Bab 17

Hari itu Raka pulang seperti biasanya namun yang berbeda kini di rumahnya ada istri yang menunggunya.

Tok.. Tok..

"Istriku, aku pulang" ucapnya sambil mengetuk pintu rumah.

"Sebentar" Gina berjalan cepat untuk membuka pintunya.

Saat itu Gina sedang menyiapkan makan malam untuknya dan juga suaminya.

"Suamiku pasti lelah, ya? aku sudah buatkan teh hangat" kata Gina menyambut suaminya lalu mencium tangannya.

"Terimakasih istriku"

Raka masuk kedalam rumah dengan hati yang gembira mendapatkan sambutan dan perhatian hangat dari istrinya yang cantik itu.

Setelah itu Raka duduk sebentar di ruang makan lalu meminum teh buatan Gina.

"Istriku, aku mandi dulu ya? badanku berkeringat" ucap Raka beranjak dari tempat duduknya.

"Iya suamiku" jawabnya dengan lembut.

Di samping Raka mandi, Gina sibuk mengecek penjualan toko bunganya melalui laporan email dari karyawannya.

Rupanya hari itu cukup banyak yang memesan bunga dari tokonya. Gina mulai berfikir, hanya masalah waktu dan tempat yang lebih bagus akan membuat toko bunganya semakin berkembang.

Namun dia yang seharian itu mencari tempat di sekitar tempat tinggal Raka saja belum mendapatkan hasil apapun. Gina merasa kesulitan dalam merancang pembukaan cabang tokonya itu.

"Huh, memang susah banget cari pertokoan kosong di tempat yang ramai" kata Gina sambil menghela nafas.

Dia akhirnya mencari juga melalui internet dan media sosial mengenai tempat yang di sewakan untuk membuka toko.

Hampir 30 menit Gina tampak semakin serius hingga mengerutkan keningnya mencari tempat tapi tidak ada hasilnya.

"Istriku sedang apa?" ucap Raka tiba-tiba mendekat di sisi kiri Gina hingga hampir menempelkan wajahnya.

"Kyaa!! Raka!! apa yang? maksudku suamiku, kenapa tiba-tiba muncul disitu" Gina sangat terkejut dengan kedatangan Raka.

"Haha.. kenapa serius banget sih? coba panggil namaku saja kalau itu membuatmu nyaman, istriku" kata Raka yang tertawa senang.

"Haah.. jantungku hampir copot! suamiku, ayo kita makan dulu. Aku pusing memikirkan ini"

Gina menutup laptopnya lalu mengajak Raka untuk makan dibanding memikirkan tempat yang belum di temukannya hingga sekarang.

"Iya tapi kenapa gak panggil Raka saja seperti tadi"

"Haha.. aku tadi gak sengaja, masa aku panggil suamiku dengan nama? bukannya gak sopan?" kata Gina.

"Gak masalah istriku, aku juga pernah memanggilmu Gina kan? saat itu" Raka mencoba mengingatkan kembali momen bersama saat Raka meminta ijin memanggilnya dengan namanya.

Gina tersentak teringat saat Raka memanggilnya dengan namanya hingga membuat wajahnya memerah.

"Hah! suamiku jangan membicarakan yang waktu itu, hmph!"

Gina malu jika mengingat saat itu karena Raka memperlihatkan sisinya yang lain pada malam itu.

"Iya, baiklah aku akan berhenti tapi panggil aku dengan namaku saja ya" pintanya dengan ekspresi memelas.

"Hmph! Raka" kata Gina merasa sedikit canggung.

"Yasudah, ayo kita makan sekarang" ucap Raka.

Mereka akhirnya makan malam bersama dengan memakan makanan yang di masak oleh Gina.

Meskipun begitu sebelumnya mereka juga menghubungi Dianti untuk menanyakan keadaannya yang jauh itu.

Setelah selesai makan, Gina dan Raka duduk bersama di ruang keluarga untuk menonton acara di TV sambil bersantai sebentar.

"Omong-omong, istriku gimana sudah dapat tempatnya?" tanya Raka penasaran.

"Belum, tempatnya penuh semua. Hmph!" kata Gina merasa frustasi.

"Gimana kalau kita keliling sebentar, siapa tahu ada tempat yang kosong" ajaknya antusias.

"Boleh, apa kita pergi sekarang? tapi Raka apa kamu gak lelah?" tanya Gina merasa khawatir.

Raka tersenyum karena Gina peduli dengannya hingga mencemaskan dirinya.

"Kalau untuk istriku, mana mungkin aku lelah" Jawab Raka.

"Baiklah" Gina bersemangat di ajak oleh Raka keluar.

Raka mengambil kunci motor karena jika menggunakan mobil otomatis terhambat karena macet di jam itu.

"Ayo istriku! tapi gak apa kan kalau naik motor? soalnya macet jam-jam segini" kata Raka.

"Gak masalah Raka, ayo kita jalan sekarang"

"Tunggu, aku ambil sesuatu sebentar" Ucapnya sambil berlari ke arah kamar.

Saat itu Raka melihat istrinya tidak mengenakan pakaian yang tebal sehingga dia berniat mengambil jaket miliknya untuk di pakai oleh istrinya.

"Istriku, kamu harus pakai ini kalau gak mau masuk angin" kata Raka memakaikan jaket tersebut.

"Terimakasih suamiku" jawabnya sambil tersenyum.

Raka juga memakaikan helm dan mengaitkannya dengan benar serta mempersiapkan motornya dengan baik agar Gina merasa nyaman dan aman berkendara dengannya.

"Kalau ngantuk harus bilang, ya istriku" ucapnya sambil menoleh kebelakang.

"Iya suamiku"

Mereka akhirnya pergi berkeliling untuk mencari tempat yang Gina inginkan serta untuk membuat hubungan di antara mereka semakin dekat.

"Istriku pegangan yang kencang" ucap Raka sambil menyentuh tangan istrinya yang sedang memeluknya dari belakang.

"Eum.. suamiku, apa disini memang seramai ini?" Gina menuruti suaminya lalu merasa penasaran.

"Iya disini memang ramai istriku, berbeda seperti di rumah ibu yang sepi" jawabnya sambil terus mengendarai motornya.

"Begitu ya, lain kali kita makan diluar, ya? sepertinya makanan itu enak" Gina menunjuk ke tempat yang penuh dengan orang mengantri makanan di pinggir jalan.

Raka terkejut karena Gina mau makan di pinggir jalan karena selama ini yang dia tahu Gina mungkin belum pernah makan di tempat seperti itu.

"Yang benar? apa gak apa-apa istriku?" tanya Raka.

"Iya, aku penasaran dengan rasanya apalagi banyak orang mengantri, pasti enak" jawabnya dengan antusias.

"Baiklah, besok aku ajak kesana. Aku pernah coba dan memang makanannya enak hanya saja istriku harus bersabar menunggu karena antriannya selalu panjang seperti itu" ucap Raka tersenyum.

"Iya gak apa-apa, aku benar-benar penasaran suamiku"

Gina tidak goyah sama sekali meski Raka sudah mengatakan bahwa dia harus mengantri lama disana.

Raka merasa baru mengetahui sisi lain dari Gina yang satu ini. Dia merasa senang karena istrinya tidak pemilih dan mau mencoba hal baru yang menarik baginya.

"Sepertinya disini memang gak ada tempat kosong istriku, gimana kalau besok aku ajak ke tempat lain mungkin disana ada tempat yang kamu cari" kata Raka.

"Baiklah tapi apa kamu gak apa-apa suamiku?" tanya Gina merasa cemas.

"Iya, apapun itu asalkan istriku senang" jawabnya.

"Kita pulang sekarang ya, besok kita lanjut cari lagi" ucap Raka.

"Oke"

Mereka memutuskan untuk pulang setelah cukup lama berkeliling disana namun tetap belum mendapatkan hasilnya.

Hari itu Gina merasa senang bisa melihat banyak hal yang menarik sedangkan Raka juga tak kalah senangnya karena bisa pergi bersama dengan Gina dan juga karena di peluk olehnya.

Meskipun begitu Gina masih belum membuka hatinya itu hingga meski melakukan hal yang romantis bahkan mendebarkan tetap Gina tidak bergeming dari hatinya yang tertutup rapat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!