9 Nyawa 20 REVISI

"Cepat turun ke sungai dan cari mayatnya!"

*Byuuur!

Carlen segera berenang dan segera bergegas pergi meninggalkan sungai.

Ia kemudian menghentikan sebuah taksi melesat pergi meninggalkan tempat itu. Sementara itu para musuh-musuhnya segera turun ke sungai untuk mencari mayat Carlen.

Namun sayangnya mereka tak menemukan tubuh pria itu meskipun mereka sudah menyusuri sungai sampai ke hulu.

Namun salah seorang dari mereka melihat Carlen yang melarikan diri menggunakan sebuah taksi.

"Bajing*n, bagaimana bisa ia masih hidup. Apa ia punya sembilan Nyawa hingga ia masih hidup meskipun ia sudah jatuh dari atas jembatan!" gumam seorang musuh

Ia buru-buru pergi dan menyuruh anak buahnya untuk mengejar Carlen.

Rudi yang selamat segera bersembunyi di kediamannya yang tidak seorangpun tahu.

Sebuah rumah kecil di sebuah pemukiman padat penduduk.

Rudi membuka pintu rumahnya. Ia melihat beberapa fotonya masih terpasang di tembok kamarnya.

"Sepertinya Ayu sengaja tak mau membereskan semua pernak-pernik milikku!" pekiknya

"Rumah ini sangat sepi, memangnya dimana mereka??"

Seharian Rudi beristirahat di kediamannya namun ia tak melihat Ayu dan kedua buah hatinya.

"Jangan bilang kamu sekarang tidak tinggal di sini lagi karena tak punya uang, tapi tidak mungkin. Jika mereka pergi dari sini atau di usir oleh pemilik rumah, maka semua barang-barang ku pasti akan dibuang."

Rudi tampak bimbang sudah seharian penuh ia kembali ke rumahnya namun ia tak bisa bertemu dengan istri dan anaknya.

Saat pagi menjelang ponselnya terus berdering membuat Rudi segera mengangkatnya. Ia melihat profil seorang wanita cantik yang menghubunginya.

Dari nama yang disimpannya Rudi bisa tahu kalau wanita yang menelponnya adalah kekasih Carlen.

"Sayang kamu dimana, kamu gak papa kan!" cicit wanita itu dengan nada khawatir

"Iya sayang, aku baik-baik saja," jawab Rudi

"Terus kamu dimana sekarang?"

Rudi hanya diam mendengar jawaban wanita itu. Ia tak berani memberitahu keberadaannya kini. Ia masih khawatir para penjahat itu akan menemukannya jika ia memberitahu wanita itu.

"Sayang, kamu percaya kan sama aku?"

Terdengar suara wanita itu begitu sedih.

"Sekarang bukan hanya kamu yang jadi buron, tapi aku juga. Anak buah Hermes mulai memburuku. Sekarang aku tidak bisa beraktivitas seperti dulu lagi. Mereka mengira jika kau memberikan uang itu padaku. Mereka semua licik sayang, mereka ingin membunuhmu dan mengambil uang yang sudah mereka berikan padamu. Kalau kau masih percaya padaku maka temui aku di tempat biasa. Aku ingin tahu apa kau benar-benar mencintai ku atau tidak," ucap wanita itu kemudian mematikan ponselnya.

Sementara itu Rudi merasa bersalah jika membiarkan kekasih Carlen dalam bahaya. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan wanita itu adalah dengan menemuinya.

Ia kemudian mencari tahu dimana ia sering bertemu dengan wanita itu melalui memori Carlen.

Sambil membuka riwayat pesan Carlen dengan wanita itu, akhirnya ia mene menemukan sebuah tempat dimana keduanya sering bertemu.

Pagi itu juga ia memutuskan untuk pergi menemuinya. Baru saja Rudi meninggalkan rumahnya, Ayu dan kedua putranya kembali ke rumahnya setelah menjenguk orang tuannya yang sakit.

Ayu sedikit terkejut saat mendapati tempat tidurnya begitupun dengan dapurnya yang dipenuhi sampah bungkus mie instan dan kopi.

"Sepertinya ada seseorang yang masuk rumah ini, tapi kenapa tidak ada barang-barang yang hilang," ucap Ayu tampak terkejut

#Pemancingan Tiga Dara

Rudi turun dari sebuah angkot dan berjalan memasuki sebuah pemancingan yang sudah tak beroperasi.

Dari kejauhan ia melihat seorang wanita tampak berdiri di depan empang. Wanita itu seketika tersenyum saat melihat kedatangannya. Ia berlari menghambur kedalam pelukannya.

"Aku khawatir sekali kalau kamu kenapa-kenapa, tapi melihat mu disini sekarang aku bisa tenang," ucap wanita itu memeluknya erat

Rudi tampak kaku untuk memeluk wanita itu. Meskipun saat ini ia adalah Carlen kekasih wanita cantik itu, tapi ia tidak bisa membohongi hatinya jika ia tak mau memanfaatkan wanita itu, karena ia sadar ia sudah memiliki seorang istri.

Wanita itu kemudian melepaskan pelukannya dan mengusap wajah Carlen.

"Wajahmu penuh luka, pasti sakit sekali ya?"

"Tidak masalah, hanya luka kecil," jawab Rudi

"Lalu bagaimana dengan uang itu?" tanya wanita itu

"Jangan khawatir aku sudah menyimpannya di tempat yang aman,"

"Aku percaya kok, kamu pasti menyimpannya untuk pernikahan kita. Kalau boleh tahu dimana kamu menyimpannya sayang?" tanya wanita itu

Melihat perhatian wanita itu, dan hubungan keseriusan hubungan mereka. Rudi mengira jika wanita itu begitu tulus mencintainya , dan tidak mungkin untuk mengkhianatinya.

Namun saat ia hendak memberitahu dimana ia menyimpan uangnya. Temannya menelpon. Temannya yang sedang sekarat memberitahunya jika ia tidak boleh percaya dengan siapapun termasuk Winda kekasihnya.

"Winda, yang sudah membunuh istriku dan juga menembakku...."

*Tut, tut, tut!!

"Halo Dave, Dave!"

Rudi benar-benar terkejut saat mengetahui sahabatnya itu meninggal, saat ia membalikkan badannya, Winda sudah menodongkan pistolnya tepat di pelipisnya.

*Dor, dor, dor!!

Rudi jatuh tersungkur dan tak bernyawa lagi. Winda kemudian mengecek denyut nadi kekasihnya itu. Ia tersenyum kemudian menghubungi seseorang.

"Aku sudah melakukan semua yang kalian suruh jadi berikan bayarannya sekarang!" ucap wanita itu

Tidak lama sebuah mobil memasuki pemancingan. Seorang pria paruh baya keluar dari dalam mobil sambil membawa koper berjalan kearahnya.

"Wah tidak ku sangka, Harimau pembunuhku tewas di tangan kekasihnya sendiri, kau benar-benar wanita yang luar biasa!" seru pria itu memuji keberanian Winda

Winda hanya tersenyum sinis menanggapi ucapan pria itu. Ia kemudian mengambil koper dari tangan pria itu dan membukanya.

"Ok, semuanya asli!" ucap Winda setelah mengecek uang yang ada di dalam koper tersebut

"Tunggu nona!" ucap pria itu mencegah Winda saat ia hendak pergi meninggalkannya

"Setelah mendapatkan uang itu, kau juga harus memberitahu kami dimana bajing*n itu menyembunyikan uangnya,"

"Sorry, tapi sesuai perjanjian kita, aku hanya bertugas untuk membunuhnya saja bukan. Untuk urusan uang aku tidak tahu. Bahkan menjelang ajalnya ia bahkan tidak memberitahu ku dimana ia menyimpan uang itu. Tapi jika melihat kebiasaannya dia selalu menyimpan semuan benda-benda berharganya di kediaman almarhum ibunya, alamatnya aku akan share di WA. Tapi jangan salahkan aku jika uang itu tidak ada di sana, karena aku hanya menebaknya saja," jawab Winda

"Ok nona, aku tunggu share lokasinya," jawab pria itu

Sementara itu Rudi tampak mengernyit dan memegangi kepalanya yang terasa nyeri.

"Anj*ng!, bagaimana bisa aku mati di tangan calon istriku sendiri," pekiknya dengan wajah kesal

Suara tawa master game bergemuruh membuat Rudi merasa benar-benar menjadi seorang pecundang.

"Itu adalah pelajaran untukmu. Kau tidak akan bisa memenangkan game ini jika ceroboh seperti itu?"

Terpopuler

Comments

Saina zubair

Saina zubair

1 ke lemahan rudi,ceroboh. Ga bisa gtu sedikit2 curiga. Haduuuhhh

2024-03-22

0

⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈

⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈

benar2 musuh yang tak terduga calon istri juga bisa membunuh rudi

2024-03-16

0

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

kalah lagi kan

2024-03-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!