!" desis Yuna yang hampir kembali menempelkan bibirnya kepada Marvin.
Namun, kali ini Marvin tidak membiarkannya. Ia membalikkan posisi badan mereka. Yuna yang tadinya menindih Marvin kini berganti Marvin yang menindih Yuna.
"Kekuatan gadis bau kencur seperti mu tidak ada apa-apanya dibandingkan denganku. Itulah sebabnya aku bilang jangan coba bermain-main dengan orang tua sepertiku!" bisik Marvin.
"Berhentilah mengatakan bahwa kau adalah orang tua Mas! Kalo kau orang tua, dimana anakmu? Umur 30 itu masih muda, tua itu umur 50, 60. Dan ya, berhenti juga membandingkan usiaku dengan usiamu!" balas Yuna dengan menatap tajam mata Marvin.
Marvin pun segera menjauhi Yuna. Ia turun dari ranjang dan berkata,
"Gantilah bajumu! Jangan asal memakai baju! Jika mau, masih ada pakaian Yuri yang tertinggal di lemari sana, pakai itu saja!" Sambil tangannya menunjuk ke sebuah lemari pojok kamarnya.
Perasaan Yuna sedikit terluka mengetahui bahwa Marvin masih menyimpan pakaian Yuri, bahkan di dalam kamar nya.
"Kenapa kau masih menyimpan baju nya Kak Yuri?" tanya Yuna.
"Kau itu, selalu saja melontarkan pertanyaan yang tidak berbobot seperti itu!" celetuk Marvin dan langsung meninggalkan Yuna.
Yuna memasang wajah masam dan tiba-tiba ponselnya berdering. Rupanya sang Ayah yang sedang menelpon. Yuna pun segera mengangkat nya.
"Yuna? Ayo pulang. Ayah sudah di depan rumah Marvin!" ajak Ayahnya.
Yuna kaget, ponselnya ia lempar ke kasur dan segera berganti pakaian. Ia terpaksa memakai pakaian milik Yuri karena pakaian nya sendiri masih basah. Jika Yuna pergi menemui ayahnya dengan pakaian basah maka nantinya ia akan di ceramah i oleh sang ayah. Hal itu sangat di benci oleh Yuna.
Ia juga merasa kesal, karena Marvin memberi tahu ayahnya jika ia sedang di sana. Akan lebih baik baginya jika sang ayah tidak mengetahui keberadaannya saat itu, pikir nya.
"Yuna, Pak Ega sudah di depan, kau cepatlah sedikit!" pekik Marvin sembari mengambil ponselnya di kamar.
"Ulurkan waktu untukku! Teriak Yuna dari balik ruang ganti di dalam kamar Marvin.
Setelah beberapa saat, akhirnya Yuna selesai dan terburu-buru keluar.
"Ayah! Untuk apa ayah menjemput ku," tanya gadis manja itu di depan ayahnya.
"Salahkah ayah menjemput putri ayah sendiri?" jawab Pak Ega sambil membukakan pintu mobilnya.
Didampingi oleh Marvin, Pak Ega pun berterima kasih kepadanya.
"Maaf sudah merepotkan mu Marvin, dan terima kasih sudah mempersilahkan Yuna berteduh di rumahmu! ucap pria berusia 56 tahun itu.
"Tidak masalah pak!" respon Marvin dengan sedikit tersenyum.
Kini, sang pengganggu alias Yuna telah pergi dari rumah Marvin. Saat nya ia menikmati keheningan rumahnya lagi. Keheningan itu ingin ia pakai untuk berkonsentrasi mengerjakan tugasnya yang belum selesai.
Dan tidak lama kemudian, terdengar sebuah ponsel berdering di saku nya. Tanpa melihat Marvin langsung menjawab teleponnya.
"Yuna, bisa jemput aku di bandara sekarang?" tanya seorang perempuan di telepon.
"Maaf sepertinya kau salah sambung," ucap Marvin sambil terus memperhatikan lembaran tugasnya.
"Marvin?" panggil wanita itu. Terkejut.
Marvin terdiam, ia mencoba memperhatikan lagi suara wanita yang memanggilnya.
"Halo? Benarkah kau Marvin?" ucap wanita itu lagi.
Marvin terkejut mendengar suara Yuri, mantan istrinya. Ia pun langsung memperhatikan ponsel yang di bawanya.
***
(Ponsel di saku Yuna berdering)
Yuna mulai menggeledah saku nya. Dilihatnya ada sebuah panggilan masuk oleh seseorang bernama Leo.
"Leo?" ucapnya pelan dengan mengerutkan dahi.
Ketika panggilan itu berhenti, Yuna terkejut melihat wallpaper ponsel itu dan melemparnya ke kursi sampingnya yang kosong.
"Ponsel siapa ini? Kenapa ada di saku ku?" pikirnya sembari menatap ponsel itu. Tidak lama kemudian, Leo kembali menelpon. Kali ini Yuna mencoba untuk menerima panggilan itu dengan diam. Ia ingin memastikan itu ponsel siapa. Yuna pun menekan tombol terima panggilan dan fokus mendengar, di taruh nya ponsel itu di samping telinganya.
"Marvin!" teriak Leo mengagetkan Yuna hingga membuatnya reflek menekan tombol mengakhiri panggilan.
"Ma-Marvin?" lirih Yuna kaget sekaligus bingung.
"Apa aku gak salah dengar?" lanjutnya dengan menatap ponsel tersebut.
Dan ya, rupanya ponsel mereka tertukar. Kenapa bisa begitu? Penasaran kelanjutan nya kan?
Cuss ke episode selanjutnya >>>
Jangan lupa juga support ya guys! Biar author nya tambah semangat hehe. Terima kasih🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Atha Diyuta
🌹bunga mendarat smngt kk smpe sini dlu
2024-04-04
0
Atha Diyuta
yah ketuker
2024-04-04
0
Atha Diyuta
ya Ampun Yuna,kamu seprti membangunkan macan tidur
2024-04-04
0