9 Nyawa 6

"Selamat siang pak," sapa Rudi dan rekannya saat memasuki ruang kepala sekolah

Lelaki berkumis tebal itu hanya mengangguk. Kepala sekolah kemudian mempersilakan Rudi untuk duduk dan mempersilakan rekan Rudi untuk meninggalkan ruangannya.

"Sudah ku bilang berkali-kali, kalau kamu tidak perlu ikut campur dalam urusan anak-anak. Biarkan saja mereka melakukan apapun, pura-pura saja tak melihat," ucap kepala sekolah

"Tapi Pak," Rudi berusaha memberi penjelasan namun lagi-lagi kepala sekolah membungkamnya

"Tidak perlu tapi-tapian, kalau kamu masih mau bekerja di sini ikuti saja semua yang saya ucapakan, kecuali kamu memang sudah bosan bekerja di sini," tutur kepala sekolah mengakhiri pembicaraannya

Rudi pun bergegas meninggalkan ruang kepala sekolah. Ia menghela nafas panjang saat kembali ke ruangannya.

"Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan?. Apa ini yang membuat pria ini mati?" ucap Rudi

Ia kemudian membuka sebuah buku agenda biru yang tergeletak di atas meja.

Matanya seketika berkaca-kaca saat membaca curhatan pilu sang guru BK.

"Ternyata nasibnya hampir mirip denganku, pantas saja ia bunuh diri,"

Rudi buru-buru menutup buku agenda itu dan memasukannya kedalam laci. Ia kemudian mengambil tas ransel milik Tri dan bergegas pulang.

Setibanya di rumah ia terkejut saat melihat rumahnya berantakan. Bukan hanya itu, melihat kedatangannya seorang anak kecil berlari menghampirinya.

"Ayah aku lapar," ucap anak itu sambil memeluknya

*Deg!

Rudi trenyuh melihatnya. Tiba-tiba Ia teringat kedua buah hatinya.

"Kalau begitu ayo kita makan," jawan Rudi menggandeng lengannya.

Ia buru-buru menuju ke dapur, namun di sana tidak ada apapun yang bisa di makan.

"Dimana ibumu?" tanya Rudi

Anak kecil itu menunjuk ke kamar. Dalam hati Rudi menggondok. Ia sangat kesal dan marah saat tahu istrinya ada di kamar dan hanya tiduran tanpa melakukan apapun. Padahal rumah kotor, berantakan, di dapur tidak ada makanan. Ia benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa seorang istri tidak masak dan bersih-bersih rumah saat suami kerja dan malah santai di kamar tidur.

Amarahnya semakin memuncak saat melihat seorang wanita terbaring di atas ranjang dengan selimut yang masih membungkus tubuhnya. Rudi buru-buru menyingkap selimut yang menutupi tubuh istrinya.

Baru saja ia ingin membuka mulut untuk meluapkan emosinya, tiba-tiba kedua bibirnya tak bisa berkata-kata saat melihat kondisi sang istri yang tidak memiliki kaki.

"Sayang, kamu sudah pulang?" sapa wanita itu membuat Rudi seketika berkaca-kaca.

"I..iya,"

"Kamu pasti capek ya," ucap wanita itu kemudian mengambil sesuatu dari bawah bantalnya

"Tadi ayah sama ibu datang ke sini terus ngasih uang ini buat biaya berobat aku. Tapi sepertinya kamu lebih butuh," ucap wanita itu memberikan amplop putih kepada Rudi

"Buat apa?" tanya Rudi

"Katanya kamu pengin beli laptop?, gunakan saja buat beli laptop," jawab wanita itu

"Ayah aku lapar," ucap anak kecil itu merengek

"Sebentar ayah masak dulu ya," jawab Rudi

"Tidak usah Mas, kamu istirahat saja. Biar aku pesenin makanan buat Ardi," jawab wanita itu

"Ok," Rudi kemudian meletakan tas kerjanya

Setelah berganti pakaian, Rudi pun mulai membereskan rumah yang tampak berantakan. Ia yang tak pernah memegang sapu sebelumnya tampak kikuk saat harus menyapu rumahnya yang lumayan besar.

Setelah menyapu ia juga harus mengepel lantai dan mencuci piring yang sudah menumpuk.

Baru selesai mencuci piring ia tampak tertegun melihat cucian pakaian kotor yang menumpuk diatas mesin cuci. Baru saja ia hendak memasukkan pakaian kotor itu kedalam mesin cuci, istrinya menghampirinya dengan menggunakan kursi roda.

"Gak usah di cuci sayang, nanti biar di laundry saja. Btw makanan yang dipesan udah datang, kita makan dulu yuk?" ajaknya

Rudi mengangguk, ia kemudian mendorong kursi roda istrinya menuju ruang tamu.

Meskipun Tri memiliki istri disabilitas setidaknya ia berasal dari keluarga kaya,

Rudi tampak memperhatikan foto-foto Tri dan keluarganya.

"Hmm, sepertinya enak ya hidupmu. Suami tak berguna, sampai kapan kau akan hidup seperti ini. Memanfaatkan istrimu yang disabilitas. Apa kau sengaja menikahi putriku agar bisa hidup enak!" seru seorang pria paruh baya memasuki ruang makan

"Papah!" seru istri Rudi dengan wajah gusar

"Kenapa, tapi memang itu kenyataannya. Seorang pria pengangguran sengaja mendekati seorang gadis disabilitas agar bisa hidup enak, karena ia tahu orang tua gadis itu adalah seorang konglomerat!" tandas pria itu seketika membuat selera makan Rudi langsung hilang

Ah sial, ternyata bukan hanya di tempat kerja, ternyata ia juga tertekan di rumahnya sendiri. Pantas saja ia bunuh diri. Ternyata aku baru tahu jika ada orang yang lebih menderita daripada aku,

Rudi bangkit dari duduknya. Namu dengan cepat ayah mertuanya langsung menahannya.

"Mau kemana kamu?"

"Mau keluar sebentar Pah," jawab Rudi

"Jangan lupa cuci mobil papah, setelah itu jemput ibumu di salon biasa," ucap sang ayah mertua kemudian memberikan kunci mobilnya

Rudi pun mengangguk, ia kemudian masuk kedalam mobil.

"Eit, mau kemana kamu?"

Ayah mertua Rudi tiba-tiba keluar dan menghadangnya.

"Mau steam mobil," jawab Rudi

"Siapa bilang papah nyuruh kamu ke steam mobil, aku mau kamu yang nyuci mobil papah. Karena kalau nyuci di steam gak bersih, terus pada lecet. Jadi tolong cuci yang bersih mobil ayah dan jangan sampai baret-baret!" seru pria itu

Rudi turun dari mobil dengan wajah lesu. Meskipun sedikit kesal Rudi terpaksa membersihkan mobil mertuanya.

Setelah mobil bersih, ia pun mengantar sang ayah mertua untuk menjemput sang istri. Tak tahan dengan sikap sang ayah mertua yang memperlakukannya seperti seorang sopir saat menjemput ibu mertuanya. Rudi sengaja meninggalkan pria itu di salon kecantikan.

"Kau pikir biaya kuliah mu itu gratis apa?" Rudi menghentikan langkahnya saat mendengar ocehan sang ayah mertua.

"Aku pikir dengan menguliahkan dirimu bisa memperbaiki kehidupan putriku, ternyata sama saja. Untung saja kau mengajar di sekolah internasional coba kalau tidak, mau di taruh dimana wajah ku. Seorang Hasyim Wiratmoko, orang terkaya nomor 10 di Jakarta memiliki menantu seorang pengangguran," tandas pria itu membuat Rudi meradang.

Ia mengepalkan tangannya menahan diri untuk tidak beradu mulut dengan ayah mertuanya itu.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanya Rudi berusaha sabar

"Antar kami pulang,"

"Baik," jawab Rudi kemudian segera masuk kedalam mobil.

Ia kemudian melesatkan mobilnya menuju ke kediaman sang mertua.

"Sudah sampai Pah," ucap Rudi membangunkan ayah mertuanya yang terlelap

Lelaki itu terbangun dan langsung mengambil kunci mobilnya.

"Sekarang kamu boleh pulang," ucap pria itu

Rudi pun bergegas pergi meninggalkan rumah mewah yang terlihat seperti istana itu.

Dalam perjalanan pulang, Rudi bertemu dengan seorang teman Tri.

"Halo Bro, kebetulan kita bertemu di sini, kalau kau ada waktu mampirlah ke tempat latihanku. Aku sedang butuh coach untuk pertarungan tinju besok, apa kau mau jadi pelatih ku?" tanya pria itu membuat Rudi tercengang

"Pelatih tinju??"

Terpopuler

Comments

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

ohhh jd gini yah ambil sisi lain sebab rasa tertekan yg amat sangat membuat seseorang ingin mengakhiri hidup nya jd sblm bunuh diri renungkan mgkin ada yg lebih buruk lg nasib dr kita gtu yah...

2024-02-15

0

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

terlalu rumit ya hidup Rudi apa" salah apa" salah kasihan

2024-02-13

1

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞Retno W⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞Retno W⃠🦈

oooooooh kerja sampingan Tri itu seorang pelatih tinju toooooh 😎😎

2024-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!