Kamu Tidak Bisa Seenaknya

Ruang Rawat Inap Rainer

"Apakah Miss Colton yakin?" tanya Rainer.

"Menurut dokter Bianchi begitu..."

Rainer tersenyum. "Miss Colton, aku adalah official keturunan McCloud dan kami sangat keras kepala. Jika Tante Bee bilang begitu, kan baru prediksi tapi aku bisa patahkan !"

Thalia tersenyum. "Jadi kamu akan tetap berusaha keras bisa kembali bermain piano?"

"Miss Colton, Oma buyut aku juga pernah mengalami hal seperti dan Oma Rhea adalah lulusan Julliard serta bermain di Broadway. Oma bisa bermain piano lagi juga karena keras kepala jadi aku ada contohnya kan?" senyum Rainer. ( Baca Menikahi Suami Sahabatku dan My Rey ).

Thalia memegang tangan Rainer. "That's my boy !"

"Mommy juga tidak suka melihat anaknya menyerah kan? Maksud aku mommy Belinda..." jawab Rainer tidak enak. Sejujurnya Rainer masih berusaha menerima Thalia sebagai ibu kandungnya karena situasinya sangat cepat dan complicated.

"It's okay Rainer. Kamu adalah anak mommy Belinda, sayang. Aku ibu biologis kamu. Kamu sejak lahir sudah bersama mommy Belinda jadi itu sudah sewajarnya dan seharusnya, mommy Belinda yang menjadi prioritas kamu..." senyum Thalia yang bisa paham putranya masih mengalami dilema. Rainer menerimanya saja itu sudah suatu kelegaan tersendiri karena bisa saja remaja tampan itu menolaknya mentah-mentah karena merasa dirinya ditolak ibu kandungnya.

Thalia tidak mau itu. Thalia tahu pasti akan sakit jika Rainer menolaknya tapi Rainer adalah anak dengan pola didik yang baik. Rainer sangat dewasa dibandingkan usianya.

"Haaaiii ... Ya ampun Rainer ... Kenapa kamu macam imothep?" goda Aaliyah Saab Bianchi saat masuk ke dalam ruang rawat inap adik iparnya.

"Hai mbak Al .." sapa Rainer.

Aaliyah menoleh ke arah Thalia. "Halo, aku dokter Aaliyah Saab Bianchi. Keponakannya dokter Bianchi ... Aku dokter ortopedi dan Traumatologi yang kebetulan ada seminar disini jadi sekalian memeriksa kondisi Rainer..." Dokter cantik itu mengulurkan tangannya ke Thalia yang disambut wanita itu. "Anda ibu kandungnya Rainer ?"

"Yes. Senang bertemu dengan anda dokter Bianchi..." senyum Thalia sambil bersalaman dengan Aaliyah.

"Panggil saja Aaliyah... " balas dokter berambut pirang itu.

"Si kembar dimana mbak?" tanya Rainer yang tahu Aaliyah dan Alano punya dua anak kembar.

"Di rumah sama daddy-nya. Aku kan cuma empat hari disini..." jawab Aaliyah.

"Dokter Aaliyah memang tinggal dimana?" tanya Thalia yang merasa aksen Aaliyah bukan dari Southern.

"Aku tinggal di Glasgow. Suamiku atlet yang juga pengusaha anggur disana. Aku ke New York juga karena ada pertemuan dokter ortopedi seluruh dunia ..." jawab Aaliyah dengan logat Scotland yang kental.

"Bang Vikram tidak datang mbak. Mbak Mita lagi hamil jadi manja banget ..." celetuk Rainer.

"Iya. So, aku periksa dulu ya. Bukan mendahului dokter kamu tapi kan kamu adikku dan aku juga dokter jadi no problemo kan?" Aaliyah pun memeriksa kondisi Rainer.

***

"Rainer kemungkinan tidak bisa main piano lagi?" tanya Devan saat bertemu dengan Blaze dan Aaliyah sore harinya usai menenangkan hati dari semua jejak digital Belinda dan Thalia.

"Bisa Oom tapi memang harus mengulang dari basic karena tulang siku Rainer cidera dan aku lihat dari hasil Rontgen, ada retak di pergelangan tangan kiri. Akan butuh waktu lama guna pemulihan sempurna. Kasusnya mirip Alano tapi ini tidak separah Mita" jawab Aaliyah.

"Berapa lama?" Devan merasa hatinya mencelos karena musik adalah kehidupan Rainer dan piano adalah sumber kebahagiaan putranya.

"Seberapa lama, aku tidak bisa prediksi Oom karena semua tergantung seberapa keras kepalanya Rainer ..." jawab Aaliyah.

Devan mengangguk.

"Oh Van, Thalia tadi sudah bilang padaku kalau dia akan membimbing Rainer berlatih piano lagi. Dia juga sama denganmu, tidak ingin Rainer kehilangan mimpinya dalam bermusik..." ucap Blaze.

"Apa?"

***

Devan mendatangi ruang rawat inap Rainer yang penuh dengan para sepupunya. Tampak Diana, Aslan, Brinda dan Indiana datang menjenguknya.

"Ya ampun ramainya ..." gumam Devan.

"Sorry Oom tapi kami tidak mau melewatkan momen ada mumi terkapar di brankar... Tenang saja Rain, Sarkofagus kamu dalam perjalanan" cengir Aslan sambil melakukan wefie untuk dikirimkan ke grup chat keluarga.

"Kemarin Mirei sekarang kamu mas singa jelek !" gerutu Rainer.

"Siapa itu Mirei? Cewek kamu yaaaa?" goda Diana.

"Uuuuhhh Rainer sudah punya cewek... Kamu kalah Indiana Jones..." goda Brinda.

"Kebanyakan cari artifak sih.. " timpal Diana membuat semua orang terbahak.

"Habis yang aku incar langsung ogah ..." gerutu Indiana.

Devan menggelengkan kepalanya karena melihat mereka seperti dulu dirinya bersama Bayu, Nadya, Mamoru dan Radeva.

"Devan..."

Devan pun menoleh dan melihat wajah Thalia yang tampak serius.

"Ada apa Thalia?"

"Bisa kita bicara sebentar?" pinta Thalia.

Devan mengangguk. "Boys and girls... Gips nya Rain, jangan kalian gambar aneh-aneh !"

"Terlambat Oom Devan. Sudah aku gambar profile DNA ..." jawab Brinda dengan wajah polos.

"Dasar anak forensik ! Sini aku tuliskan pasal 4 ..." ucap Diana sambil mengambil spidol.

"Ya ampun ..." kekeh Devan sambil keluar bersama Thalia tapi setelahnya wajah pria itu menjadi dingin lagi.

"Itu ibu kandung kamu?" tanya Aslan.

"Iya."

"Cantik dan sepertinya orang baik..." ucap Brinda.

"Miss Colton memang orang baik. Aku sudah pernah bertemu dengannya saat menjadi penyelundup di Julliard..." celetuk Indiana.

"Kira-kira Oom Devan mau nggak sama Thalia ? Secara kan Oom Devan sudah menduda lama dan lagipula Thalia ibu kamu..." gumam Diana.

"Din, Oom Devan kan orang yang susah move on. Jadi menurut aku, akan sulit membuat bokapnya Rainer membuka hatinya..." ujar Indiana.

"Semoga saja mau... Sebab bagaimana pun Rainer lebih ayem kan kalau bersama ayah dan ibunya yang kandung..." Brinda menutup mulutnya. "Maaf, bukan aku melupakan Tante Belinda..."

"Tidak apa-apa mbak Brinda ... Mommy sudah tidak ada lima tahun lalu dan aku sih berharap Daddy mau menikah lagi ... Bukan apa-apa, biar Daddy ada teman ngobrol. Kalian tahu setiap malam Daddy selalu ngobrol dengan foto mommy ... " ucap Rainer.

Keempat sepupunya menatap ke arah pintu yang tadi dilewati Devan dan Thalia.

"Semoga saja Oom Devan lebih legowo..." Pinta Diana.

"Aamiin ..."

***

Devan dan Thalia duduk di pojok cafetaria sambil masing-masing memegang gelas kopinya.

"Devan... Apakah dokter Bianchi sudah bilang padamu...?" tanya Thalia ke arah Devan yang masih memasang wajah datar.

"Sudah."

"Aku akan membimbing Rainer jika nanti sudah bisa lepas semua gips dan perbannya. Aku akan mengajukan cuti mengajar selama Rainer mengambil cuti semester untuk memulihkan diri ... Aku ingin Rainer bisa kembali bermain piano... Aku..."

"Meskipun kamu ibu biologisnya, bukan berarti kamu berhak seperti itu ! Rainer adalah anakku dan kamu hanyalah wanita yang kebetulan digunakan rahimnya untuk hamil benihku ..." Devan menatap tajam ke Thalia. "Rainer memang anak aku dan kamu secara biologis tapi kamu tetap orang lain di keluarga kami ! Jangan seenaknya !"

"Tapi Devan... Oke, aku bicara disini sebagai dosennya Rainer ... Bukan sebagai ibu biologisnya..." ucap Thalia yang tidak menyangka Devan akan langsung membuat tembok tinggi diantara dirinya dan Rainer.

"Cukup sebagai dosennya !"

"Tapi Devan ..."

"Hamil anakku, dan bukan kehendak aku, bukan berarti kamu merasa berhak atas Rainer ! Rainer tetap anak aku dan Belinda. Ingat itu !" hardik Devan.

Thalia melongo mendengar ucapan pedas Devan.

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Ninik Rochaini

Ninik Rochaini

mgkn Devan msh shock ya smpi keluar kata2 pedes gt...sabar ya Devan...

2024-12-06

1

Lies Atikah

Lies Atikah

semoga ada saingan untuk devan ada yang jatuh cinta sama talia yah thor pedes banget ucapan devan nyebelin

2024-10-22

1

ellyana imutz

ellyana imutz

aji gile hbs mkn dragon breath brp kilo pak devan ? pedes e ngalahi opa hoshi ...g ush emosi inget tensi ny Van..dasar cicu ne arjuna gede ambeg ssh move on e wes wes angel iki

2024-03-05

3

lihat semua
Episodes
1 Devan Reeves McCloud
2 Belinda Dawson
3 Thalia Colton
4 Devan dan Thalia
5 Rainer dan Indiana Blair
6 Jamming Dadakan
7 Mirei Hayashi
8 Kekhawatiran Devan
9 Devan dan Yuta
10 Rainer Kecelakaan
11 Thalia Mendonorkan Darah
12 Latar Belakang Rainer
13 Rainer Sadar
14 Rainer Tahu
15 Devan Mencari Tahu
16 Tekad Tahlia
17 Kamu Tidak Bisa Seenaknya
18 Jangan Salahkan Miss Colton
19 Ke Apartemen Thalia
20 What The...
21 May I Call You Mummy?
22 Lagu TK
23 Usul Yuta Hayashi
24 Thalia Pusing
25 Bayu dan Ajeng
26 Thalia Pusing
27 Ke London
28 Jangan Cerewet !
29 Bertemu Keluarga Devan
30 Permintaan Rainer
31 Devan Galau
32 Rainer Boleh Pulang
33 Di Penthouse Devan
34 Kamu Tidak Flu Kan?
35 Montir Seksih
36 Permintaan Rainer ( kedua )
37 Get A Room !
38 Mummy Sakit?
39 Lazy Day
40 Pernyataan Devan
41 Ingin Anak Perempuan
42 PRC Group
43 Yay !
44 Rayline
45 Penerus McC Custom
46 Alan Sasongko
47 SiAlan
48 Di Poughkeepsie
49 Philip 'Pip' O'Grady
50 Bersama Pip
51 Daripada Dipanggil SiAlan
52 Ke Stockholm Swedia
53 Bulik Seminggu
54 Mulut Merica
55 Tom and Jerry
56 Hati-hati Ray
57 Aurora
58 Tidak Bisa Tidur
59 Galau
60 Karma Is A B...
61 Kembali ke Poughkeepsie
62 Anu ...
63 Devan v Alan
64 Pasha Park
65 Devan dan Ngereognya
66 Devan Bertanya Pada Matt
67 Kembali ke Poughkeepsie
68 Monte Carlo
69 Gelang Couple
70 Perlombaan Hari Kedua di Monte Carlo
71 Rencana Devan
72 Alan Takut
73 Devan Uring-uringan
74 Di Poughkeepsie
75 Belajar Menembak
76 Cara Devan
77 Budi Ala Alan
78 Superstition
79 To Love Somebody
80 Perlombaan Hari Pertama di Kroasia
81 Akhirnya
82 Masih Di Kroasia
83 Repot Demi Dominic
84 Di London
85 Alan Pening
86 Persiapan Balapan Kenya
87 Di Kenya
88 Rencana Alan
89 Keluarga Emir Auto Oke
90 In Your Eyes
91 Devan dan Alan... Again
92 Lamaran ala Alan
93 Alan dan Keluarga Rayline
94 Alan Pusing
95 Balapan di Portugal
96 Di Brussels
97 Pria-pria Léopold
98 Rayline dan Amina
99 Akira dan Amina
100 Bertemu Keluarga Rao
101 Masih di Brussels
102 Yang Penting Jujur Kan?
103 Kejutan Anak Dubai
104 Alan Macam Di Toko Mainan
105 Jiwa Misqueen Alan
106 Masih Di Dubai
107 Sini, Paklik Ajarin
108 Kucing Versi Rauf dan Alan
109 Istana Khalid
110 Balapan Di Qatar
111 Bocil Kematian Next Gen
112 Masih Tentang Beskap
113 Pusing
114 Menghitung Hari
115 Judulnya Kawin-kawinan Part 1
116 Judulnya Kawin-kawinan Part 2
117 Finale ( END )
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Devan Reeves McCloud
2
Belinda Dawson
3
Thalia Colton
4
Devan dan Thalia
5
Rainer dan Indiana Blair
6
Jamming Dadakan
7
Mirei Hayashi
8
Kekhawatiran Devan
9
Devan dan Yuta
10
Rainer Kecelakaan
11
Thalia Mendonorkan Darah
12
Latar Belakang Rainer
13
Rainer Sadar
14
Rainer Tahu
15
Devan Mencari Tahu
16
Tekad Tahlia
17
Kamu Tidak Bisa Seenaknya
18
Jangan Salahkan Miss Colton
19
Ke Apartemen Thalia
20
What The...
21
May I Call You Mummy?
22
Lagu TK
23
Usul Yuta Hayashi
24
Thalia Pusing
25
Bayu dan Ajeng
26
Thalia Pusing
27
Ke London
28
Jangan Cerewet !
29
Bertemu Keluarga Devan
30
Permintaan Rainer
31
Devan Galau
32
Rainer Boleh Pulang
33
Di Penthouse Devan
34
Kamu Tidak Flu Kan?
35
Montir Seksih
36
Permintaan Rainer ( kedua )
37
Get A Room !
38
Mummy Sakit?
39
Lazy Day
40
Pernyataan Devan
41
Ingin Anak Perempuan
42
PRC Group
43
Yay !
44
Rayline
45
Penerus McC Custom
46
Alan Sasongko
47
SiAlan
48
Di Poughkeepsie
49
Philip 'Pip' O'Grady
50
Bersama Pip
51
Daripada Dipanggil SiAlan
52
Ke Stockholm Swedia
53
Bulik Seminggu
54
Mulut Merica
55
Tom and Jerry
56
Hati-hati Ray
57
Aurora
58
Tidak Bisa Tidur
59
Galau
60
Karma Is A B...
61
Kembali ke Poughkeepsie
62
Anu ...
63
Devan v Alan
64
Pasha Park
65
Devan dan Ngereognya
66
Devan Bertanya Pada Matt
67
Kembali ke Poughkeepsie
68
Monte Carlo
69
Gelang Couple
70
Perlombaan Hari Kedua di Monte Carlo
71
Rencana Devan
72
Alan Takut
73
Devan Uring-uringan
74
Di Poughkeepsie
75
Belajar Menembak
76
Cara Devan
77
Budi Ala Alan
78
Superstition
79
To Love Somebody
80
Perlombaan Hari Pertama di Kroasia
81
Akhirnya
82
Masih Di Kroasia
83
Repot Demi Dominic
84
Di London
85
Alan Pening
86
Persiapan Balapan Kenya
87
Di Kenya
88
Rencana Alan
89
Keluarga Emir Auto Oke
90
In Your Eyes
91
Devan dan Alan... Again
92
Lamaran ala Alan
93
Alan dan Keluarga Rayline
94
Alan Pusing
95
Balapan di Portugal
96
Di Brussels
97
Pria-pria Léopold
98
Rayline dan Amina
99
Akira dan Amina
100
Bertemu Keluarga Rao
101
Masih di Brussels
102
Yang Penting Jujur Kan?
103
Kejutan Anak Dubai
104
Alan Macam Di Toko Mainan
105
Jiwa Misqueen Alan
106
Masih Di Dubai
107
Sini, Paklik Ajarin
108
Kucing Versi Rauf dan Alan
109
Istana Khalid
110
Balapan Di Qatar
111
Bocil Kematian Next Gen
112
Masih Tentang Beskap
113
Pusing
114
Menghitung Hari
115
Judulnya Kawin-kawinan Part 1
116
Judulnya Kawin-kawinan Part 2
117
Finale ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!