Latar Belakang Rainer

Markas NYPD Precinct Manhattan New York

Omar Zidane hanya menggelengkan kepalanya melihat istrinya berada di dalam sel tahanan karena menghajar remaja yang menabrak Rainer. Chief FBI biro New York itu hanya tersenyum kesal melihat istrinya sangat-sangat bar-bar.

"Nadya..." panggil Omar saat melihat istrinya malah memberikan pembelaan hukum pro bono ke napi yang ditahan disana.

"Hai sayang. Maaf ya malam ini aku tidak pulang" senyum Nadya cuek.

"Baik-baik ya disana ..." balas Omar yang sudah hapal dengan gaya istrinya.

"Okay !" sahut Nadya ceria.

Omar pun pergi meninggalkan istrinya yang masih memberikan penjelasan hukum.

***

Bellevue Hospital New York

Devan melihat Thalia tampak lelah, tertidur di kursi tunggu. Satu sisi Devan ingin mengkonfrontir malam ini juga dengan emosi tinggi, tapi sisi lainnya melarangnya karena bagaimana pun Thalia sudah menyelamatkan nyawa Rainer dengan menyumbangkan darahnya.

Devan pun berjalan menuju vending machine dan mengambil dua kaleng kopi lalu menghampiri Thalia. Devan menggoyangkan bahu wanita itu pelan dan mata coklat Thalia pun terbuka.

"Ba.. bagaimana Rainer ?" tanya Thalia saat melihat Devan.

"Masih tidur. Semuanya stabil. Kopi?" tawar Devan sambil memberikan kaleng kopi.

Thalia pun merubah posisinya menjadi duduk dan menerima kaleng kopi itu. "Terima kasih..."

Devan pun duduk di sebelah Thalia. "Ceritakan padaku. Bagaimana darahmu bisa sama dengan Rainer... Apakah kamu benar ibunya? Apa maksud kamu Rainer anak kita berdua? Aku tidak pernah bertemu kamu, tidak pernah tidur dengan kamu. Satu-satunya wanita yang aku ajak tidur bersama hanyalah Belinda. Dan itu pun setelah kami menikah ..."

Thalia merasa betapa beruntungnya Belinda mendapatkan suami Devan yang sangat setia dan menjaga dirinya. Sungguh, sangat langka di dunia ini ada pria yang sangat berkomitmen seperti Devan.

"Jika aku bercerita... Apakah kamu akan marah?" Thalia menoleh ke arah Devan.

"Jika yang kamu ceritakan adalah suatu kejujuran, aku bisa menerimanya. Jika bukan, aku bisa membuat kamu tidak akan menemui Rainer selamanya..." jawab Devan dingin.

Thalia menarik wajahnya dari Devan dan menghela nafas panjang. "Ini adalah perjanjian aku dengan Belinda ..."

Devan terkejut. "Kamu kenal Belinda?"

Thalia mengangguk. "Aku ceritakan apa yang terjadi 16 tahun lalu ..."

***

Central Park, 16 tahun lalu

Thalia mendongakkan wajahnya dan rasanya ingin menangis karena uang kuliahnya yang seharusnya dibuat biayanya di Julliard, diambil oleh ayah tirinya. Mungkin bagi orang lain tidak seberapa tapi bagi dirinya, sangatlah berharga untuk biaya kelulusan sebentar lagi.

Aku benar-benar bangkrut !

Thalia tidak memiliki tempat tinggal, tidak memiliki tabungan yang diambil semua oleh ayah tirinya setelah ibunya meninggal. Dirinya sekarang hanya tinggal di motel murah dan terkadang di mobilnya tergantung uang yang dimilikinya.

Gadis itu menundukkan kepalanya dan tanpa terasa air matanya menetes. Kuliahnya hanya tinggal enam bulan dan wisuda tapi dia ada kemungkinan besar akan drop out jika tidak bisa membayar uang semester ini dan wisuda. Uang di rekening tabungan hanya tinggal $100 dan yang di dompet hanya $40 dan 75 sen.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

Thalia mendongakkan wajahnya dan dia melihat seorang wanita cantik dengan rambut coklat dan mata biru yang indah duduk di sebelahnya. Dimata Thalia, wanita ini adalah wanita tercantik yang pernah dia lihat.

"I'm sorry..." Thalia mengusap pipinya yang basah.

"Apakah kamu dalam kesulitan? Namaku Belinda McCloud by the way. Kamu?" wanita cantik itu mengulurkan tangannya.

"Thalia. Thalia Colton" jawab Thalia sambil bersalaman.

"Aku guru di kelas art sebuah High School. Kamu anak Julliard?" tanya Belinda.

"How do..."

"Sweater kamu ..."

Thalia hanya tersenyum bodoh, lupa dia memakai sweater Julliard. "Iya, aku anak Julliard yang kemungkinan akan di DO Karena tidak memiliki uang untuk semester ini..."

"Ceritakan padaku..."

Entah mengapa Thalia merasa nyaman dengan Belinda. Mungkin karena wanita itu adalah seorang guru jadi dia paham keadaan dirinya. Keduanya pun sering bertemu selama dua Minggu di Central Park hingga akhirnya Thalia tahu Belinda merasa resah tidak bisa memberikan anak kepada suaminya.

Belinda menawarkan pada Thalia untuk ikut program IVF bersamanya. Jika dia hamil, dan Thalia hamil, maka dua bayi itu akan diasuh Belinda tapi jika Thalia yang hamil maka Belinda akan mengadopsinya.

"Tapi Belinda, aku masih perawan. Aku tidak..."

"No, aku akan minta pada dokter bagaimana caranya jangan sampai merusak hymen kamu. Jika kamu hamil, kamu akan melahirkan secara Caesar. Jadi tidak ada masalah kamu menikah nanti..." ucap Belinda.

Thalia berpikir hampir tiga hari apalagi Belinda bersedia merawat Thalia memberikan biaya yang tidak sedikit jika hamil. Semua akan menjadi tanggung jawab Belinda. Memikirkan uang yang ditawarkan tidak main-main, Thalia pun akhirnya mau melakukan progam bayi tabung.

Belinda dan Thalia pun memeriksakan kondisinya di klinik private yang membutuhkan waktu sebulan untuk memeriksa semuanya. Keduanya pun diberikan obat penyubur dan rutin USG serta transvaginal. Setelah masa ovulasi keduanya pun melakukan operasi kecil untuk mengeluarkan sel telur.

Setelah mendapatkan sel telur, dilakukan proses inseminasi dan fertilisasi. Sperma pria akan ditempatkan bersama dengan sel telur dengan kualitas terbaik. Prosedur pencampuran sperma dan sel telur ini disebut inseminasi. Telur dan sperma kemudian disimpan dalam ruang yang lingkungannya dikontrol. Sperma biasanya akan membuahi sel telur beberapa jam setelah inseminasi.

Ketika telur yang dibuahi membelah, itu menjadi embrio. Staf laboratorium akan secara teratur memeriksa embrio untuk memastikan embrio tumbuh dengan baik. Dalam waktu sekitar 5 hari, embrio normal memiliki beberapa sel yang aktif membelah.

Setelahnya embrio itu dimasukkan ke dalam rahim. Mereka pun menunggu karena jika embrio menempel pada dinding rahim ( implan ) dan tumbuh serta berkembang, maka terjadi kehamilan. Thalia harus cuti dari Julliard saat tahu dirinya hamil. Belinda yang melakukan IVF, tidak berhasil. Selama Thalia hamil, semua biaya ditanggung Belinda. Bahkan Belinda membelikan apartemen yang cukup mewah untuknya. Thalia sempat bertanya apakah suaminya tidak curiga dengan uang yang dikeluarkan oleh Belinda.

"Tidak usah kamu pikirkan. Devan tidak pernah meributkan uang yang sudah dia berikan padaku. Itu adalah uang jajan aku istilahnya jadi Devan tidak akan bertanya-tanya" jawab Belinda.

"Apakah kita tidak akan bertemu lagi jika aku melahirkan bayi ini?" tanya Thalia.

"Aku bisa memberikan update padamu... Bagaimana pun kamu adalah ibunya tapi aku minta, jangan sampai Devan tahu. Cukup tahu, ini bayi yang ingin aku adopsi..." senyum Belinda.

Hingga waktunya lahiran, Belinda yang mengurus semuanya bahkan mengijinkan Thalia memberikan asi eksklusif selama sebulan sebelum putranya diadopsi resmi oleh Belinda dan Devan McCloud. Thalia lalu meneruskan hidupnya apalagi dia mendapatkan kompensasi sangat lumayan untuk bisa melanjutkan kuliahnya dan mengambil kelas menjadi dosen. Selama sepuluh tahun, Belinda rutin menceritakan tentang Rainer namun setelahnya berhenti.

Thalia tidak tahu jika Belinda sudah meninggal dan mengira wanita itu pindah dari New York tanpa dia sadari benar-benar pindah dunia lain. Hingga dia bertemu dengan Rainer lima bulan lalu yang mendaftar masuk Julliard.

***

Present Day

Devan tertegun mendengar cerita Thalia.

"Belinda ingin kamu memiliki darah dagingmu sendiri, Devan. Tiga kali dia melakukan IVF selama aku hamil dan tetap saja tidak berhasil. Dia... sangat ingin... Sangat ingin memberikan anak padamu..." Thalia mendongakkan wajahnya sambil menangis. "Maaf Devan ... "

Devan mengusap dagunya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. "Jadi ... Rainer benar-benar anakku dan kamu?"

Thalia mengangguk. "Aku sudah berjanji pada Belinda untuk tidak mengusik kebahagiaannya. Aku punya semua foto-foto Rainer hingga dia berusia sepuluh tahun... Jujur aku tidak tahu Belinda sudah meninggal... Aku baru bertemu Rainer saat dia masuk Julliard... "

Devan tidak tahu apakah dia harus marah atau senang bahwa Rainer adalah putra kandungnya tapi bukan dengan Belinda. Bahkan dia tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya sekarang.

"Aku ... Aku butuh udara segar ..." Devan pun berdiri dan berjalan keluar dari bagian ICU.

Thalia menundukkan wajahnya dan menangis. Entah menangis lega semuanya sudah terbuka atau sedih tidak bisa menepati janji pada Belinda.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

🥰Siti Hindun

🥰Siti Hindun

terjawab sudah apa yg menjadi tanda tanya selama ini..

2024-06-20

1

Juariah Nurbaiti

Juariah Nurbaiti

oh begitu ceritanya

2024-02-27

2

Elsa Fanie

Elsa Fanie

ya Allah,🥺🥺🥺g bisa berkata apa-apa

2024-02-27

2

lihat semua
Episodes
1 Devan Reeves McCloud
2 Belinda Dawson
3 Thalia Colton
4 Devan dan Thalia
5 Rainer dan Indiana Blair
6 Jamming Dadakan
7 Mirei Hayashi
8 Kekhawatiran Devan
9 Devan dan Yuta
10 Rainer Kecelakaan
11 Thalia Mendonorkan Darah
12 Latar Belakang Rainer
13 Rainer Sadar
14 Rainer Tahu
15 Devan Mencari Tahu
16 Tekad Tahlia
17 Kamu Tidak Bisa Seenaknya
18 Jangan Salahkan Miss Colton
19 Ke Apartemen Thalia
20 What The...
21 May I Call You Mummy?
22 Lagu TK
23 Usul Yuta Hayashi
24 Thalia Pusing
25 Bayu dan Ajeng
26 Thalia Pusing
27 Ke London
28 Jangan Cerewet !
29 Bertemu Keluarga Devan
30 Permintaan Rainer
31 Devan Galau
32 Rainer Boleh Pulang
33 Di Penthouse Devan
34 Kamu Tidak Flu Kan?
35 Montir Seksih
36 Permintaan Rainer ( kedua )
37 Get A Room !
38 Mummy Sakit?
39 Lazy Day
40 Pernyataan Devan
41 Ingin Anak Perempuan
42 PRC Group
43 Yay !
44 Rayline
45 Penerus McC Custom
46 Alan Sasongko
47 SiAlan
48 Di Poughkeepsie
49 Philip 'Pip' O'Grady
50 Bersama Pip
51 Daripada Dipanggil SiAlan
52 Ke Stockholm Swedia
53 Bulik Seminggu
54 Mulut Merica
55 Tom and Jerry
56 Hati-hati Ray
57 Aurora
58 Tidak Bisa Tidur
59 Galau
60 Karma Is A B...
61 Kembali ke Poughkeepsie
62 Anu ...
63 Devan v Alan
64 Pasha Park
65 Devan dan Ngereognya
66 Devan Bertanya Pada Matt
67 Kembali ke Poughkeepsie
68 Monte Carlo
69 Gelang Couple
70 Perlombaan Hari Kedua di Monte Carlo
71 Rencana Devan
72 Alan Takut
73 Devan Uring-uringan
74 Di Poughkeepsie
75 Belajar Menembak
76 Cara Devan
77 Budi Ala Alan
78 Superstition
79 To Love Somebody
80 Perlombaan Hari Pertama di Kroasia
81 Akhirnya
82 Masih Di Kroasia
83 Repot Demi Dominic
84 Di London
85 Alan Pening
86 Persiapan Balapan Kenya
87 Di Kenya
88 Rencana Alan
89 Keluarga Emir Auto Oke
90 In Your Eyes
91 Devan dan Alan... Again
92 Lamaran ala Alan
93 Alan dan Keluarga Rayline
94 Alan Pusing
95 Balapan di Portugal
96 Di Brussels
97 Pria-pria Léopold
98 Rayline dan Amina
99 Akira dan Amina
100 Bertemu Keluarga Rao
101 Masih di Brussels
102 Yang Penting Jujur Kan?
103 Kejutan Anak Dubai
104 Alan Macam Di Toko Mainan
105 Jiwa Misqueen Alan
106 Masih Di Dubai
107 Sini, Paklik Ajarin
108 Kucing Versi Rauf dan Alan
109 Istana Khalid
110 Balapan Di Qatar
111 Bocil Kematian Next Gen
112 Masih Tentang Beskap
113 Pusing
114 Menghitung Hari
115 Judulnya Kawin-kawinan Part 1
116 Judulnya Kawin-kawinan Part 2
117 Finale ( END )
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Devan Reeves McCloud
2
Belinda Dawson
3
Thalia Colton
4
Devan dan Thalia
5
Rainer dan Indiana Blair
6
Jamming Dadakan
7
Mirei Hayashi
8
Kekhawatiran Devan
9
Devan dan Yuta
10
Rainer Kecelakaan
11
Thalia Mendonorkan Darah
12
Latar Belakang Rainer
13
Rainer Sadar
14
Rainer Tahu
15
Devan Mencari Tahu
16
Tekad Tahlia
17
Kamu Tidak Bisa Seenaknya
18
Jangan Salahkan Miss Colton
19
Ke Apartemen Thalia
20
What The...
21
May I Call You Mummy?
22
Lagu TK
23
Usul Yuta Hayashi
24
Thalia Pusing
25
Bayu dan Ajeng
26
Thalia Pusing
27
Ke London
28
Jangan Cerewet !
29
Bertemu Keluarga Devan
30
Permintaan Rainer
31
Devan Galau
32
Rainer Boleh Pulang
33
Di Penthouse Devan
34
Kamu Tidak Flu Kan?
35
Montir Seksih
36
Permintaan Rainer ( kedua )
37
Get A Room !
38
Mummy Sakit?
39
Lazy Day
40
Pernyataan Devan
41
Ingin Anak Perempuan
42
PRC Group
43
Yay !
44
Rayline
45
Penerus McC Custom
46
Alan Sasongko
47
SiAlan
48
Di Poughkeepsie
49
Philip 'Pip' O'Grady
50
Bersama Pip
51
Daripada Dipanggil SiAlan
52
Ke Stockholm Swedia
53
Bulik Seminggu
54
Mulut Merica
55
Tom and Jerry
56
Hati-hati Ray
57
Aurora
58
Tidak Bisa Tidur
59
Galau
60
Karma Is A B...
61
Kembali ke Poughkeepsie
62
Anu ...
63
Devan v Alan
64
Pasha Park
65
Devan dan Ngereognya
66
Devan Bertanya Pada Matt
67
Kembali ke Poughkeepsie
68
Monte Carlo
69
Gelang Couple
70
Perlombaan Hari Kedua di Monte Carlo
71
Rencana Devan
72
Alan Takut
73
Devan Uring-uringan
74
Di Poughkeepsie
75
Belajar Menembak
76
Cara Devan
77
Budi Ala Alan
78
Superstition
79
To Love Somebody
80
Perlombaan Hari Pertama di Kroasia
81
Akhirnya
82
Masih Di Kroasia
83
Repot Demi Dominic
84
Di London
85
Alan Pening
86
Persiapan Balapan Kenya
87
Di Kenya
88
Rencana Alan
89
Keluarga Emir Auto Oke
90
In Your Eyes
91
Devan dan Alan... Again
92
Lamaran ala Alan
93
Alan dan Keluarga Rayline
94
Alan Pusing
95
Balapan di Portugal
96
Di Brussels
97
Pria-pria Léopold
98
Rayline dan Amina
99
Akira dan Amina
100
Bertemu Keluarga Rao
101
Masih di Brussels
102
Yang Penting Jujur Kan?
103
Kejutan Anak Dubai
104
Alan Macam Di Toko Mainan
105
Jiwa Misqueen Alan
106
Masih Di Dubai
107
Sini, Paklik Ajarin
108
Kucing Versi Rauf dan Alan
109
Istana Khalid
110
Balapan Di Qatar
111
Bocil Kematian Next Gen
112
Masih Tentang Beskap
113
Pusing
114
Menghitung Hari
115
Judulnya Kawin-kawinan Part 1
116
Judulnya Kawin-kawinan Part 2
117
Finale ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!