5

flashback on.

Seperti biasa malam ini Karel sedang berkumpul di rumah Keenan bersama Bian dan Andra, juga sahabat Keenan yang lainnya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama agar liburan ini tidak terasa membosankan. Tempat berkumpulnya juga tidak menentu kadang di tempat tongkrongan biasa, kadang juga di rumah salah satu dari mereka, terus begitu berulang-ulang.

Saat sedang sibuk bermain PS mereka semua mulai terusik dengan suara dering ponsel yang sejak tadi terus berbunyi.

Awalnya mereka semua mengabaikan suara yang entah berasal dari ponsel siapa itu. Mereka pikir setelah di biarkan akan berhenti sendiri tapi dugaan mereka salah. Suara dering itu tetap terdengar dan lama-lama membuat mereka terganggu.

"Hp siapa sih berisik banget?" Gerutu Arkan tidak bisa mendengar dengan jelas karena ia sedang melakukan video call dengan pacar barunya.

"Liat dulu punya siapa." Suruh Bara yang sedang bermain ponselnya karena menunggu giliran bermain PS dengan yang lain.

"Bukan punya gue." Jawab Juna yang sibuk memakan camilan yang baru saja ia ambil dari dapur Keenan.

"Bukan punya gue juga." Sama dengan Juna. Aksa juga melakukan hal yang sama. Sibuk memakan camilan yang Juna bawa, tapi matanya tetap fokus menatap layar TV di depannya.

"Punya Karel tuh." Ucap Andra memberitahu karena ia baru saja memeriksa semua ponsel yang ada di meja dan ternyata ponsel milik Karel yang berbunyi.

"Heh Dugong hp Lo bunyi tuh." Ucap Arkan lagi. Dia benar-benar merasa kesal karena tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang pacarnya katakan.

"Kalau gak mau ngangkat matiin aja biar gak ganggu." Bian ikut ikutan menimpali.

Walaupun begitu matanya tetap fokus pada layar TV karena sibuk menonton Karel dan Keenan yang sedang bermain PS.

"Bentar." Balas Karel yang masih asik bermain PS karena tidak mau kalah dari Keenan.

"Angkat" suruh Keenan tanpa menoleh pada karel. Dia sudah mulai kesal karena Karel tidak peduli dengan ponselnya yang sedari tadi terus berdering.

Membalas ucapan Keenan hanya dengan deheman saja. Mau tak mau Karel menghentikan permainanya dan menyuruh Bian menggantikannya. Karel menerima telepon tersebut tanpa melihat siapa yang menelfon nya.

"Siapa sih ganggu aja" ucap Karel kesal setelah mengangkat panggilan tersebut.

"Maaf Tuan Muda, sudah mengganggu waktu anda. Ini Bibi Lucy, pengasuh Nona Ellen. Bibi hanya ingin memberi tahu tuan muda jika Nona Ellen akan pindah ke Indonesia dan sudah dalam perjalanan menuju kesana. Mungkin besok malam Nona Ellen akan sampai." jelas Bibi Lucy panjang lebar dan sedikit cepat karena merasa tidak enak telah menganggu waktu Karel.

Selain itu Lucy juga tidak ingin membuang-buang waktu, agar saat Ellen tiba ia tidak akan merasa khawatir karena sudah ada yang menjaga gadis itu.

Bangkit dari duduknya, kini Karel berjalan menjauhi teman-temannya, karena merasa ada masalah serius yang akan di bicarakan Lucy, yang memang sebelumnya tidak pernah menghubungi Karel, walaupun saling mengenal tapi setelah kematian Ibunya Ellen semua kabar tentang mereka seperti menghilang begitu saja.

Bahkan keluarga Dirgantara tidak tau bagaimana kabar keluarga Valmoris, tapi sekarang dengan tiba-tiba Lucy mengubungi Karel dan mengatakan jika Ellen akan pindah ke Indonesia yang entah karena apa alasannya.

"Maksud Bibi akan pindah kesini?" tanya Karel heran.

"Bahkan kabar tentang kalian menghilang begitu saja, memangnya apa yang terjadi? Kenapa semua nomor kalian juga tidak bisa di hubungi kecuali nomor Daddy Grayson. Walaupun bisa di hubungi tapi tidak pernah di angkat dan sekalinya ada kabar kenapa malah mengejutkan dengan kepindahan kak Ellen." tanya Karel bertubi-tubi.

Karel memang memanggil orang tua Ellen Mommy dan Daddy sama seperti Ellen dan sebaliknya Ellen juga memanggil orang tua Karel dengan sebutan Mami dan Papi.

Ada rasa marah karena kabar tentang Ellen menghilang begitu saja. Bahkan Karel pernah pergi ke Los Angeles hanya untuk mencari Ellen, tapi tetap tidak bisa menemukan keberadaannya, karena mereka sudah pindah rumah. Semua seperti sudah di rencanakan sampai kabarnya pun tidak pernah terdengar. Karel sangat menyayangi Ellen, saat tau semua koneksi pada keluarga Valmoris menghilang, Karel jadi kelimpungan sendiri karena ia sangat takut sesuatu terjadi pada Ellen.

"Maaf karena sudah mengejutkan tuan muda. Tapi bibi minta tolong pada tuan muda. Tolong jaga Nona Ellen, karena setelah kematian nyonya Elena semuanya berubah. Tuan Grayson sangat mencintai nyonya Elena sampai berpikir bahwa kematiannya di sebabkan oleh Nona Ellen, bahkan sudah bertahun-tahun, Tuan juga membenci Nona Ellen dan tidak pernah menggap keberadaannya, bahkan sampai sekarang." Tidak ada pilihan lain selain menceritakan semua ini pada Karel.

Bagaimana bisa Lucy memiliki nomor Karel? Tentu saja dia memohon pada Grayson agar memberikannya karena ia sangat mengkhawatirkan Ellen dan untung saja Grayson memberikannya tanpa bertanya apapun padanya.

Tangan Karel terkepal dengan mata memerah. Tidak menyangka kakak yang paling dia sayangi akan menderita selama bertahun-tahun lamanya dan tidak ada yang mengetahuinya sama sekali.

Kata Karel, Ellen adalah kakak favoritnya. Sangat aneh bukan, tapi itulah Karel. Dia benar-benar unik sekali. Dulu dia pernah berjanji akan menjadi pelindung bagi Ellen tapi sekarang ia merasa gagal karena tidak bisa menjaga Ellen, bahkan dari Ayah dari gadis itu sendiri.

Semua sahabatnya menatap Karel dengan bingung. Tidak bisa mendengar apa yang Karel bicakaran karena jarak mereka cukup jauh. Ada rasa khawatir melihat Karel yang seperti menahan tangis, tapi mereka tidak mau ikut campur kecuali Karel sendiri yang memberitahu. Lagipula mereka juga tidak tau apa masalahnya.

"Kenapa baru bilang sekarang Bi" dadanya terasa sesak mengetahui hal ini, nafas Karel juga tidak beraturan karena sekuat tenaga menahan diri agar dia tidak menangis.

"Kak Ellen menderita selama ini dan Karel gagal ngelindungin kak Ellen. Pasti Mommy Elena kecewa sama Karel."

Suara Karel sangat lirih bahkan sedikit tersiak tapi sebisa mungkin ia berusaha agar air matanya tidak jatuh. Jika saja tidak sedang bersama para sahabatnya sudah pasti Karel akan menangis sejadi-jadinya, karena jika sudah menyangkut Ellen Karel akan jadi orang yang paling lemah.

"Tidak, Tuan muda tidak gagal. Bukankah Nona Ellen berani melarikan diri dari sini, itu artinya Nona Ellen masih punya harapan di sana. Jadi tolong, tuan muda jaga Nona Ellen dengan baik dan beri dia kebahagiaan agar hidupnya kembali berwarna. Selama ini dia sangat pandai memakai topengnya sampai tidak ada yang menyadari jika ada rasa sakit yang mendalam pada dirinya."

"Karel akan berusaha lebih keras lagi buat jagain kak Ellen, Bibi bantu do'a ya, biar semuanya jadi lebih baik dan kembali kaya dulu lagi"

"Pasti Tuan Muda, sekali lagi Bibi titip Nona Ellen ya"

"Hmm. Yaudah Karel tutup dulu telfonnya." Setelah menutup telfon, Karel mendekat ke arah para sahabatnya, tanpa mengatakan apapun Karel langsung merebahkan diri di sofa dengan tangan yang menutupi matanya.

Semuanya menatap kearah Karel, lalu saling menatap satu sama lain, seperti berbicara lewat tatapan mata, setelahnya mereka mengendikan bahunya tidak tahu dan membiarkan Karel yang sepertinya memang tidak mau cerita pada mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!