Bab 12

Hari ketiga kencan...

Yuna diantar sang kakak untuk pergi mendaftar ke Universitas. Namun, karena ayah Yuna adalah sang rektor jadi mudah bagi nya untuk di terima. Di sana mereka juga tanpa sengaja bertemu dengan kawan lama Yuri yaitu sang dosen penjaga ruang kesehatan. Yuri pun memperkenalkan Yuna kepada nya. Yuna menatap lama wajah wanita itu, ia merasa seperti tidak asing hingga beberapa menit kemudian, saat sang kakak asik bercakap-cakap dengan wanita tersebut dirinya baru teringat bahwa wanita itu adalah orang yang sama, yang ia lihat sedang sarapan bersama Marvin waktu itu. Hanya saja kini ia potong rambut, yang tadinya terikat panjang kini hanya tinggal sepundak.

"Oh, pantas saja aku merasa tidak asing saat itu, ternyata kakak ini," batin Yuna.

Selang beberapa menit berbincang, Yuri pun akhirnya berpamitan pulang kepada temannya. Ketika mereka hendak keluar menuju gerbang kampus, mereka tak sengaja berpapasan dengan Marvin.

"Yuri? Yuna? Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Marvin yang terkejut dua bersaudara itu ada di kampus.

"Mendaftar," Yuri menunjukkan formulir pendaftaran nya.

"Kenapa formulirnya kamu bawa, bukannya harus di kumpulkan?" tambah pria itu.

"Oh, ini punyaku... Entah kenapa tadi aku iku mengambilnya, hehe," canda Yuri.

"Jadi, kenapa Yuna mendaftar ke sini?" lanjut Marvin dengan ekspresi datarnya.

'Apa kau berniat mengejar ku di kampus juga Yuna!' Marvin membatin sambil menatap Yuna.

"Kenapa kau bertanya? Sebagai rektor pasti ayah akan memasukkan Yuna ke sini. Itu sudah pasti!" sahut Yuri yang membuat Marvin tersadar telah menatap Yuna.

Marvin pun tidak bisa berkata-kata lagi hingga Yuri mengajak Yuna untuk pulang. Di saat mereka melangkah melewati Marvin, di situ ia membisikkan sesuatu kepada Yuna,

"Aku ingin bicara denganmu nanti!" bisik pria itu dengan lirikan tajam dan langsung melangkah meninggalkan mereka. Hal itu membuat Yuna kaget sekaligus merinding dengan tatapan Marvin yang seperti itu.

***

Sampainya di rumah, Yuna langsung masuk ke kamar dan mengambil ponselnya. Ia mengirimkan banyak pesan chat kepada Marvin.

"Mas ada apa?"

"Jam berapa kamu pulang nanti mas?"

"Mau ketemuan di mana?"

"Jam berapa nanti?"

Isi pesan yang dikirim Yuna kepada Marvin. Namun, semua pesan itu tak kunjung di balas hingga sore. Yuna pun tidak bisa menunggu lagi. Dia sedikit merasa kesal karena chat darinya dianggap tidak penting bagi Marvin. Jadi, dengan itu Yuna memutuskan untuk langsung saja pergi ke rumah pria tak berperasaan itu.

Sesampainya di sana, sama saja tidak ada siapapun. Bel rumah sudah ia bunyikan berulang kali bahkan sambil mengetok pintu. Namun, tak ada yang membukakan pintu sehingga membuat Yuna kehabisan kesabaran. Yuna berniat mendobrak pintu rumah Marvin karena ia takut Marvin kenapa-kenapa. Tetapi, tepat saat itu juga ponsel Yuna bergetar, Yuna yang kaget langsung membuka ponselnya. Rupanya itu pesan dari Marvin yang baru membalas pesannya,

"Maaf Yuna, kita tunda dulu, aku ada urusan!" tulis pesannya. Gadis itu merasa sedikit kecewa, tetapi ia beranggapan bahwa Marvin memang benar sibuk karena profesinya

Satu jam telah ia lewati hanya dengan menunggu pria pujaan hatinya muncul, karena tak kunjung muncul akhirnya Yuna pergi meninggalkan rumah tersebut.

Namun, Yuna tidak ingin pulang dahulu dirinya mampir di sebuah taman dekat sana. Pikir Yuna tidak apa-apa jika mencari udara segar sedikit, Yuna mulai santai duduk bersandar di bangku taman sembari menatap lalu lalang kendaraan yang terlihat. Tidak jauh dari sana, terdapat seorang anak yang sedang bercanda dengan ibunya yang membuat pandangan Yuna teralihkan. Mereka terlihat sangat bahagia. Yuna memperhatikan senyuman sang ibu yang terlihat sangat menyayangi anaknya hingga tanpa sengaja ia mata Yuna mengeluarkan air mata dan terjatuh di di pipinya.

"Jika ibuku masih hidup, apa aku bakal sebahagia itu? Bagaimana rasanya pelukan hangat seorang ibu?" batin gadis itu menunduk termenung. Beberapa menit terdiam,

"Yuna?" Terdengar suara yang mengejutkan Yuna, gadis itu segera mengusap air matanya yang berceceran lalu melihat siapa yang mengganggu nya mengheningkan cipta saat itu. Yuna pun menoleh ke arah suara itu.

"Leo?" Ia melihat Leo yang menatapnya bingung.

"Kenapa kau di sini?" lanjut Yuna.

"Oh, aku kebetulan lewat," jawab Leo.

"Sendirian?" lanjut Leo sambil melihat samping kanan kiri Yuna.

"Bukannya aku selalu sendiri?" balas Yuna sembari tersenyum. Ya, mungkin Yuna tersenyum namun, Leo yang mendengarnya malah merasa sedih. Leo pun memperhatikan wajah Yuna yang membuat Yuna malu karena di tatap Leo.

"Apa kau habis menangis?" goda Leo dengan menatap dekat wajah Yuna. Wajah Yuna semakin memerah karena malu hingga ia memalingkan wajah dan berbalik menghindari Leo. Karena tidak ingin terus di goda oleh Leo, Yuna pun berjalan meninggalkannya. Tetapi, Leo masih terus mengikuti.

Hingga saat mereka berada di trotoar jalan raya, Leo memanggil Yuna.

"Yuna!" Yuna pun berhenti. Dan berbalik ke arah Leo.

"Apa kau mau mampir?" tanya Leo sambil tangannya menunjuk ke sebrang jalan dimana ada pasar malam di sana. Yuna terlihat sangat kagum akan pasar malam itu.

"Mumpung masih jam 7 kita masih bisa bermain," ucap Leo yang tiba-tiba ada di dekatnya. Melihat itu, Yuna pun bersemangat dan ingin segera masuk ke pasar malam. Melihat Yuna yang bersemangat membuat Leo merasa lega. Ia pun menggandeng tangan Yuna untuk menyebrang jalan.

Kini mereka telah masuk, Yuna merasa sangat gembira. Ia mencoba berbagai macam permainan mulai dari komedi putar, melukis, dan sebagainya. Tidak lupa juga dengan mencicipi setiap jajanan yang ada di sana. Mereka tampak sangat puas bermain di pasar malam saat itu.

"Terima kasih banyak, Leo. Kau tahu, sudah lama aku tidak pergi ke pasar malam, ini sangat menyenangkan," ujar Yuna yang tersenyum tulus kepada Leo.

"Akhirnya kau benar-benar tersenyum, Yuna," batin Leo sambil menatap gadis yang kesenangan itu.

Tidak lama kemudian, Marvin yang sedang lewat di depan pasar malam tanpa sengaja melihat Yuna. Ia melihat Yuna yang sangat girang memilih sebuah pernak pernik. Ia juga melihat Leo yang berada di samping Yuna.

"Yuna? Leo?" batin Marvin sambil menatap mereka yang saling tertawa lepas.

"Chh... Bukan kah seharusnya dia berkencan denganku? Seingat ku ini masih hari ketiga, huh dasar bocah!" gerutu Marvin sambil melanjutkan langkahnya.

"Mas Marvin!" panggil Yuna yang tiba-tiba berlari bersama Leo menuju ke arahnya.

Marvin pun berbalik ke belakang,

"Kalian?" Marvin terkejut dirinya dihampiri.

"Aku melihatmu lewat," ujar Yuna yang sedikit terengah dan baru saja sampai tepat di depan Marvin.

Sementara Leo yang melihat penampilan sahabat nya berantakan mulai dari ujung kepala hingga kaki merasa penasaran,

"Kau dari mana?" tanya pria 28 tahun itu.

Marvin pun menjawab."Oh, baru menyelesaikan urusan."Leo mengerutkan dahi. Ia mengetahui bahwa itu hanya alasan Marvin.

"Mas, apa kamu udah makan?" tanya Yuna.

"Sudah." Dengan ekspresi datar pria itu menjawab tegas.

"Sudah ya, kalian lanjutkan saja kencan kalian. Aku lelah dan ingin segera pulang," sanggah Marvin yang langsung berbalik meninggalkan Leo dan Yuna. Namun, beberapa detik kemudian Yuna berjalan cepat menyusul Marvin. Tentu itu membuat Marvin terkejut karena tiba-tiba gadis itu berjalan berada di samping nya.

"Kau? Kenapa kau bisa di sini?" ucap Marvin yang terkejut.

"Kau bilang tadi ingin membicarakan sesuatu denganku," ucap Yuna menagih ucapan Marvin.

.

Next >>>

Oh iya guys jangan lupa support nya yah ❤️

Terpopuler

Comments

Wistari

Wistari

cemburu bilang bang 😒

2024-04-03

0

Jumli

Jumli

Aku luncurkan hadiah bunga 🌹 ya Thor.
jangan lupa untuk selalu semangat 💪💪💪🤗

2024-03-19

1

Jumli

Jumli

Marvin punya rahasia apa lagi sih.

hah, sulit banget jadi Yuna. mencintai tapi tak di cintai.
aku takut nanti dia malah di permainkan 😭

2024-03-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!