Rainer Tahu

Ruang ICU Bellevue Hospital New York

Thalia menatap Devan dan Rainer bergantian dengan perasaan berkecamuk antara bingung, sedih atau senang karena akhirnya dipanggil 'Mum' oleh putra yang dilahirkannya dengan cara tidak lazim.

"Ba... Bagaimana... Rainer bilang begitu?" tanya Thalia.

Rainer tersenyum sambil memejamkan matanya. "I just knew..." jawabnya membuat kedua orangtuanya bingung.

"Kalian berdua keluar dulu ! Aku akan periksa Rainer !" Blaze datang bersama dengan dua orang perawat yang tadi melaporkan bahwa keponakannya sudah sadar.

Thalia pun keluar diikuti oleh Devan. Keduanya melihat dari balik kaca bagaimana Blaze memeriksa dengan cermat kondisi Rainer sambil terus mengajak bicara seolah ingin tahu apakah remaja itu mendapatkan akibat dari gegar otaknya seperti pusing yang sangat hebat atau pun amnesia.

Devan terharu saat Blaze mencium pucuk kepala keponakannya dengan penuh kasih sayang lalu memegang pipi Rainer lembut. Setelahnya Blaze pun keluar menghampiri keduanya yang menatapnya cemas.

"Bagaimana mbak Bee?" tanya Devan.

"Anakmu benar-benar beruntung. Otaknya baik-baik saja, kakinya bisa merasakan dan bergerak sedikit jadi tidak ada indikasi lumpuh, dan masih mengingat semuanya, Van..." Blaze menoleh ke arah Thalia. "Rainer meminta kamu untuk pulang, Thalia. Katanya supaya besok bisa segar buat menemaninya ..."

Thalia melongo. "Tapi..."

"Pulanglah Thalia. Turuti permintaan Rainer. Biar Zen yang antar kamu..." ucap Devan dengan nada yang tidak bisa dibantah.

Thalia menatap wajah dua bersaudara itu bergantian dan akhirnya mengangguk. Wanita itu melambaikan tangannya ke Rainer yang hanya dijawab anggukan karena lengan remaja itu masih di gips.

"Baiklah. Besok aku akan kemari ... Apakah Rainer akan dipindahkan ke kamar biasa, dokter Bianchi ?" tanya Thalia.

"Besok pagi akan kami pindahkan ke kamar biasa. Nanti biar Devan kasih informasi kamarnya..." Blaze menepuk bahu Devan. "Mbak Bee akan urus kamar VIP Rainer dulu." Dokter yang masih cantik di usianya yang kepala lima itu berpamitan ke Devan dan Thalia.

"Berikan nomor ponsel mu" pinta Devan.

Thalia pun memberikan nomor ponselnya dan Devan menyimpannya. Pria itu lalu menghubungi Zen yang berada di luar area ICU untuk mengantarkan Thalia pulang.

"Aku pulang dulu Devan..." ucap Thalia saat melihat Zen di balik pintu ruang ICU.

"Ya."

Sekali lagi Thalia melambaikan tangannya ke Rainer dan berjalan keluar dari ruang ICU untuk menemui Zen. Keduanya pun menghilang ke dalam lift sementara Devan masih tetap menatap putranya yang terlelap kembali.

Bagaimana kamu tahu kalau Thalia itu adalah mummymu?

***

Rainer dipindahkan ke kamar rawat biasa setelah Blaze memberikan ijin dan Devan menemani putranya di dalam kamar VIP itu. Scarlett yang jaga malam pun datang sambil membawakan makanan untuk Oomnya.

"Apa ini Scarlett?" tanya Devan bingung usai keluar dari kamar mandi melihat keponakannya berada di pinggir tempat tidur Rainer.

"Kiriman mama, Oom. Sama donut yang diberikan salah satu mantan pasienku. Dia bekerja di toko donut dan tahu aku shift malam jadi dikirim banyak..." senyum Scarlett.

"Ya ampun, lama-lama Oom gendut disini ..." gerutu Devan.

"Aku... Boleh makan ... Donut?" tanya Rainer.

"Kamu udah kentut kan?" tanya Scarlett yang dijawab anggukan Rainer.

"Tadi juga udah ... minum ..."

Scarlett mengelus tangan Rainer. "Mau rasa apa?"

"Coklat..."

***

Rainer makan separuh donutnya dan Scarlett memeriksa kembali kondisi adik sepupunya. Setelahnya, gadis itu pun keluar untuk kembali bekerja.

Devan pun menghabiskan makanan yang dibuatkan oleh Ajeng dan pria itu sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat care satu sama lain. Devan belum berani menceritakan pada Rama status Rainer karena dia tidak mau ayahnya shock dan bisa kena serangan jantung. Devan ingin setelah Rainer membaik, baru dia cerita pada Rama dan Astuti.

"Rainer...." panggil Devan yang duduk di sebelah tempat tidur putranya.

"Ya Dad... "

"Kenapa kamu ... Tidak kaget soal Thalia ?" Devan menatap putranya yang tampan itu.

"Karena... Saat aku tertabrak... Aku mendengar... Miss Colton bilang ... Dia mummy ku... Sebelum aku pingsan."

"Tapi ... Apa kamu tidak merasa gimana-gimana?" tanya Devan.

"Sebab Dad, mommy datang dan bilang kalau Miss Colton adalah ibu kandung aku ..."

Devan melongo. Apa?

"Dad, ingat kata mas Lachlan... Jika kita dalam kondisi tidak baik, akan bertemu orang yang sudah meninggal... Dan aku bertemu mommy..."

"Apakah mommy mengatakan sesuatu?"

Rainer tersenyum. "Selain bilang miss Colton adalah mummy aku, mommy minta Daddy jangan nangis ... Jelek ..."

Devan tersenyum. "Sangat khas mommy mu." Devan teringat dia dan Belinda nonton film klasik Hachiko dan dirinya menangis membuat Belinda meledeknya.

"Kamu jelek, D , kalau nangis !"

"Dad... Bagaimana aku bisa jadi anak Daddy dan Miss Colton? Kan Daddy tidak pernah bertemu miss Colton Sebelumnya..." tanya Rainer.

"Boy ... Besok saja ceritanya. Kamu beristirahat lah dahulu ..." senyum Devan karena sejujurnya dirinya tidak bisa bercerita kejadian sebenarnya.

Rainer mengangguk lalu memejamkan matanya dan tak lama terlelap. Devan menatap wajah Rainer dengan penuh kasih sayang.

"Daddy tidak tahu jika kamu adalah harta yang dititipkan oleh mommymu melalui Thalia... Mommy mu adalah wanita yang memiliki hati seluas samudra..." Devan tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Belinda saat dirinya tidak bisa hamil-hamil sementara Thalia langsung hamil.

Devan semakin kagum dengan kuatnya perasaan Belinda yang tahu bahwa Rainer bisa dikatakan putra suaminya dengan bibit wanita lain. Kamu memang benar-benar wanita yang mengagumkan, B.

***

Keesokan harinya Thalia datang sambil membawakan makanan khas Mexico karena Thalia masih ada keturunan dari nenek buyut pihak ibunya. Devan tadi malam mengirimkan pesan yang cukup singkat. Hanya nomor kamar Rainer dan di lantai berapa. Tidak ada ABCD cukup hanya informasi yang penting, singkat, padat dan jelas.

Thalia mengetuk pintu dan melihat Rainer sedang diperiksa oleh Rasendriya, yang diketahui adalah putra dokter Blaze Bianchi.

"Good morning.." salam Thalia.

"Good morning Miss Colton..." balas Rasendriya sambil tersenyum.

"Bagaimana Rainer pagi ini?" tanya Thalia sambil meletakkan kotak-kotak makanan diatas meja dan melepaskan mantelnya.

"So far sudah bagus... Maaf miss Colton. Anda membawakan makanan apa? Karena Rainer tidak boleh makan makanan berat dulu ..." tanya Rasendriya. "Meskipun semalam makan donut ..."

"Duh, aku membawakan Chilaquiles ..." Thalia menepuk jidatnya merutuki kebodohannya membawa makanan yang bisa membuat Rainer amburadul.

Chilaquiles mirip dengan nachos, namun lebih mengenyangkan karena terdapat telur dan ayam dan biasanya disajikan saat sarapan. Tortilla jagung yang dipotong empat kemudian ditaburi berbagai macam topping seperti salsa merah atau hijau, telur orak arik atau telur goreng, ayam suwir, dan tentu saja sour cream dan keju.

Rasendriya tertawa. "Buat saya saja Miss Colton. Rainer tidak boleh makan makanan yang asam dulu..."

Thalia memberikan satu kotak untuk Rasendriya. "Maafkan saya dokter Bianchi ..."

"It's okay. Saya tahu miss Colton terlalu excited soal Rainer kan?" Rasendriya melihat satu kotak makan lagi. "Itu buat siapa?"

"Oh buat saya nanti sambil menunggui Rainer..." jawab Thalia.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Hana Reeves

Hana Reeves

buat saya

2024-02-29

2

The Way

The Way

buat saya atau buat devan???

2024-02-29

2

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Devan msh jutek aja sm thalia,mskpn dia tau kl thalia ibu anknya....mga aja mreka b'jdoh,biar rain pnya kluarga yg lngkp...

2024-02-28

2

lihat semua
Episodes
1 Devan Reeves McCloud
2 Belinda Dawson
3 Thalia Colton
4 Devan dan Thalia
5 Rainer dan Indiana Blair
6 Jamming Dadakan
7 Mirei Hayashi
8 Kekhawatiran Devan
9 Devan dan Yuta
10 Rainer Kecelakaan
11 Thalia Mendonorkan Darah
12 Latar Belakang Rainer
13 Rainer Sadar
14 Rainer Tahu
15 Devan Mencari Tahu
16 Tekad Tahlia
17 Kamu Tidak Bisa Seenaknya
18 Jangan Salahkan Miss Colton
19 Ke Apartemen Thalia
20 What The...
21 May I Call You Mummy?
22 Lagu TK
23 Usul Yuta Hayashi
24 Thalia Pusing
25 Bayu dan Ajeng
26 Thalia Pusing
27 Ke London
28 Jangan Cerewet !
29 Bertemu Keluarga Devan
30 Permintaan Rainer
31 Devan Galau
32 Rainer Boleh Pulang
33 Di Penthouse Devan
34 Kamu Tidak Flu Kan?
35 Montir Seksih
36 Permintaan Rainer ( kedua )
37 Get A Room !
38 Mummy Sakit?
39 Lazy Day
40 Pernyataan Devan
41 Ingin Anak Perempuan
42 PRC Group
43 Yay !
44 Rayline
45 Penerus McC Custom
46 Alan Sasongko
47 SiAlan
48 Di Poughkeepsie
49 Philip 'Pip' O'Grady
50 Bersama Pip
51 Daripada Dipanggil SiAlan
52 Ke Stockholm Swedia
53 Bulik Seminggu
54 Mulut Merica
55 Tom and Jerry
56 Hati-hati Ray
57 Aurora
58 Tidak Bisa Tidur
59 Galau
60 Karma Is A B...
61 Kembali ke Poughkeepsie
62 Anu ...
63 Devan v Alan
64 Pasha Park
65 Devan dan Ngereognya
66 Devan Bertanya Pada Matt
67 Kembali ke Poughkeepsie
68 Monte Carlo
69 Gelang Couple
70 Perlombaan Hari Kedua di Monte Carlo
71 Rencana Devan
72 Alan Takut
73 Devan Uring-uringan
74 Di Poughkeepsie
75 Belajar Menembak
76 Cara Devan
77 Budi Ala Alan
78 Superstition
79 To Love Somebody
80 Perlombaan Hari Pertama di Kroasia
81 Akhirnya
82 Masih Di Kroasia
83 Repot Demi Dominic
84 Di London
85 Alan Pening
86 Persiapan Balapan Kenya
87 Di Kenya
88 Rencana Alan
89 Keluarga Emir Auto Oke
90 In Your Eyes
91 Devan dan Alan... Again
92 Lamaran ala Alan
93 Alan dan Keluarga Rayline
94 Alan Pusing
95 Balapan di Portugal
96 Di Brussels
97 Pria-pria Léopold
98 Rayline dan Amina
99 Akira dan Amina
100 Bertemu Keluarga Rao
101 Masih di Brussels
102 Yang Penting Jujur Kan?
103 Kejutan Anak Dubai
104 Alan Macam Di Toko Mainan
105 Jiwa Misqueen Alan
106 Masih Di Dubai
107 Sini, Paklik Ajarin
108 Kucing Versi Rauf dan Alan
109 Istana Khalid
110 Balapan Di Qatar
111 Bocil Kematian Next Gen
112 Masih Tentang Beskap
113 Pusing
114 Menghitung Hari
115 Judulnya Kawin-kawinan Part 1
116 Judulnya Kawin-kawinan Part 2
117 Finale ( END )
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Devan Reeves McCloud
2
Belinda Dawson
3
Thalia Colton
4
Devan dan Thalia
5
Rainer dan Indiana Blair
6
Jamming Dadakan
7
Mirei Hayashi
8
Kekhawatiran Devan
9
Devan dan Yuta
10
Rainer Kecelakaan
11
Thalia Mendonorkan Darah
12
Latar Belakang Rainer
13
Rainer Sadar
14
Rainer Tahu
15
Devan Mencari Tahu
16
Tekad Tahlia
17
Kamu Tidak Bisa Seenaknya
18
Jangan Salahkan Miss Colton
19
Ke Apartemen Thalia
20
What The...
21
May I Call You Mummy?
22
Lagu TK
23
Usul Yuta Hayashi
24
Thalia Pusing
25
Bayu dan Ajeng
26
Thalia Pusing
27
Ke London
28
Jangan Cerewet !
29
Bertemu Keluarga Devan
30
Permintaan Rainer
31
Devan Galau
32
Rainer Boleh Pulang
33
Di Penthouse Devan
34
Kamu Tidak Flu Kan?
35
Montir Seksih
36
Permintaan Rainer ( kedua )
37
Get A Room !
38
Mummy Sakit?
39
Lazy Day
40
Pernyataan Devan
41
Ingin Anak Perempuan
42
PRC Group
43
Yay !
44
Rayline
45
Penerus McC Custom
46
Alan Sasongko
47
SiAlan
48
Di Poughkeepsie
49
Philip 'Pip' O'Grady
50
Bersama Pip
51
Daripada Dipanggil SiAlan
52
Ke Stockholm Swedia
53
Bulik Seminggu
54
Mulut Merica
55
Tom and Jerry
56
Hati-hati Ray
57
Aurora
58
Tidak Bisa Tidur
59
Galau
60
Karma Is A B...
61
Kembali ke Poughkeepsie
62
Anu ...
63
Devan v Alan
64
Pasha Park
65
Devan dan Ngereognya
66
Devan Bertanya Pada Matt
67
Kembali ke Poughkeepsie
68
Monte Carlo
69
Gelang Couple
70
Perlombaan Hari Kedua di Monte Carlo
71
Rencana Devan
72
Alan Takut
73
Devan Uring-uringan
74
Di Poughkeepsie
75
Belajar Menembak
76
Cara Devan
77
Budi Ala Alan
78
Superstition
79
To Love Somebody
80
Perlombaan Hari Pertama di Kroasia
81
Akhirnya
82
Masih Di Kroasia
83
Repot Demi Dominic
84
Di London
85
Alan Pening
86
Persiapan Balapan Kenya
87
Di Kenya
88
Rencana Alan
89
Keluarga Emir Auto Oke
90
In Your Eyes
91
Devan dan Alan... Again
92
Lamaran ala Alan
93
Alan dan Keluarga Rayline
94
Alan Pusing
95
Balapan di Portugal
96
Di Brussels
97
Pria-pria Léopold
98
Rayline dan Amina
99
Akira dan Amina
100
Bertemu Keluarga Rao
101
Masih di Brussels
102
Yang Penting Jujur Kan?
103
Kejutan Anak Dubai
104
Alan Macam Di Toko Mainan
105
Jiwa Misqueen Alan
106
Masih Di Dubai
107
Sini, Paklik Ajarin
108
Kucing Versi Rauf dan Alan
109
Istana Khalid
110
Balapan Di Qatar
111
Bocil Kematian Next Gen
112
Masih Tentang Beskap
113
Pusing
114
Menghitung Hari
115
Judulnya Kawin-kawinan Part 1
116
Judulnya Kawin-kawinan Part 2
117
Finale ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!