"Baik anak-anak, materi kuliah kita hari ini adalah tentang Sastra Bandingan. Tetapi, seperti biasa saya akan memberi pertanyaan kalian seputar materi kita minggu lalu, yakni tentang Retorika....," Ponsel Marvin tiba-tiba berdering,
"Maafkan saya, saya ijin menerima telepon lebih dulu, kalian silahkan pelajari lagi tentang Retorika," ucap pak Marvin. Beliau pun langsung keluar ruangan dan ingin kembali menelpon Yuna. Tetapi, sorot matanya sudah lebih dulu melihat Yuna yang kebetulan juga melihatnya saat itu di koridor bangunan depan ruangannya.
"Mas Marvin, ini berkasnya!" Dengan suara terengah-engah, Yuna juga sempat tersenyum dan memberinya ucapan semangat.
"Terima kasih, kamu bisa pulang," ucap Marvin yang dingin terhadap Yuna. Pria itu pun langsung kembali mengajar.
***
Sebelum kita lanjut, author mau ngasih sedikit informasi nih, mungkin di antara kalian ada yang belum mengerti apa itu Retorika dan Sastra Bandingan.
• Retorika
Menurut KBBI, Retorika merupakan keterampilan berbahasa secara efektif. Dalam materi retorika, biasanya akan membahas tentang intonasi, teknik bicara, dan pemilihan kata. Tentu ada banyak jenis-jenis retorika yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kali ini author hanya menyampaikan pengertian dari retorika nya saja. Selebihnya bisa kalian keruk info sendiri ya hehe.
• Sastra Bandingan
Sastra bandingan adalah ilmu analisis yang berupaya membandingkan suatu karya dengan karya lain, baik dari segi genre, waktu, pengarang, sejarah, dan pengaruh. Dalam materi sastra bandingan ini, biasanya kamu akan diajak untuk bereksplorasi tentang budaya lokal dan budaya internasional tempat karya itu di buat. Seru bukan? kalo menurut author, kayak nya sih seru, hehehe.
Cukup sekian info dari author, sekarang kita bisa lanjut....
***
Yuna kembali dengan perasaan senang karena telah bertemu sang pujaan hati namun wajahnya tampak pucat. Dan di tengah jalan (masih di koridor universitas) tiba-tiba Yuna merasa dirinya lemas hingga badannya terjatuh. Seorang mahasiswa melihat Yuna dan langsung membawa Yuna ke ruang kesehatan. Mata Yuna perlahan memburam hingga dirinya tidak mengenali siapa yang membawanya saat itu.
Beberapa saat kemudian, Yuna terbangun mendapati dirinya di sebuah kasur pasien,
"Apa kau sudah merasa baikan?" ucap seorang wanita berbalut jubah putih, ia merupakan penjaga. ruang kesehatan itu.
Yuna mengangguk dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja walaupun kepala nya dirasa masih sedikit pusing.
"Beruntung tadi adikku yang kebetulan lewat tadi melihatmu dan langsung membawamu kesini," jelas sang petugas wanita itu.
"Benarkah? Aku sangat berterima kasih untuk itu, tetapi juga memohon maaf karena tidak dapat melihatnya tadi," ucap Yuna sambil turun dari tempat tidurnya.
"Tidak apa-apa," balas wanita itu.
Yuna lalu berpamit untuk pergi, ia mengatakan bahwa dirinya bukan lah mahasiswa sana jadi menurut nya ia tidak boleh terlalu lama di tempat itu.
Saat keluar dari ruangan kesehatan ia tidak sengaja bertemu dengan Marvin dan Leo.
"Yuna?" Melihat Yuna dan langsung memperhatikan ruangan tempat Yuna keluar.
"Kenapa kau keluar dari ruang kesehatan? Apa kau baik-baik saja?" lanjut tanya Leo.
Yuna melirik ke arah Marvin yang tampak dingin tidak peduli terhadapnya. Melihat sikapnya yang seperti itu, Yuna pun tersenyum dan mengatakan kepada Leo bahwa dirinya baik-baik saja.
"Aku baik-baik saja, aku hanya pergi melihat-lihat," ucap gadis itu.
"Sebaiknya kau cepat pulang, di sini bukan tempat bermain," sahut Marvin sambil berjalan melewati Yuna. Leo yang merasa tertinggal segera mengejar Marvin, tetapi sebelum itu dia bertanya kepada Yuna,
"Apa rencana kita jadi? Kau terlihat pucat, aku menghawatirkan mu," ucap Leo.
"Tentu saja! Jangan sampai batal," jawab Yuna.
"Kau yakin?" tambah pak dosen tampan itu.
"Aku baik-baik saja, sudahlah cepat susul Marvin, kau akan tertinggal jauh!" Sambil mendorong badan Leo untuk menyusul Marvin.
Leo pun akhirnya pergi, dan Yuna melanjutkan perjalanan pulangnya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan cepat mengingat ia harus berjalan kaki lagi sejauh 500m untuk mengambil sepedanya. Hari itu sangat terik, Yuna merasa lelah dan merasa tidak bisa melanjutkan jalannya. Ia pun duduk di trotoar jalan dan menatap lalu lalang kendaraan.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba berhenti di depannya sebuah mobil ertiga putih. Di bukanya kaca jendela mobil.
"Apa yang kau lakukan di sana?" Suara wanita yang tampak tidak asing bagi Yuna dan dia langsung menghampirinya sumber suara itu.
"Kakak?" Yuna kaget.
"Kamu ngapain di sana? Duduk, tolah-toleh gak jelas kayak orang gila?" ucap sang kakak.
"Lagi menganalisis tentang sesuatu, hehehe," ujar Yuna sambil masuk ke dalam mobil.
"Chh, kebiasaan!" pekik Yuri.
"Sudahlah, kebetulan ketemu di sini, temenin kakak belanja ya, kamu gak ada janji lagi kan?" tanya kakak.
"Ada, tapi nanti jam 3 sore," jawab sang adik.
"Ah masih ada banyak waktu, sekarang baru jam 11 siang," ucap Yuri sambil menjalankan mobilnya.
Yuna pun menyetujui untuk menemani kakak nya berbelanja.
***
1 jam kemudian....,
"Kakak, sebenarnya nyari apa sih, Yuna capek dari tadi muter-muter, ini udah sejam loh dari kita awal masuk mall," Merasa kesal karena belum Menemukan sesuatu yang di inginkan sang kakak.
"Sabar Yuna, setelah ini pasti ketemu!" Mencoba menyemangati Yuna dan berlanjut mengajaknya untuk berjalan.
Tidak lama, Yuri pun menemukan sebuah toko jam tangan. Mereka berdua dengan cepatnya masuk ke dalam toko.
"Yuna, bagus mana? Yang ini apa yang ini? Sambil menunjuk 2 buah jam tangan pria yang menurutnya tampak elegan.
"Buat apa jam tangan laki-laki kak? Apa kau sedang berkencan?" tanya Yuna penasaran.
"Yaa, bisa di bilang begitu," jawab sang kakak.
Yuna mengerutkan dahinya sebentar, yang ada dia malah semakin penasaran terhadap Yuri dan menatapnya dengan penuh penasaran. Selesai nya memilih jam tangan tersebut, Yuna pun mendapat telepon dari Leo. Ia mendapatkan 11 kali panggilan tak terjawab dari Leo. Yuna pun terkesan dan melihat jam. Ia pun langsung meminta Yuri untuk diantarkan ke sebuah tempat.
Sampainya di dekat tempat itu, Yuna segera berlari menuju ke arah Leo. Yuri penasaran dan diam-diam mengikuti adiknya. Ia ingin mengintip sedikit dengan siapa adiknya bertemu hingga membuat adiknya tergesa-gesa. Dan sampailah dia ditempat, dia sangat terkejut mendapati Yuna sedang menemui seorang laki-laki.
Rasa ingin memisahkannya namun, Yuri sendiri seperti tidak asing dengan wajah pria itu. Yuri berusaha mengingatnya dan ketika Yuna memanggil nama pria itu, Yuri langsung kaget dan kembali menatap sang pria.
"Benarkah dia adalah Leo yang itu?" batin sang kakak. Melihat dari keakraban mereka dan bermain tangan seperti kenangan masa kecil, Yuri pun lega karena yang ditemui Yuna bukanlah sembarang orang.
Yuri pun akhirnya kembali, ia tidak menuju rumahnya sendiri melainkan ke rumah Marvin. Dia berniat untuk memasak yang enak sebagai hadiah di hari ulang tahun Marvin, hari itu.
Yuna dan Leo kini sibuk mencari hadiah yang cocok untuknya. Beberapa jam kemudian, akhirnya mereka menemukan sesuatu yang di sukai Marvin dan membelinya. Mereka pun kembali ke rumah Yuna untuk bersiap ke rumah Marvin.
Saat persiapan mereka telah selesai, mereka pun pergi ke rumah Marvin. Leo mengatakan kepada Yuna bahwa hadiahnya mungkin akan sangat di sukai Marvin.
Mereka pun membunyikan bel rumah karena tidak ada salah satu dadi mereka yang membawa kunci cadangan.
"Iya," Seorang wanita membukakan pintu.
***
Lanjut gak nih?
Lanjut aja ya, hehe.
Jangan lupa support nya juga ya guys❤️🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Titik Kedua
Gimana nanti Yuri tau kalau Yuna suka sama Marvin?
2024-03-18
1
Titik Kedua
Hallo, Kak. Saya mampir.
2024-03-18
0
Jumli
aku kasih hadiah untuk author supaya makin semangat 💪
2024-03-01
1