Jangan Salahkan Miss Colton

Thalia menatap Devan dengan perasaan sedih dan tersinggung. Entah keberanian dari mana, Thalia menampar Devan.

"Jika aku tidak dalam kondisi tidak punya uang, tidak kasihan pada Belinda, aku tidak akan mau hamil anakmu ! Karena Belinda lah, aku bersedia ! Aku hanya ingat Belinda, kebaikan Belinda dan rasa cintanya padamu ! Andaikan Belinda masih ada pun, aku tidak akan mengambil Rainer !" bentak Thalia dengan nafas memburu akibat emosinya yang memuncak. "Aku heran, dari sisi mana yang selalu diagungkan Belinda soal kamu ! Karena kamu di mataku hanya seorang pria yang bebal, tidak mau melihat dari sudut pandang kepentingan Rainer !"

Devan menatap datar ke Thalia sembari memegang pipinya yang kena tamparan wanita itu. A

"Aku ... Hanya memikirkan Rainer. Dan jika kamu masih terbelenggu dengan masa lalu, itu masalah kamu ! Karena aku memikirkan masa depan Rainer !" ucap Thalia lagi yang kemudian mengambil tasnya. Namun beberapa langkah, wanita itu berbalik dan mengguyur Devan dengan botol air mineral ke atas kepalanya. "Biar otakmu dingin !" Setelahnya Thalia melangkah lebar-lebar meninggalkan Devan yang menatap tidak percaya ada seorang wanita yang berani mengguyur dirinya di publik.

"Kurang ajar !" geram Devan sambil mengambil tissue untuk mengelap wajahnya. Mata birunya menatap ke sekelilingnya dan tampak orang-orang disana melihat dirinya dengan berbagai ekspresi. "Apa kalian lihat-lihat !"

***

Thalia masih menahan amarahnya agar tidak meledak di depan Rainer. Bagaimana pun dia tidak mau putranya berpikiran jelek baik tentang Devan maupun dirinya. Thalia bersikap seolah - olah tidak ada apa-apa dan masuk ke dalam ruang rawat Rainer yang sudah kosong.

"Lho ? Pada kemana?" tanya Thalia yang bingung sepupu Rainer pada hilang.

"Dijemput dan menjemput kekasih masing-masing baik halal dan perjalanan menuju halal ..." senyum Rainer.

Thalia tersenyum. "Oh... Gimana?"

"Mbak Diana dijemput suaminya bang Rauf, mas Aslan jemput istrinya, mbak Dev yang sedang membantu kasus Tante Marisol, mbak Brinda dijemput pacarnya Lee Yoo Joon-hyung dan mas Indy nebeng mas Aslan ..." jawab Rainer.

"Mereka sangat ramai ya..." senyum Thalia.

"Sangat ..." Rainer menatap Thalia. "Apakah Miss Colton baik-baik saja?"

"Kenapa memangnya?"

"Apakah Miss Colton habis menangis...?" Rainer memandang ibu kandungnya dengan penuh perhatian dari mata birunya.

Thalia tersenyum kecut. "Iya. Aku menangis memikirkan kamu, Rainer. Bagaimana jika tidak bisa bermain piano lagi..."

"Masih ada drum, masih ada perkusi... Tenang saja Miss Colton" senyum Rainer.

"Tapi kamu sangat mencintai piano kan?" Thalia menatap lembut ke Rainer.

"Sangat ! Kalau begitu miss Colton. Bagaimana jika kita berdua saling keras kepala?"

Thalia mengelus pipi Rainer. "Kita lihat siapa yang paling keras kepala... Deal?"

"Deal ! Aku harap segera bisa lepas dari gips dan perban ini supaya tidak dimasukkan kembali ke Sarkofagus..." kekeh Rainer.

Thalia tertawa. "Kamu tidak akan menjadi mumi di Piramida..."

Keduanya tertawa bersama.."Beginilah kalau aku punya Oom keturunan Mesir. Jadi dikit-dikit dikirim ke Sarkofagus..." kekeh Rainer.

***

Tanpa mereka berdua sadari, Devan berdiri di depan kamar Rainer dan mendengar semuanya. Ada rasa yang tidak bisa dia jabarkan. Bersyukur Thalia tidak bercerita apapun atau bagaimana support wanita itu ke anak kandungnya. Devan memejamkan matanya dan mungkin benar, Thalia tidak ada keinginan mengambil Rainer.

B, kenapa kamu menempatkan aku di situasi seperti ini?

***

Thalia pulang ke apartemennya dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Di bawa guyuran shower, Thalia melampiaskan semuanya dengan menangis keras karena bukan seperti ini yang dia mau. Tidak terbesit dalam benak Thalia untuk mengambil Rainer dari tangan Devan ataupun keluarganya yang sangat mencintainya.

Thalia hanya fokus kesembuhan Rainer dan berlatih dari awal lagi agar semua otot-ototnya kembali kuat dan bisa bermain piano seperti semula.

"Belinda, suamimu tidak seperti yang kamu ceritakan... Dia sangat menyebaaalllkkkaaannn !" teriak Thalia kesal.

***

Devan menatap Rainer yang sedang berusaha melatih jari jemarinya dan dirinya harus menahan rasa emosinya soal Thalia.

"Masih sakit, Rain?" tanya Devan.

"Lumayan Dad tapi kalau aku tidak paksakan bakalan lemas ototnya..."

"Jika ada orang yang hendak membantu kamu bisa bermain piano lagi... Kamu mau siapa?"

"Miss Colton" jawab Rainer tegas.

"Why? Apakah karena dia mummy kamu?"

Rainer tersenyum. "Dad, miss Colton adalah dosen musik dan dia pasti tahu latihan apa yang sesuai dengan kondisi aku sekarang jadi bukan karena dia ibu kandung aku. Dilihat dari sisi positifnya."

"Apakah ... Kamu sudah bisa menerima Miss Colton?" tanya Devan.

"So far, is okay. Sekarang pertanyaannya do you?" Rainer menatap Devan serius.

"Apa maksudmu Rain?" balas Devan bingung.

"Apakah Daddy bisa menerima kenyataannya bahwa miss Colton adalah ibu kandung aku ..." jawab Rainer.

Devan terdiam.

"Dad, aku tahu aku lahir karena rasa cinta Mommy ke Daddy. Aku tahu semuanya dan aku bersyukur lahir dari wanita yang ikhlas menjadi ibu pengganti mommy. Dad, tidak semua wanita bisa seperti Mommy atau miss Colton yang rela hamil tanpa suami. Mommy ikhlas menerima kenyataan bahwa aku lahir dari Miss Colton dan tujuan mommy adalah memiliki bagian darimu, Dad. Mommy tidak bisa memberikan itu..." ucap Rainer.

Devan hanya menatap wajah putranya yang semakin mirip dirinya dan Belinda. Padahal dia lahir dari benih aku dan Thalia tapi mengapa semakin mirip aku dan B? Apakah B berdoa agar putranya mirip dirinya dan B.

"Dad... Janganlah terlalu keras dengan miss Colton. Dia tidak salah apa-apa... Dia hanya membantu Mommy dan perlu Daddy tahu, aku tidak pernah menyalahkan keputusan mommy sebab kalau tidak, aku tidak akan berada diantara keluarga yang seru ini..." pinta Rainer.

Devan berusaha menyerap ucapan Rainer dan dirinya tidak habis pikir bagaimana anak 15 mau 16 tahun ini bisa memiliki pola pikir yang dewasa seperti ini.

B, Rainer sudah besar....

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

keren kamu T 😁

2024-03-13

1

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Usia ga m'jmin kdewasaan sseorng,ya kn????tuh bktinya,anknya lbh bijak drpd bpknya.....cma kna gmpar sm d siram doang mh ga seru,cba sruh nypu atw brsihin klam rnang pke skat gigi...wkwkwk.....

2024-03-06

1

ellyana imutz

ellyana imutz

cb ada oma imut bakaln d keplak tu kepala ny devan..org pinter pikiran picik to Van mikir ny cm takut ank ny d ambil y ...

2024-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!