Rudi terlihat terbaring di sebuah lantai dengan posisi tubuh yang sama persis dengan posisi Angel saat meninggal.
Lelaki itu tampak mengaduh kesakitan sambil membuka matanya.
"Argh, sakit sekali!" serunya sambil memegangi tenggorokannya
Sementara itu sang master game tersenyum melihatnya.
"Bagaimana rasanya jadi orang yang tak berdaya??" tanyanya sembari mengejek
"Bagaimana rasanya tak bisa melawan takdir?"
Rudi terdiam menatap pria itu. Ingin rasanya ia mengeluarkan semua kemarahannya karena merasa diperlakukan tidak adil dalam game. Namun semua itu percuma saja. Ia tahu jika master game hanya akan mencemoohnya dan menyalahkan dirinya jika ia mengeluh dengan apa yang terjadi. Lagipula semua yang terjadi adalah kesalahannya, jadi untuk apalagi berdebat dengannya.
Saat ini ia hanya ingin segera melanjutkan game ke 5. Rudi penasaran tantangan apa yang akan ia hadapi, dan akan jadi apa dia kali ini.
"Aku ingin lanjut game berikutnya?" ucap Rudi
"Hahaha...."
Terdengar suara tawa sang master game menertawakannya.
"Ayolah, aku sudah tidak sabar lagi, kali ini aku yakin aku pasti bisa memenangkan game ini?" jawab Rudi begitu antusias
"Yang benar saja, memangnya kau bisa apa?"
"Dari ketiga game yang sudah ku lalui, aku sudah bisa menyimpulkan apa yang harus aku lakukan untuk memenangkan game ini," jawab Rudi
"Ok, mari kita lihat, apa benar kamu bisa memenangkan game kali ini atau tidak???" jawab master game.
Pria itu kemudian mengambil pistol dari balik bajunya. Ia kemudian menodongkan pistolnya tepat di kening Rudi. Rudi tampak memejamkan matanya saat pria itu menarik pelatuk pistolnya. Melihat wajah paniknya master game mengurungkan niatnya. Ia menarik kembali pistolnya, membuat Rudi menyipitkan matanya.
"Kenapa gak jadi?"
"Sayang sekali pelurunya habis, sepertinya harus menunggu beberapa hari lagi untuk mendapatkannya, jadi sabar aja,"
"Apa, yang bener aja. Masa iya sih iblis kaya kamu gak bisa menciptakan peluru sendiri!" sahut Rudi
"Ingat peluru ini produk manusia, jadi sebagai iblis yang baik kami juga harus membelinya untuk mendapatkannya,"
"Gak percaya, kamu tinggal gunakan kekuatanmu saja untuk mendapatkannya, toh tidak ada manusia yang mampu mengalahkan kekuatanmu," cibir Rudi
Kembali master game menertawakan Rudi. Semua manusia pasti berpikir seperti mu, makanya sampai kapanpun mereka tidak akan pernah berhasil dalam hidup," jawab master game
"Aku tidak bisa menunggu lama, aku harus memenangkan game kali ini,"
"Buat strategi yang matang dulu agar kau bisa memenangkan game kali ini, karena percuma saja bertarung jika kau tidak punya strategi. Kau hanya akan mati sia-sia," jawab master game kemudian melangkah pergi meninggalkannya
Rudi yang tak percaya dengan ucapan pria itu pun diam-diam mengejarnya. Ia berusaha mengambil pistol darinya, namun belum sempat ia menyentuhnya, sebuah kekuatan besar menghantamnya hingga ia terhempas ke tanah.
*Bruugghh!
Ia meringis dan berusaha bangkit. Namun ia merasakan tubuhnya benar-benar remuk hingga ia tak sanggup berdiri lagi
"Arggghh, kenapa kau tidak bunuh aku saja. Jangan menyiksaku seperti ini!" keluh Rudi sembari melemparinya dengan batu kerikil
"Dasar manusia selalu saja mengeluh!"
Rudi tak tinggal diam ia pun menggunakan sisa tenaganya untuk kembali mengejar pria itu, namun bagaimanapun usahanya ia sama sekali tak berhasil menyentuh pria itu.
"Sampai kapanpun kau tidak akan bisa menyentuh ku, kecuali kau sudah bisa memenangkan game ini!" ucap pria itu kemudian membalikkan badannya
*Dor!
*Bruugghh!!
"Ayo cepat pergi dari sini!"
Rudi merasakan seseorang menarik lengannya. Keduanya berjalan terburu-buru meninggalkan sebuah parkiran mobil.
Pria itu melemparkan sebuah kunci motor kepadanya, "Jangan lupa serahkan tas hitam itu kepada Bos besar dan jangan lupa untuk meminta bayaran untuk pekerjaan kita hari ini dan tempo. Sorry gue gak bisa ikut karena harus menemani bini gue lahiran," ucap pria itu kemudian bergegas pergi meninggalkannya
"Ok," jawab Rudi mengangguk setuju
Ia yang masih bingung menatap kepergiannya sampai ia menghentikan sebuah taksi dan menghilang pergi.
*Duar!!
Tak lama terdengar suara ledakan mobil membuat Rudi terlempar beberapa meter dari motornya.
*Dreet, dreett!!
Rudi segera merogoh saku celananya saat merasakan sesuatu bergetar.
Ia segera menekan angka satu saat melihat seseorang menghubunginya.
*Triingg!
Layar ponsel berubah menjadi sebuah data informasi mengenai player.
Nama player : Carlen Sinaga
Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Hacker, spesialis perakitan bom
"Perakit Bom, sial... Bagaimana bisa aku jadi penjahat kali ini!" gerutu Rudi
Meskipun ia tak begitu menyukainya profesinya kali ini, tetap saja ia tak bisa protes. Ia tahu jika dirinya harus memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh master game untuk mendapatkan kehidupan keduanya.
Iapun melanjutkan rasa penasarannya dengan menekan angka dua. Kali ini ia benar-benar terkejut bukan kepalang saat tahu siapa pria yang tubuhnya ia tempati.
"Benar-benar penjahat kelas kakap, sepertinya aku bisa memenangkan game kali, apalagi saat mengetahui kemampuannya?" Rudi menyeringai menatap layar ponselnya
Meski sebenarnya ia tidak suka menjadi seorang penjahat, namun melihat riwayat hidup pria yang itu ia yakin akan mendapatkan banyak keuntungan darinya.
"Jadi penjahat kan bisa insaf nanti kalau aku sudah memenangkan game kali ini, semua bisa diatur jadi jangan patah semangat Rudi, ayo kamu bisa. Kita tunjukan kepada mereka semua kalau kamu bukan pecundang tapi seorang pemenang!" ucapnya berusaha menyemangati dirinya sendiri
"Itu dia!"
Tiba-tiba beberapa orang pria bertubuh kekar bergerak mendekat kearahnya.
"Ups, musuh sudah datang!" gumam Rudi
"Beraninya kau menyambangi markas kami dan membuat keributan!" hardik salah seorang dari mereka
"Sudah jangan banyak cakap, kita bantai saja dia!"
"Setuju!" sahut mereka kemudian merangsek maju menyerang Rudi
Dengan cepat Rudi berusaha menghindari setiap serangan yang mengarah kepadanya. Dengan ingatan Tri dan kemampuan berkelahinya yang mumpuni Rudi berhasil mengalahkan mereka meskipun tanpa senjata.
"Ternyata ada untungnya juga aku pernah jadi Tri, meskipun aku tak bisa menyelamatkannya tapi setidaknya aku bisa memiliki kemampuan bela dirinya," ucap Rudi
Ia buru-buru mengambil ransel yang ada di atas motornya kemudian memakainya.
"Sebelum kawanan mereka datang lebih banyak lagi aku harus melarikan diri dari tempat ini!"
Benar saja, baru saja ia menyalakan sepeda motornya, puluhan pria berlari kearahnya.
Tak mau ambil resiko Rudi buru-buru melesatkan sepeda motornya meninggalkan tempat itu. Namun para berandalan iru itu langsung mengejarnya.
Mereka pun menggunakan sebuah mobil untuk mengejarnya. Bukan hanya mengejarnya, mereka juga menembakinya dengan pistol membuat Rudi harus bekerja ekstra untuk menghindari setiap serangan mereka.
"Ah sial, kalau begini aku bisa mati!"
Saat ia meraba-raba tubuhnya untuk mencari sesuatu, Rudi menemukan sebuah pistol di balik bajunya.
"Nj*r kenapa gak dari tadi!"
Rudi yang belum pernah memegang senjata api tampak kaku saat menggunakannya. Namun dengan memori Carlen, ia pun bisa cepat beradaptasi dan menggunakan senjata api itu dengan cepat.
Selain sebagai seorang perakit bom, ternyata Carlen juga seorang penembak jitu. Ia berhasil mengalahkan musuh-musuhnya dengan mudah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
wah jadi penjahat sekarang si rudi
2024-03-16
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
kali ini tugas Rudi lebih berat lagi... apakah nanti dia akan berhasil
2024-03-03
2
THE END.MD
makasih thor udah di revisi semangat Thor buat nuangin ide2 nya dan semoga sehat selalu😇😇😇😇😇😇
2024-03-03
1