Rudi mendengus kesal saat ia menyadari dirinya telah mati. Lelaki itu hanya bisa menggerutu kepada master game.
"Kenapa selalu saja endingnya aku mati, padahal aku sudah berhasil membuat kehidupan Tri berubah total. Ia sudah ku ubah dari seorang pecundang menjadi seorang pahlawan. Bahkan aku berhasil membuatnya tak bunuh diri. Tapi kenapa endingnya harus begini, kenapa aku akhirnya mati juga, hah!!" pekik Rudi melupakan kekesalannya di depan master game
"Itulah yang harus kamu cari tahu, bagaimana kamu bisa bertahan dalam game ini. Karena player tidak akan pernah tahu jika di tengah-tengah game akan ada kejutan yang bisa merugikan ataupun membantu mu dalam menyelesaikan misi di game tersebut,"
Rudi hanya nisa menghela nafas. Percuma saja ia berdebat dengannya toh tetap tak ada gunanya lagi. Ia hanya bisa berharap mendapatkan keberuntungan.
"Kalau begitu aku mau melanjutkan game berikutnya?" ujar Rudi
"Baik, bersiaplah untuk game yang lebih fantastis!" sahut master Game dengan senyuman simpulnya
Dengan jentikkan jari, tiba-tiba Rudi langsung menghilang.
"Dimana aku??" tiba-tiba Rudi membuka matanya
Ia menyipitkan matanya saat melihat Puluhan anak kecil didepannya.
"Dimana aku??"
Ia kemudian memperhatikan penampilannya.
Rudi buru-buru berlari mencari cermin. Namun ia merasakan hal yang aneh saat ia berlari. Ia merasakan tubuhnya ringan dan tam ada beban.
Saat ia melihat jendela kaca, Rudi pun menghentikan langkahnya dan berdiri termangu melihat sosoknya.
*Deg!
Seketika ia begitu terkejut saat mendapati dirinya adalah sosok anak kecil berusia 5 tahun.
"Anj*r, jadi ini makna senyuman si master. Pantas saja ia buru-buru mengirimiku ke sini ternyata dia ingin membuat aku kalah dalam game ke empat ini,"
"Riki!"
Terdengar suara teriakan seorang wanita tak jauh dari tempat Rudi berdiri.
Ia masih diam termangu meratapi nasibnya yang kini menjadi anak balita.
*Plakk!!
Rudi merasa kesakitan saat sebuah rotan menyentuh wajahnya.
Ia pun reflek menangis tersedu-sedu.
"Dasar anak nakal, sudah dapat bilang jangan keluar rumah, masih saja nekat. Sekarang ayo pulang!" seru seorang wanita menjewer telinganya kemudian menyeretnya pergi
Rudi masih menangis tersedu-sedu, ia meringis kesakitan saat wanita itu tak melepaskan jewerannya.
Ia berusaha melepaskan tangan wanita itu dari telinganya, namun bukannya tangan wanita itu bergeser, ia malah mendapatkan pukulan rotan di pantatnya.
Sial, bagaimana bisa seorang ibu setega ini pada anaknya. Kalau begini aku harus nangis semakin kencang, agar orang-orang merasa iba dan mau menolong ku!
Tangis Rudi semakin kecang. Ia berharap orang-orang yang melihatnya akan merasa iba dan menolongnya. Namun siapa yang berani melawan wanita itu. Bahkan setiap ada yang berusaha menasihatinya untuk tidak menyakiti putranya, ia malah terlihat lebih ketus dan galak, hingga membuat semua orang langsung tak berani ikut campur dengannya.
"Kalian ini jangan sok jadi pahlawan. Dia ini anak aku, mau aku apakan ya terserah aku. Wong aku kok yang kasih makan. Memangnya kalian peduli sama kami kalau kami tak punya makanan!" hardik orang tua Rudi
Kini Rudi langsung berhenti menangis. Toh percuma saja ia membuang energi karena ia sudah tahu karakter ibunya yang tidak mungkin akan melepaskan dirinya.
Wanita itu membawa Rudi kesebuah rumah gedong. Ia mendorong Rudi hingga ia tersungkur di lantai.
Wanita itu kemudian mengunci pintu rumahnya dan menyeret Rudi menuju ke kamar mandi.
"Karena kau tidak nurut hari ini, maka ibu akan memberi hukuman. Kau akan ibu kurung seharian di kamar mandi tanpa boleh makan!" seru wanita itu kemudian mengunci kamar mandi tersebut
*Triingg!!
Tiba-tiba muncul sebuah tulisan di dinding kamar mandi.
Nama Player : Rieke Angela
Usia : 5 tahun
Nama Orang Tua : Roy William dan Santi Margaretha
Penyebab Kematian: Meninggal karena kelaparan dan lemas setelah di siksa dan dikurung di selama dua hari di dalam kamar mandi
*Deg!
Rudi seketika berkaca-kaca saat membaca penyebab kematian Angel, bocah kecil yang tubuhnya kini ia tempati.
Tidak lama tulisan dalam dinding kamar berubah menjadi kilas balik kehidupan Angel sebelum ia meninggal.
Rudi tak bisa menahan tangisannya saat mengetahui betapa memilukan kehidupan Angel.
Ia tak menyangka jika anak sekecil itu harus menanggung hidup yang begitu berat dengan siksaan psikis yang dilakukan oleh orang tua kandungnya sendiri.
"Diatas langit masih ada langit, ternyata itu memang benar. Mungkin ini alasannya kenapa aku di berikan hukuman seperti ini. Bahkan di bandingkan Angel aku lebih cengeng darinya, aku langsung kabur dari masalah begitu mendapatkan ujian hidup yang bertubi-tubi. Bodohnya aku langsung memutuskan untuk bunuh diri. Bahkan Angel lebih kuat dariku. Ia berusaha bertahan hidup meskipun ia harus menahan siksaan dari orang tuanya. Sabar ya sayang, kamu harus bertahan. Om janji akan membantumu keluar dari tempat ini, supaya kita bisa tetap hidup. Aku juga berjanji akan mencari orang tua angkat yang baik yang bisa menyayangi kamu," ucap Rudi
Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke langit-langit kamar mandi untuk mencari jalan keluar. Senyumnya mengembang saat melihat sebuah jendela.
"Sepertinya aku bisa kabur melalui jendela kecil itu,"
Ia kemudian memanjat keatas toilet duduk dan berusaha menggapai jendela. Tapi sayangnya tubuh kecilnya tak mampu menggapai jendela itu.
Rasa lapar membuatnya lemas dan tak bisa melompat untuk menggapai jendela tersebut.
Tubuhnya menggigil, kepalanya pusing. Kini Rudi baru merasakan bagaimana rasanya kelaparan. Ia bahkan harus berkali-kali mengelap keringat dingin yang mulai membasahi wajahnya
"Bertahanlah Angel, Om akan mencari cara supaya kamu bisa bertahan!"
Rudi pun duduk diatas toilet dan menyandarkan kepalanya. Ia berpikir untuk meminum air kran untuk mengganjal rasa laparnya. Dan cara itu lumayan efektif. Meskipun ia masih merasa lapar, setidaknya itu bisa mengurangi rasa lemasnya karena kekurangan energi.
Setelah kenyang meminum air ia berusaha memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya. Namun sekuat apapun ia berusaha untuk tidur, mata tak bisa terpejam dalam keadaan lapar.
Ia terdiam berusaha mencari cara agar bisa keluar dari tempat itu.
"Jika aku berteriak minta tolong, atau menggedor-gedor pintu kamar mandi, bukannya ibu Angel bersimpati padanya dan mengeluarkannya, ia mungkin malah akan semakin menyiksanya dan menambah hukumannya. Aku juga tidak bisa naik keatas jendela dengan tubuh kecil ini,"
Karena terlalu banyak berpikir Rudi pun terlelap. Suara gaduh membuatnya terbangun.
Ia mendengar suara berisik seperti orang bertengkar, bahkan tak jarang terdengar suar benda-benda dibanting membuat ia menyimpulkan jika kedua orang tua Angela sedang bertengkar.
Setelah bangun tidur, ia merasakan memiliki tenaga untuk kabur. Rudi menghampiri ember plastik yang berisi air penuh. Ia menumpahkan semua isinya dan membalikkan ember tersebut di atas toilet.
"Aku yakin dengan begini aku bisa keluar melalui jendela,"
Rudi segera naik keatas ember dan menggapai Jendela kamar mandi. Wajahnya begitu sumringah saat ia berhasil membuka jendela itu.
Namun saat ia hendak memanjat jendela, ember yang dinaikinya bergeser dan jatuh.
*Brakkk!!
Rudi pun bergelantungan sambil tangannya memegang erat kayu penyangga jendela. Akan tetapi tubuhnya yang ringkih membuatnya tak kuat bertahan hingga ia jatuh.
*Bruughh!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kustri
bocah perempuan? 🤔
2024-06-07
0
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
orangtua macam apa itu yang tega menyiksa anak usia 5 th😏
2024-03-14
0
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
tuuuuh kan jatuh beneran deeeh 😭😭😭😭
2024-02-24
0