"Maafkan aku Yu," ucap Rudi
"Aku sudah memaafkan mu sebelum kau memintanya,"
"Terimakasih sayang, aku pergi dulu. Tolong jaga anak-anak!" bisik Rudi
Ia kemudian melepaskan pelukannya dan bergegas pergi meninggalkan Ayu.
Ia kemudian melesatkan sepeda motornya menemui seseorang yang menghubunginya.
"Gawat Rud, Martin menghilang, sepertinya duit kita juga ikut ilang," ucap Doni tampak gusar
"Uang kita ilang, ilang gimana maksudnya?" tanya Rudi penasaran
Doni kemudian menjelaskan jika Trader tempat mereka berinvestasi menghilang, dan kini tengah menjadi buronan polisi karena kasus penipuan. Seketika Rudi langsung lemas mendengar ucapan sahabatnya itu. Ia tak menyangka jika satu-satunya harapannya musnah.
"Ya Tuhan cobaan apalagi ini, kenapa kau selalu memberiku cobaan tak henti-henti. Bisa gak sih sekali saja aku bisa menikmati hidup ini!" seru Rudi
"Sabar ya Rud, aku juga sama. Aku juga bingung bagaimana memberitahu istriku," sahut Doni
"Apalagi aku Don, kau tahu kan kalau aku sengaja menggunakan uang pinjaman dari Bank untuk investasi ini, tapi malah jadi begini," sahut Rudi
"Entahlah Rud, yang jelas pikiran ku sedang kalut," tandas Doni kemudian meninggalkan Rudi sendirian
"Arggghh!" Rudi berteriak sekeras-kerasnya melampiaskan kekesalannya
Ia bahkan menangis tersedu-sedu saat mengingat nasib anak dan istrinya.
Rasanya dunia benar-benar runtuh, saat ia tahu jika investasi yang ia titipkan kepada sahabatnya juga ikut hilang.
Rudi yang sudah tak bisa berpikir jernih pun memilih mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas gedung. Ia berpikir bunuh diri adalah jalan satu-satunya agar ia dan keluarganya bisa lepas dari hutang-hutangnya.
"Lebih baik aku mati saja, dengan begitu semua hutang-hutang ku lunas, dan aku tidak perlu membebani istri ku lagi!"
Ia kemudian naik keatas roftoof gedung dan menjatuhkan diri dari atas gedung lantai 8.
*Bruugghh!
*Dreet, dreett, dreet!!
"Bunyi apa ini kenapa berisik sekali!"
Perlahan Rudi membuka matanya. Ia terkejut saat melihat ke sekelilingnya.
"Dimana ini, bukannya aku sudah mati?" ia begitu bingung saat mendapati dirinya berada di sebuah ruangan besar.
Ia kemudian mengambil gawai pipih yang terus bergetar.
"Apa di akhirat juga ada ponsel??" Rudi mengernyit saat melihat seseorang menghubunginya
"Tunggu, sepertinya ada yang aneh?"
Rudi memperhatikan ponsel mewah di tangannya. Ia tahu jika itu bukan ponselnya. Mana mungkin ia mampu membeli ponsel Iph*ne model terbaru. Ia juga mengamati sekelilingnya. Ia begitu tertegun saat mengetahui dirinya berada di sebuah kamar mewah. Bukan hanya itu saja, semua barang-barang yang ada di kamar tersebut adalah barang-barang branded yang harganya tak main-main.
"Apa ini di surga??"
Seketika Rudi berpikir jika dirinya berada di Surga, namun raut wajahnya seketika berubah saat ia melihat ke cermin. Ia mengerutkan keningnya saat menyadari jika dirinya berada di tubuh orang lain.
"Tunggu, kenapa wajahku berubah lebih muda dan tampan. Memang benar jika manusia mati dan tinggal di surga akan kembali muda dan berubah tampan. Tapi setampan-tampannya diriku aku tidak akan berubah setampan dan seglowing ini. Lagipula sejak kapan aku punya jambang, bahkan kakek buyutku gak ada yang punya jambang!" saat Rudi sedang asyik menganalisa wajah barunya tiba-tiba ia mendengar suara seseorang berbicara dari ponselnya
*Ding dong!
"Selamat datang di aplikasi Death Race!"
Rudi reflek membuang ponselnya saat kaget mendengar orang berbicara dari ponselnya.
"Apalagi ini!" Rudi tiba-tiba mundur menjauhi ponsel tersebut
*Grep!
Rudi membelalak saat merasakan seseorang menepuk pundaknya.
"Siapa kau, apa kau malaikat maut!" tuturnya dengan wajah ketakutan
"Cih, terlalu dini jika kau menyebut ku sebagai Malaikat maut, karena aku bukan malaikat!" seru pria itu
"Lalu jika kau bukan malaikat lalu siapa?" tanya Rudi
"Aku??" pria itu tersenyum sambil menunjuk dirinya
"Aku adalah orang yang selama ini kamu cari?" jawan pria itu kemudian duduk di atas sofa
"Aku mencarimu?" tanya Rudi tak percaya
Pria itu mengangguk pelan.
"Sebenarnya bukan hanya kau saja yang suka mencariku, tapi banyak manusia di dunia ini selalu mendatangi ku jika sedang kalut atau lebih tepatnya tak punya iman. Padahal kebanyakan manusia sangat takut saat aku mendekat, dan itulah yang membuat ku marah padamu. Kau sudah memanggilku di saat aku belum mendatangi mu. Dan karena kekesalan ku itu maka kau harus mendapatkan hukuman,"
"Hukuman??" Rudi mengernyit mendengar ucapan pria misterius itu.
"Apa kau lupa kalau bunuh diri itu di larang oleh agama?"
Rudi terdiam mendengar ucapan pria itu.
"Karena kau sudah melakukan dosa besar maka sudah sepantasnya kau akan mendapatkan hukuman bukan?" ucap lelaki itu menghampiri Rudi
"Hukuman??" Rudi menoleh kearah pria di sampingnya.
Namun Lelaki itu hanya tersenyum kemudian menghilang.
Saat Rudi sedang kebingungan tiba-tiba ia mendengar suara pintu kamarnya di ketuk seseorang. Ia buru-buru membukanya. Seorang wanita cantik tampak berdiri di depan pintu dengan wajah ramah.
"Selamat pagi Bapak," sapanya dengan ramah
"Pagi," jawab Rudi sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Hari ini bapak ada rapat dengan pemegang saham, jadi aku harap bapak segera siap-siap," ujar wanita itu
Rudi terpaksa kembali masuk untuk mandi. Tiba-tiba saja ponselnya kembali berdering.
"Selamat datang di aplikasi Death Race Game, saat ini anda sedang menjadi salah satu pemain Death Race Game. Silakan tekan tombol satu untuk mengetahui identitas Anda,"
"Pemain Game??" Rudi tampak ragu saat mendengar suara dari ponselnya.
Karena penasaran Rudi kemudian mengikuti instruksi dari ponselnya untuk menekan angka satu.
NAMA : Richard Austin Kill
Usia : 25 Tahun
Pekerjaan : Saat ini tengah menjadi kandidat terkuat untuk menjadi CEO Mahadaya Group
"Gila, yang bener aja, sekarang gue terlahir kembali sebagai seorang CEO Mahadaya Group??" Rudi menyeringai
Ia tak menyangka jika dirinya akan hidup kembali dan bereinkarnasi menjadi seorang miliarder seperti dalam cerita novel.
"Wah ini benar-benar kejutan, jika ini benar, maka aku bisa memperbaiki kehidupan ku sekarang,"
Rudi yang begitu bahagia tak menyia-nyiakan kesempatan kedua yang di perolehannya. Ia segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Selesai mandi iapun buru-buru bergegas pergi bersama dengan sekretarisnya untuk menghadiri rapat.
Saat ia memasuki ruang rapat iapun terkejut saat melihat Martin di sana.
"Martin??, bagaimana bisa bajingan itu ada di sini, bukankah dia sedang menjadi buron??" ucapnya dalam hati
Saat ia hendak menghampiri Martin, tiba-tiba seorang pria menghampirinya.
"Sebaiknya cepat kita mulai rapatnya, jangan biarkan mereka menunggu terlalu lama," ucap Pria itu kemudian menuntunnya menuju tempat duduknya. Rapat pun di mulai, hari itu para pemegang saham mengadakan voting untuk memilih CEO Perusahaan.
Rudi begitu senang saat dirinya berhasil terpilih menjadi CEO Mahadaya Group. Ia tak mengira jika keputusannya untuk bunuh diri benar-benar akan merubah hidupnya.
Saat ia hendak menyampaikan pidato pasca kemenangannya dalam voting, seorang wanita datang menghampirinya, wanita itu kemudian menuangkan air mineral ke gelas kosong yang ada di depan Rudi.
"Terimakasih," ucap Rudi kemudian meneguk air putih sebelum memulai pidatonya
Namun siapa sangka setelah meminum air itu Rudi merasakan lehernya seperti tercekik dan merasakan sakit yang luar biasa hingga ambruk ke lantai.
*Bruughh!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kustri
baru nemu
lanjut...
2024-06-04
0
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
smgt kk thor sslu di anti up nya
2024-02-15
0
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
ini aq ngikut aja blm tau alirnya gmn
2024-02-15
0