Sembilan Nyawa
Wajah Rudi seketika memucat saat melihat kedua orang pria memasuki kantor tempatnya bekerja.
"Mati lo Rud, tuh debt kolektor nyamperin kemari!" seru seorang pria menepuk pundaknya
"Gue harus gimana Don?" tanya Rudi dengan wajah tegang
"Buruan samperin mereka sebelum ketemu Bos, bisa bahaya kalau bos sampai tahu ada debt kolektor kemari?"
Rudi buru-buru berlari keluar menemui sang debt kolektor yang memasuki lobi kantor.
"Nah ini dia yang kita cari-cari!" seru salah seorang debt kolektor saat melihat kemunculan Rudi
Dengan wajah merah padam Rudi mengajak kedua pria itu untuk meninggalkan lobby kantor.
"Kalau lo ingin mengusir kami, maka bayar dulu utang-utang lo yang sudah menunggak lama!" seru salah seorang dari mereka menolak ajakan Rudi
"Aku janji setelah ini aku pasti akan bayar, tapi tolong jangan pernah datang ke kantor ku," jawab Rudi
"Kenapa, lo malu?"
"Bukan begitu bang, hanya saja kalau seperti ini kan mengganggu pekerjaan aku, jadi gimana bisa bayar hutang kalau lagi kerja di ganggu begini,"
Tiba-tiba pria itu langsung mendorong tubuh Rudi hingga membuat pria itu jatuh tersungkur ke lantai.
"Makanya bayar utang lo kalau gak mau kita datengin!" seru salah seorang dari mereka menghampiri Rudi dan menarik kerah bajunya
"Pasti aku bayar bang!" jawab Rudi menelungkupkan kedua tangannya
"Kapan!" seru pria itu dengan mata melotot
"Secepatnya Bang!"
"Awas saja kalau bohong, Gue pastikan wajah lo yang mulus ini akan berubah warna jika berani membohongi gue!" sahut pria itu melesatkan tinjunya nyaris mengenai wajah Rudi
Melihat Rudi yang hendak di pukul membuat seorang sekuriti langsung melerai mereka. Para karyawan lain penasaran dengan apa yang terjadi pun mengerubungi meraka membuat Rudi begitu malu.
"Ada apa ini!" seru seorang lelaki paruh baya saat melihat kerumunan karyawannya di lobby.
Semua orang langsung minggir dan memberikannya jalan saat pria itu berjalan mendekati Rudi.
"Apa yang kamu lakukan!" serunya kemudian menarik debt kolektor yang mencengkeram leher Rudi
"Maaf, kalau kami sudah membuat keributan di kantor anda. Tapi percayalah semua ini tidak akan terjadi jika karyawan anda tidak menunggak pembayaran hutangnya. Padahal kami sudah memberikan kelonggaran waktu yang cukup kepadanya, tapi dia malah sengaja mengulur waktu untuk menunda pembayaran, jadi tolong nasihati karyawan anda ini agar segera melunasi hutang-hutangnya jika tidak mau kami teror!" ucap salah satu debt kolektor kemudian pergi meninggalkan tempat itu .
Bukan hanya malu karena semua orang jadi tahu tentang hutang-hutangnya, Rudi juga harus kehilangan pekerjaannya karena di berhentikan secara tidak hormat karena dianggap merusak citra perusahaan.
Saat itu dunia seperti runtuh. Rudi yang tengah di kejar-kejar oleh beberapa debt kolektor pinjaman online harus menghadapi kenyataan pahit karena kehilangan pekerjaannya. Belum lagi kontrakan rumahnya yang sudah menunggak 3 bulan.
Malam itu ia begitu terkejut saat pulang ke rumah, istri dan kedua anaknya tampak duduk dibawah pohon menunggu kedatangannya. Bukan hanya itu saja yang membuatnya miris adalah semua barang-barang milik mereka tampak berserakan di depan rumah.
"Apa yang terjadi, kenapa semua barang-barang milik kita ada di luar?" tanyanya dengan suara parau
"Kita di usir Mas," jawab Ayu
"Sebaiknya kamu berhenti main forex Mas, percuma saja kamu belum bisa menguasai tekniknya kamu hanya akan menambah hutang-hutang mu. Kalau modal mu masih ada mending diambil buat bayar kontrakan, kasian anak-anak," imbuh Ayu menahan air matanya
"Lah emangnya kamu gak ada uang. Lalu tiap hari lembur sampai malam duitnya kamu kemanain sampai buat bantu bayar kontrakan saja gak ada!" seru Rudi dengan wajah kesal menatap sang istri
"Duit ku kan habis buat kebutuhan sehari-hari Mas, apa kamu lupa selama ini kamu gak pernah ngasih uang belanja buat aku. Kamu lebih asyik menghabiskan uang untuk trading yang gak ada hasilnya!" jawab Ayu tak mau mau kalah
Rudi tampak murung saat mendengar jawaban sang istri, bagaimanapun juga apa yang diucapkan Ayu memang benar, selama ini ia tak pernah memberikan uang belanja kepadanya.
"Terus sekarang gimana ini!" seru Rudi
"Aku gak bisa bantu lagi Mas, sekarang aku sudah tidak punya apa-apa, semua perhiasan aku sudah aku jual untuk modal kamu kan, tapi semuanya lenyap hanya dalam waktu satu malam tanpa ada sisa,"
"Arrghh!!" Rudi berteriak sekeras-kerasnya melepaskan rasa sedih bercampur kesal. Kali ini ia benar-benar mati kutu dan tak bisa berkutik lagi. Cobaan kali ini benar-benar sudah membuatnya tak bisa berpikir lagi. Ia bahkan tak berani menceritakan kepada istrinya jika ia baru saja di pecat dari tempatnya bekerja. Belum lagi teror dari para debt kolektor yang sudah mulai mengancamnya.
Kini ia mulai sadar jika apa yang dilakukannya selama ini salah. Melihat Istri dan anaknya harus ikut merasakan akibat dari keegoisannya membuat Rudi tak bisa menahan air matanya lagi. Menyesal kemudian tiada guna, itulah yang ia rasakan kini.
"Maafkan aku jika selama ini aku tidak pernah mendengarkan mu. Jujur sekarang aku sadar jika semua yang kau ucapkan itu benar. Maafkan aku Yu, maafkan aku jika selama ini aku belum bisa menjadi suami yang baik bagimu. Aku belum bisa membahagiakan kamu dan anak kita. Maafkan aku jika selama ini aku hanya bisa membuat mu hidup menderita," suara Rudi terdengar parau hingga Ayu pun ikut menangis mendengar ucapannya.
"Sudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Tak guna lagi menyesali semua yang sudah terjadi. Yang penting sekarang bagaimana kita bisa keluar dari masalah ini," jawab Ayu berusaha membesarkan hati suaminya
Tak lama hujan turun begitu deras. Ayu dan Rudi buru-buru menggendong buah hati mereka dan mengajaknya untuk berteduh di depan rumah mereka.
Rudi menatap sendu kearah kedua buah hati mereka yang tampak kedinginan.
"Maafkan ayah ya sayang, karena ayah kalian harus seperti ini,_" ucap Rudi kemudian memeluk kedua buah hatinya
Ayu hanya bisa memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan air matanya yang sudah membasahi wajahnya.
"Ayah, aku ngantuk aku mau tidur!" seru anak bungsu Rudi
Rudi segera menggelar matras dan menyuruh buah hatinya untuk berbaring.
"Untuk sementara kita tidur di sini dulu ya sayang, nanti kalau hujan reda ayah akan pergi ke rumah Nyak Haji untuk mengambil kunci rumah kita agar kalian bisa tidur di kamar lagi, ok!"
"Ok!" jawab kedua anak Rudi bersamaan
Rudi kemudian membuka dompetnya dan memberikan ATMnya kepada Ayu.
"Meskipun tidak banyak, tapi aku yakin kamu bisa menggunakan uang ini untuk kebutuhan sehari-hari dan membayar kontrakan," ujar Rudi
Tidak lama ponsel Rudi berdering. Tiba-tiba saja raut wajah Rudi berubah pucat saat melihat siapa yang menelponnya.
"Sayang, aku pergi sebentar untuk menemui seseorang. Tolong jaga anak kita selama aku pergi, dan satu lagi...." Rudi tampak diam sesaat saat hendak melanjutkan ucapannya
"Kenapa Mas?" tanya Ayu yang penasaran dengan gelagat aneh suaminya
Rudi tersenyum simpul mendengar pertanyaan istrinya.
"Kalau kau memang tak bahagia hidup bersamaku, aku tidak keberatan jika kau ingin berpisah dariku. Aku sadar jika tak bisa membahagiakan dirimu. Mungkin kau bisa mendapatkan orang yang lebih baik dariku dan bisa membahagiakan dirimu. Apalagi kau ini cantik dan pintar aku yakin tidak sulit untuk mendapatkan pria mapan untuk mu,"
"Kenapa Mas bicara seperti itu, meskipun selama ini kita hidup susah aku tetap bahagia asalkan kita tetap bersama, jadi jangan pernah menyuruh ku untuk meninggalkan dirimu, karena aku tidak bisa,"
Seketika Rudi langsung memeluk erat istrinya.
"Maafkan aku Yu," ucap Rudi
"Aku sudah memaafkan mu sebelum kau memintanya,"
Rudi melepaskan pelukannya dan bergegas pergi meninggalkan Ayu.
Ia kemudian melesatkan sepeda motornya menemui seseorang yang menghubunginya.
"Gawat Rud, Martin menghilang, sepertinya duit kita juga ikut ilang," ucap Doni tampak gusar
*Deg!
Rasanya dunia benar-benar runtuh, saat Rudi mengetahui jika investasi yang ia titipkan kepada sahabatnya juga ikut hilang.
Rudi yang sudah tak bisa berpikir jernih pun memilih mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas gedung.
"Lebih baik aku mati saja, dengan begitu semua hutang-hutang ku lunas, dan aku tidak perlu membebani istri ku lagi!"
*Bruugghh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kustri
forex ama trading apa🤭✌g tau
yaaa... bundir, dosamu makin bertambah
2024-06-04
0
Vilain
iya, lakuin saja
2024-04-21
0
Vilain
makan tuh "asal tetap bersama" sudah ga dinafkahi juga
2024-04-21
0