Malam itu hujan deras mengguyur sekitar rumah Dianti.
Tidak seperti biasanya hari itu Dianti pergi ke rumah tetangga yang berkisar 4 rumah dari rumahnya karena ada acara syukuran kelahiran bayi di rumah tersebut.
Karena Gina masih tidur karena lelah Dianti tidak berpamitan sebelum pergi dan hanya membiarkan Gina tidur di kamar.
"Bu Dianti kenapa datang sendiri? dimana Gina?" tanya tetangga tersebut.
"Gina sedang tidur kasihan dia lelah seharian membeli perlengkapan untuk buka toko di samping rumah" Dianti duduk bersama dengan tetangga yang lain.
Saat itu mereka berbincang banyak hal tak terkecuali Yanto yang sering membantu di sekitar komplek rumah Dianti.
Karena hujan deras belum berhenti Yanto yang mendengar percakapan para ibu-ibu itu pun merasa bosan dan keluar dari rumah itu lalu duduk di depan teras untuk merokok.
Saat itu pandangan tidak sengaja melihat ke arah rumah Dianti karena pandangannya yang terbatas Yanto berfikir bahwa ada seorang pria masuk ke rumah Dianti.
Yanto dengan perasaan cemas jika mungkin pria itu berbuat hal tidak baik ke Gina akhirnya berjalan menghampiri rumah Dianti untuk melihat keadaan di sana.
Tok.. Tok..
"Bu.. kenapa tidak di jawab? apa ibu dan kak Gina pergi?" ucap Raka di depan pintu.
Saat itu Raka basah kuyup dan sudah merasa kedinginan sehingga dia membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang selalu ia bawa.
Ceklek!
Raka membuka pintu lalu menaruh tasnya dan membuka kemeja yang dia kenakan karena basah.
Raka mengira bahwa di rumah tidak ada orang namun nyatanya saat itu Gina bangun dan keluar dari kamar lalu menuju ke depan.
"Kyaa!!" Gina berteriak kencang karena melihat Raka tidak memakainya baju atasnya.
Raka ikut terkejut dan hendak mengambil sesuatu untuk menutupi tubuhnya namun dia tergelincir hingga jatuh menimpa Gina.
Yanto mendengar teriakan Gina langsung berlari.
Setibanya di sana posisi Raka yang di atas Gina tanpa memakai baju membuat Yanto geram dan mengira bahwa Raka melakukan hal tidak senon*h terhadap Gina.
Sret!
Buk..
Dhuak..
Yanto memukul wajah Raka dengan emosi yang meluap.
"Berhenti!! Pak Yanto, dia Raka tolong jangan di pukul lagi! semua ini salah paham" kata Gina mencoba menghentikan Yanto.
"Salah paham? jelas-jelas dia berbuat hal yang tidak pantas" ucap Yanto dengan suara yang keras.
Suara keributan itu terdengar oleh tetangga lain yang lewat lalu dia yang tahu terjadi keributan di rumah Dianti langsung mencarinya.
"Bu.. bu Dianti! cepat pulang di rumah ibu ada keributan" ucap tetangga itu.
"Apa? ada apa sebenarnya?" Dianti terkejut langsung berdiri dan panik.
"Saya juga tidak tahu tapi sepertinya ada yang berkelahi" ucapnya dengan panik.
Semua orang yang sedang berkumpul pun ikut merasa penasaran hingga mengikuti Dianti ke rumahnya.
Sesampainya di sana Dianti sangat syok melihat Raka yang terlihat berantakan tanpa memakai baju atasnya.
"Astaga!! ada apa ini? kenapa anakku kau pukul Yanto?" ucap Dianti mendorong Yanto.
Semua orang melihat kondisi Raka yang menimbulkan spekulasi yang beragam dari mereka tanpa tahu fakta sebenarnya.
"Ada apa Gina? kenapa bisa Raka seperti ini?"
"Semua ini salah paham bu, kami tidak melakukan apa-apa! Raka terpeleset dan jatuh menimpa Gina tapi Pak Yanto langsung memukul Raka"
Sorot mata Dianti langsung menatap tajam ke arah Yanto dengan penuh amarah.
"Yanto, bukannya kamu selalu berpikir logis? kenapa kamu memukul anakku tanpa tahu kejadian sebenarnya"
"Bu Dianti coba anda lihat! bagaimana saya berpikir positif melihat anak ibu tidak memakai baju seperti itu di atas menantu ibu?"
Raka hanya terdiam menunggu emosi mereka mereda.
"Tapi bukan seperti ini caranya" ucap Dianti semakin emosi.
Semua tetangga mendengar itu hingga membuat mereka geram lalu Pak RT pun datang menengahi keributan tersebut.
"Ada apa ini ribut-ribut?" ucap Pak RT.
"Saya tidak terima anak saya di pukul seperti ini"
"Tapi anak ibu itu berbuat hal yang mencurigakan" jawab Yanto dengan keras kepalanya.
"Cukup! jangan ribut lebih baik kita duduk dan jelaskan kronologi yang sebenarnya"
"Baiklah Pak RT"
Semua orang masih penasaran dan berkumpul di depan rumah Dianti sedangkan Dianti, Gina, Yanto, Raka dan Pak RT duduk di ruang tamu.
"Coba jelaskan apa yang sebenarnya terjadi" tanya Pak RT ke mereka.
Mereka menjelaskan satu persatu apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi sebenarnya ini salah paham? tapi dari sudut pandang Pak Yanto tentu sebenarnya tidak salah karena dia hanya melihat sesuatu yang tepat di depan matanya namun yang di sayangkan adalah Pak Yanto melakukan kekerasan ke Raka yang seharusnya bisa di bicarakan baik-baik. Sekarang semua orang sudah melihat kejadian ini dan mungkin kedepannya akan terus terjadi kesalahpahaman. Semua itu saya serahkan kembali ke pihak keluarga bagaimana solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini" ucap Pak RT.
"Menurut saya lebih baik mereka di nikahkan saja Pak RT, semua orang sudah terlanjur melihat dan salah paham" kata Pak Yanto.
"Kenapa kamu yang menentukan? saya tidak mau mereka mendapat masalah karena mulut anda yang tidak bisa dijaga" ucap Dianti sangat marah.
Pak RT mulai pusing memikirkan solusi yang tepat meskipun sebenarnya dengan mudah bisa di luruskan jika Yanto tidak keras kepala dengan pemikirannya meskipun sudah mendengar kronologi sebenarnya.
"Pak RT, saya siap menikahi kak Gina" kata Raka dengan serius.
"Tapi kalian kan tidak melakukan hal yang tidak pantas Raka! apa kamu tidak masalah?" jawab Pak RT yang terkejut.
"Tidak masalah selama ibu dan kak Gina tidak mendapat masalah karena kecerobohan saya"
"Yasudah Pak RT, Raka juga mengiyakan kenapa tidak di nikahkan saja secepatnya" celetuk Yanto.
"Bagaimana pendapat bu Dianti dan Gina?" tanya Pak RT.
Gina terdiam karena sudah merasakan hal seperti itu sebelumnya namun kali ini berbeda karena di ketahui oleh semua orang.
"Saya terserah Raka dan Gina" ucap Dianti merasa sedih.
"Gina? bagaimana menurutmu?" tanya Pak RT sekali lagi.
Dalam diamnya Gina berfikir keras dan takut jika menolak mungkin nama baik keluarga ini akan hancur namun jika menerimanya dia merasa kasihan terhadap Raka yang tidak bersalah.
"Baiklah saya setuju tapi beri kami waktu Pak RT, belum lama suami saya meninggal, rasanya saya belum siap jika menikah secepat ini" jawab Gina setelah lama berfikir.
"Kalau begitu semua sudah sepakat dan Pak Yanto tidak boleh mendesak mereka untuk cepat menikah karena mereka punya hak untuk itu, bagaimana?" kata Pak RT dengan serius.
"Karena mereka setuju, saya siap menjadi saksi sampai mereka benar-benar menikah" jawabnya merasa tenang.
"Baiklah semuanya sudah selesai dan saya juga akan bantu luruskan permasalahan ini ke warga yang di depan sana"
"Terimakasih Pak RT"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments