Kekhawatiran Devan

Rainer dan Mirei pun berjalan menuju ruang kelas foreign music yang terdengar suara musik dari beberapa alat musik yang belum pernah Rainer dengar.

"Itu alat musik apa?" tanya Rainer.

"Itu Koto. Otousan sedang mengajar mahasiswanya" jawab Mirei.

"Kalau okasan kamu?"

"Oh okasan hanya seorang ibu rumah tangga tapi dia juga seorang editor banyak naskah novel. Jadi, aku seringnya baca draft novel author terkenal duluan sebelum naik cetak..." cengir Mirei.

Rainer mengangguk.

"Apa mommy kamu sudah tidak ada, Rainer ?" tanya Mirei yang tadi teringat Rainer mengatakan 'Almarhumah Mommy'.

"Mommyku meninggal lima tahun lalu akibat kecelakaan lalu lintas. Kamu ingat bulan Desember yang terjadi tabrakan karambol di jembatan Brooklyn?"

Mirei mengangguk. "Mommy kamu salah satu korbannya?"

Rainer mengangguk. "Mommy baru pulang dari rumah muridnya yang berkonsultasi tentang test SAT untuk masuk ke New York Art School... Malah mommy jadi korban..."

"Bagaimana dengan muridnya ?"

Rainer tersenyum sendu. "Pada suatu hari, dia datang ke rumah kami dan menunjukkan pada Daddy dan aku bahwa dia diterima di New York Art School jalur beasiswa. Dia menangis di hadapan Daddy dan aku karena jika bukan karena semangat mommy, dia tidak bisa masuk dengan beasiswa. Jadi dia mempersembahkan untuk mommy. Sekarang sudah menjadi seniman yang pameran di beberapa galeri seni. Dia juga tidak pernah absen mengundang kami kalau dia ada pameran..."

"Mommymu wanita yang baik..." senyum Mirei. "Kalau mommymu masih ada, pasti dia bangga sama kamu Rainer."

"Yes, mommy ku adalah macam malaikat... She's very nice and kind Lady..."

"Pasti mommymu cantik kan?"

Rainer mengangguk. "Sangat cantik !"

"Lalu apa Daddy kamu sudah menikah lagi?" tanya Mirei.

Rainer menggelengkan kepalanya. "Hati Daddy sudah dibawa mommy dan bagi Daddy, tidak ada yang bisa menggantikan posisi mommy..."

Mirei terkejut. "Bagaimana jika ada wanita yang bisa membuat Daddymu jatuh cinta lagi?"

Rainer mengedikkan bahunya. "Aku sudah bilang ke Daddy ... Berkencan lah... Eh dijawab. 'Daddy sudah berkencan ini'. Yeah right, kencan dengan pekerjaannya."

Mirei tertawa. "Mungkin memang belum menemukan wanita yang tepat ... "

"Mungkin ..."

Rainer dan Mirei melihat seorang pria dengan wajah khas Jepang yang mengingatkan pada tokoh anime Kento Nanami lengkap dengan rambut pirang, kacamata hitam, kemeja biru dan celana pantalon krem, sedang mengajarkan shamisen.

"Itu ... Ayahmu?" bisik Rainer.

"Yes. Yuta Hayashi. Kenapa?"

"Dia mirip Kento Nanami..." gumam Rainer membuat Mirei tertawa geli.

"Kamu akan cocok dengan otousanku karena dia juga penggemar Jujutsu Kaisen..."

Rainer melongo tidak percaya. "Really? Dia tidak sedang cosplay kan?"

Mirei hanya tersenyum penuh rahasia.

Introducing Mirei Hayashi

***

Thalia Colton berjalan di Central Park guna menikmati suasana musim panas yang cukup cerah di New York. Dia memang sudah tidak ada jadwal mengajar jadi bisa pulang lebih cepat dan bisa healing di taman terbesar di kota New York itu.

Wanita berdarah campuran itu pun menikmati makan hotdog dan kopinya sambil melihat banyak orang lalu lalang. Ada yang piknik, ada yang sedang melukis sketsa, ada yang sedang bertengkar dan berbagai macam hal lainnya. Thalia tersenyum tipis melihat pemandangan yang menurutnya sangat variatif dan membuat mood nya baik kembali.

Thalia banyak berpikir tentang Rainer. Entah apa tapi dia yakin bahwa dirinya dan bocah tampan itu memiliki hubungan spesial. Thalia bisa merasakan saat dia memeluk Rainer. Seperti... Insting seorang ibu. Thalia berharap perasaannya salah tapi entah mengapa dia merasa ini tidak salah ...

"Ya Tuhan ... Apakah benar itu dia?" gumam Thalia. Wanita itu langsung mengambil ponselnya dan menghubungi bagian adopsi anak. Namun wajah Thalia kembali manyun karena pihak adopsi tidak mau memberikan keterangan apapun padanya.

Thalia memandang seorang ibu yang sedang menggendong bayinya entah mengapa jadi teringat peristiwa 16 tahun lalu. Apakah ini memang sudah menjadi takdirku ? Tapi bagaimana dengan Devan? Jika memang Rainer adalah dia, dan aku diberikan kesempatan bisa mendidiknya, aku akan sangat bersyukur Tuhan.

Wanita itu menghabiskan hotdog dan kopinya lalu membuangnya ke dalam tong sampah. Thalia memutuskan untuk berjalan menuju mall milik keluarga Hamilton yang ada di daerah Manhattan.

***

"Nggak mbak ..." ucap Devan tegas saat Nadya merayunya untuk memodifikasi Subaru Forester miliknya.

"Ayolah Devan. Biar tambah ganteng ..." rayu Nadya dengan wajah memohon.

"Mbak, Subaru kamu itu udah keren. Mau dimodifikasi macam apalagi?" ucap Devan sebal ke kakak sepupunya yang suka merubah mobilnya yang sebenarnya sudah keren.

"Tapi Van ... Itu kurang dikasih lampu yang biar tampak estetik..." tetap Nadya mengeyel.

"Ampun deh istrinya Pak Omar Zidane satu ini yaaa !" gerutu Devan gemas. Keduanya memang sedang makan siang di sebuah restauran yang ada di mall milik keluarga Hamilton.

"Ya Devan Ya... Pleaseee?" Nadya mengerjap-ngerjapkan matanya yang indah itu.

"Iya deh ! Daripada telingaku sumpek dengan rengekan kamu, mbak ..." Devan terdiam saat melihat Thalia berjalan sambil mengenakan airpods dan wanita itu tampak santai.

"Ada apa Van?" Nadya menoleh ke belakang dimana adiknya tampak terpaku. "Cantik... Kamu naksir?"

"Bukan itu. Dia terlalu dekat dengan Rainer."

"Apa maksudmu?" Nadya pun semakin kepo.

"Wanita itu, Thalia Colton, adalah dosen musik Rainer di Julliard dan kemarin saat Rainer jamming session dengan Indy, dia memeluk erat dan sedikit mesra pada Rainer" jawab Devan penuh kebencian.

"Maksudmu... Dia naksir Rainer? Van, yang benar saja kamu ! Itu tuduhan yang tidak masuk akal..." desis Nadya. "Dia pantas menjadi ibunya !"

"Justru karena itu, aku sedikit khawatir setiap Rainer sekolah. Aku takut seperti kasus Mary Katherine "Mary Kay" Fualaau..." jawab Devan.

"Guru yang melecehkan muridnya? No, Devan ... Aku rasa dia bukan seperti itu. Dia cantik dan pasti sudah menikah ..." ucap Nadya.

"Dia belum pernah menikah mbak. Aku sudah menyelidikinya... Dia hidupnya sangat monoton ... Sempat mengalami kebangkrutan namun bisa bangkit lagi dan sekarang menjadi dosen di Julliard."

Nadya melongo. "Wanita secantik itu ... Masa tidak ada satu pun pria yang cocok?"

Devan mengedikkan bahunya. "Yang jelas, aku waspada betul soal Rainer. Aku takut terjadi sesuatu pada putraku..."

***

Julliard School

"Siapa ini Mirei?" senyum Yuta Hayashi usai mengajar mahasiswanya.

"Otousan, perkenalkan ini Rainer McCloud. Dia mahasiswa musik tapi belum pernah ke kelas foreign music..." senyum Mirei.

"Senang bertemu dengan anda Mr Kento Nanami... Eh, Mr Yuta Hayashi... " sapa Rainer sambil membungkuk hormat ke pria itu.

Yuta Hayashi terbahak mendengar ucapan Rainer. "So, kamu suka Jujutsu Kaisen hah?" kekeh pria itu.

"Very, Sir..." senyum Rainer.

"Oke. Besok kamu ada kuliah?" tanya Yuta.

"Ada pukul delapan hingga sebelas" jawab Rainer.

"Oke. Kamu makan siang bersama aku dan Mirei. Kita akan berdiskusi Jujutsu Kaisen" seringai Yuta Hayashi..

***

Yuuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂💕

Terpopuler

Comments

ellyana imutz

ellyana imutz

bocil kematian wes parno sik ..takut anak e d leceh kn..tp itu sangat wajar sih secara tinggal d NY itu tak pandang bulu lo tiada yg g mungkin kn...thalia itu ibu kandung rainer kali y ? smg sj bnr

2024-02-20

3

Uniie Gentra

Uniie Gentra

вιѕιĸ raιner мaĸѕυdnya ĸan ??

2024-02-20

1

amilia amel

amilia amel

hadew devan bukan gitu konsepnya... thalia hanya merasa rainer itu putranya bukan mahasiswa yg diincar utk dilecehkan 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2024-02-20

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!