9 Nyawa 19 REVISI

#Bagi yang sudah baca chapter 18 silakan baca ulang, karena sudah ku revisi ya, terimakasih #

Dengan sedikit gugup, Rudi menarik pelatuk pistolnya dan mengarahkan kepada musuhnya.

*Dor!

*Bruughh!

"Mantul!"

Rudi menyeringai saat ia berhasil menjatuhkan musuh-musuhnya.

*Cit!

Ia menghentikan motornya di sebuah bangunan mewah. Ia segera turun dari motornya dan berjalan masuk.

Seorang pria tersenyum menyambut kedatangannya. Rudi segera melemparkan tas ransel yang dibawanya.

Pria itu kemudian meminta anak buahnya untuk membuka tas tersebut. Rudi tampak santai, ia menarik sebuah kursi dan duduk menghadap bos besar.

Bos besar menyeringai saat anak buahnya menunjukkan isi tas tersebut. Ia begitu senang saat melihat Rudi berhasil menjalankan pekerjaannya.

"Perfect, Lo emang bisa di andalkan Len, gak salah gue milih lo!" puji Bos besar

Rudi hanya menanggapi pujian itu dengan dingin.

"Jangan lupa bayarannya bos. Kali ini aku mau anda membayarnya full," sahut Rudi

"Hahaha, tentu saja Carlen. Kali ini aku akan membayar penuh untuk pekerjaan mu sekalian bonus untuk pembayaran pekerjaan mu bulan lalu,"

Lelaki itu kemudian memanggil anak buahnya dan membisikkan sesuatu kepadanya. Ia kemudian pergi meninggalkan ruangan itu dan tak lama kembali lagi dengan membawa sebuah koper.

Bos besar membuka koper tersebut dan menunjukkannya kepada Rudi.

"500 juta tunai sesuai perjanjian kita," pungkasnya

Lelaki itu kemudian mendorong koper itu kearah Rudi.

"Cek dulu sebelum pergi!"

Rudi kemudian mengecek setiap gepok uang itu dengan teliti.

"Ok semuanya asli!" ucap Rudi kemudian menutup kembali koper tersebut.

Ia kemudian berdiri dan pergi meninggalkan tempat itu. Ia melesatkan sepeda motornya menuju ke sebuah rumah sederhana.

"Jadi ini rumah Carlen, padahal ia memiliki uang yang banyak, kenapa ia tidak tinggal di apartemen atau rumah yang bagus saja. Kenapa ia malah memilih tinggal di rumah jelek ini!"

Rudi kemudian meletakkan kopernya di sebuah brangkas kecil.

Ia begitu terkesiap saat melihat begitu banyak uang dan perhiasan di brangkas tersebut.

"Gila, dia benar-benar tajir. Kalau begini aku bisa jadi miliarder!" seru Rudi begitu bahagia saat melihat isi brangkas Carlen.

Ia kemudian memasukkan semua uang dan perhiasan kedalam kopernya dan mengunci brangkas tersebut.

Tidak lama ponselnya berdering, Rudi buru-buru mengangkat teleponnya.

"Cepat pergi dari kota ini dan amankan uang kita!" ucap pria itu dengan nafas memburu

"Memangnya ada apa?" tanya Rudi penasaran

"Jangan banyak tanya, cepat pergi atau kau akan bernasib sama seperti ku!" jawab pria itu

Tak lama terdengar suara tembakan beruntun hingga pembicaraan mereka terputus. Rudi bisa mengira kalau temannya pasti sudah tewas.

Ia buru-buru mengganti password brangkas tersebut dan menguburnya di belakang rumah.

"Untuk sementara aku harus meninggalkan mu di sini, nanti kalau semuanya sudah aman aku akan kembali lagi ok!" seru Rudi kemudian meninggalkan tempat itu

Ia segera menyalakan sepeda motornya dan melesat pergi. Namun baru saja ia keluar dari halaman rumahnya sebuah mobil van mengejarnya.

"Sial, ternyata mereka sudah sampai!"

Rudi segera menambah kecepatan motornya dan melaju cepat meninggalkan mobil van yang terus membuntutinya.

Suara tembakan terus membuatnya harus meliuk-liukkan sepeda motornya agar tidak terkena timah panas yang dilancarkan musuh-musuhnya.

Ia juga tak mau kalah. Rudi mengeluarkan pistolnya dan menembaki musuh-musuhnya tersebut

Namun sayangnya pelurunya tidak terlalu banyak sehingga ia tak bisa menghabisi semua musuh-musuhnya.

"Ah sial!" celetuk Rudi kemudian melemparkan pistolnya.

Saat melintasi sebuah pertigaan ia melihat rombongan musuh datang menghadang dari depan. Rudi terpaksa memutar sepeda motor untuk menghindari mereka.

Banyaknya jumlah mereka membuat Rudi memberanikan diri untuk menerobos masuk ke sebuah tempat perbelanjaan. Rudi segera meninggalkan sepeda motornya dan masuk kedalam mall. Ia buru-buru menuju ke pusat penjualan pakaian dan mengganti pakaiannya.

Tak lama musuh-musuhnya memasuki mall tersebut untuk mencarinya.

Rudi sengaja bersembunyi di antara para pengunjung wanita. Ia bahkan menutupi mukanya dengan hijab yang dipakainya sehingga mereka tak mengenalinya. Setelah mereka memastikan semuanya masuk kedalam mall Rudi kembali ke parkiran dan menyalakan sepeda motornya.

*Grep!

"Mau lari kemana lo!" seru seseorang menepuk pundaknya

Rudi pun reflek membalikkan badannya dan meninju wajah musuhnya itu. Rupanya perkelahian Rudi memicu musuh-musuh yang lain bermunculan dan berlari mendekatinya.

"Sial, kalau begini aku bisa mati lagi!" pekiknya

Rudi mengambil pistol dari lawan yang baru saja dikalahkannya. Ia menembaki setiap musuh yang mendekat sehingga terdengar suara teriakan para pengunjung mall. Suara bising pengunjung mall membuat musuh menjadi kalang kabut. Apalagi saat pihak keamanan mall mulai bergerak untuk melawan mereka.

Rudi memanfaatkan kesempatan itu melarikan diri. Ia berlari membaur bersama para ibu-ibu yang berlari ketakutan sambil berteriak histeris.

"Itu dia!" seru salah seorang musuh saat melihat Rudi bersama segerombolan ibu-ibu berlari meninggalkan halaman parkir mall.

Saat para berandalan itu mengejarnya Rudi meminta bantuan ibu-ibu untuk melawannya.

"Tolong aku ibu, mereka ingin membunuhku!" celetuknya dengan wajah mengiba

Ibu-ibu yang ketakutan pun seketika menjadi beringas dan memukuli para penjahat itu dengan barang-barang belanjanya. Rudi tersenyum senang dan berlari meninggalkan mereka.

Ia buru-buru melompat keatas truk yang melintas membawa barang-barang.

Para penjahat itu pun langsung bergegas mengejarnya dengan menggunakan mobil mereka.

"Aku tidak boleh mati kali ini, aku harus selamat. Ingat Rudi kamu bisa merubah hidup mu dan keluarga mu dengan uang itu, jadi bertahanlah!" ucap Rudi berusaha menyemangati dirinya.

Suara tembakan membuat ia harus bersembunyi untuk melindungi dirinya.

"Sial, kalau , seperti ini terus bisa tamat riwayat ku!" seru Rudi.

Ia melihat beberapa seperda motor melesat kedepan truk dan menghadangnya. Truk pun berhenti saat para pengendara sepeda motor itu mengacungkan pistol kearahnya.

"Sial!"

Tak ada pilihan lain selain melawan. Rudi pun mengecek peluru di dalam pistolnya.

"Hanya tersisa dua, jadi aku harus memakainya untuk keadaan genting saja.

Rudi menggerakan bola matanya untuk mengamati sekitarnya. Ternyata truk berhenti di sebuah jembatan dimana dibawanya mengalir sebuah sungai besar.

"Sepertinya tidak ada cara lain untuk menyelamatkan diri selain menceburkan diri ke sungai, prestase aku selamat memang hanya 30 persen, tapi aku yakin bisa selamat!. Lagipula aku sudah beberapa kali mati jadi untuk apa aku takut mati. Toh jika aku mati masih ada lima nyawa lagi, jadi aku masih bisa hidup lagi!" pekiknya

Rudi kemudian memberanikan diri melompat dari atas truk. Sebelumnya ia menebak kedua musuh yang ada di samping kanan dan kirinya agar ia tak terkena tembak dari mereka.

*Byuur!!

Semua musuh-musuhnya terkesiap saat melihat Rudi benar-benar menjatuhkan diri ke sungai. Mereka bahkan berdiri di jembatan untuk memastikan ia benar-benar mati atau tidak.

"Cepat turun ke sungai dan cari mayatnya!"

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈

⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈

gak kebayang jadi Rudi 😂 saat jadi penjahat dia yang di kejar2 musuh yang baca yang ngos gosan😂

2024-03-16

0

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

apa secepat ini Rudi akan mati lagi

2024-03-03

2

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞Retno W⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞Retno W⃠🦈

lhadalah pede banget tuuuuh kamu Rud...
uda gak takut ama kematian aja neeeh sekarang kamunya

2024-03-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!