Hari pernikahan Gina dan Raka akhirnya terlaksana setelah melalui banyak hal berat yang di laluinya.
Pesta pernikahan yang diadakan di salah satu gedung yang tidak terlalu mewah namun acaranya cukup meriah dengan di hadiri banyak tamu undangan.
Raka sangat bahagia bisa menikah dengan Gina sedangkan Gina masih belum merasakan perasaan yang sama dengan Raka meskipun begitu Raka tetap menerimanya.
Hari ini Gina sudah menyiapkan hati dan pikirannya untuk menerima Raka sebagai suaminya meskipun belum ada kata cinta yang terlukis dalam benaknya.
Gina beserta ibu mertuanya sedang bersama di kamar Gina.
"Bu, apa Gina sudah melakukan hal yang benar? gimana perasaan ibu menerima ku menjadi menantu ibu untuk kedua anak ibu?"
Gina merasa sedih dan merasakan perasaan yang selalu bersalah atas semua yang terjadi.
"Kenapa kamu selalu berfikir seperti itu nak! ini kan hari bahagia kalian, ibu senang karena kamu masih menjadi menantu ibu jadi jangan selalu menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi dan berbahagialah dengan Raka" ucap Dianti.
"Terimakasih kalau ibu senang menerimaku lagi, aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk Raka"
"Yasudah, ibu bahkan tidak habis pikir kenapa kamu pulang kerumah dulu sebelum pergi ke hotel dengan Raka?"
"Handphone Gina ketinggalan bu, maaf ya kalau hal ini membuat itu khawatir" jawab Gina.
"Kan bisa bilang saja ke Anton atau ibu! cepat sana pasti Raka sudah lama menunggu"
"Iya bu"
Setelah berbincang Gina pergi menemui Raka yang sedang mengobrol dengan Anton di ruang keluarga.
"Kak, sudah ketemu?" tanya Raka yang senang melihat istrinya.
Saat itu Gina masih terlihat sangat cantik dengan riasan yang masih bagus namun sudah berganti pakaian dengan yang lebih nyaman.
"Hei! kenapa panggil istrimu masih kakak?" ucap Anton terheran.
"Ah, iya! aku terbawa kebiasaan ku kak" jawab Raka.
"Dasar anak ini, yasudah sana pergi keburu macet jalanannya" kata Anton yang senang melihat adiknya sudah menikah.
"Ayo istriku" Raka menggandeng tangan Gina.
Mendengar di panggil istriku membuat Gina tidak terbiasa namun dia tetap menerimanya karena sudah sah menjadi istrinya.
"Iya suamiku" jawab Gina dengan malu.
Raka tersenyum senang mendengar Gina menyebutkan dengan panggilan suamiku.
Kemudian mereka pun berjalan menuju mobil untuk pergi ke hotel tempat mereka menghabiskan malam pertama.
*
*
Sesampainya di hotel Raka merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat itu karena merasa takut Gina tidak mau melakukannya.
"Istriku, maaf apa kamu sudah siap? bukan maksudku ingin memaksamu meski ini malam pertama kita tapi aku gak masalah kalau kamu belum siap" ucap Raka merasa ragu.
"Aku siap tapi aku takut mengecewakanmu suamiku, seperti yang kamu tahu aku seorang janda gak seperti gadis yang belum pernah tersentuh" jawab Gina tidak percaya diri.
"Semua itu bukan masalah bagiku sayang, aku akan berusaha melakukannya dengan baik meski aku gak punya pengalaman apapun" kata Raka.
"Aku gak masalah dengan hal itu tapi kuharap kamu gak akan menyesal setelah melakukannya dengan ku yang seperti ini" ucap Gina.
"Kamu sangat cantik istriku, sekarang aku akan memulainya kuharap kamu gak keberatan"
Meski tidak menjawabnya Gina mengangguk dengan membiarkan Raka menyentuhnya.
Perasaan Gina menjadi campur aduk hingga tidak berani menatap Raka.
"Sayang, jangan tutupi wajahmu" ucap Raka yang memulai menyentuh tubuh Gina yang indah.
"Eum.. aku malu suamiku" jawabnya dengan menutupi sebagian wajahnya dengan lengannya.
Raka yang mendengar suara istrinya yang malu membuatnya menjadi lebih bergairah dan terus menyentuhnya dari atas bibirnya hingga ke bawah.
Untuk pertama kalinya, Raka melakukannya dengan perlahan karena dia tidak ingin membuat Gina sakit karena gerakannya jika dia bergerak lebih cepat dan kasar meskipun dalam nalurinya berkata lain karena tidak bisa menahan godaan Gina yang luar biasa.
Gina merasa Raka melakukannya dengan hati-hati namun baru kali ini Gina merasakan hal yang sangat berbeda di banding dengan Abi.
Meski Raka melakukannya secara perlahan namun justru Gina merasakan kenikmatan yang berbeda hingga membuatnya tidak bisa memikirkan hal lain.
"Sayang! jangan menahannya, lakukan! lakukan semaumu.. lebih cepat!" ucap Gina tiba-tiba di sela pertengahan melakukannya.
Suara Gina terasa memprovokasinya hingga Raka tidak menahan dirinya dan melakukannya dengan penuh semangat dan bergairah.
Bahkan Gina mendesah dengan kencang menikmati setiap gerakan dan sentuhan dari suaminya yang tampan dan lebih muda darinya.
Gina merasa kagum melihat tubuh suaminya yang ideal dan terbentuk indah hingga terasa keras jika disentuh olehnya.
Jantungnya berdebar saat menatap wajah suaminya dan seketika membuatnya malu dengan menampakkan senyumnya.
Sedangkan Raka mencium bibir istrinya yang tersenyum menatapnya.
Meski Gina berdebar saat menatap Raka tapi dia masih tidak menganggap itu tandanya cinta.
Malam pertama mereka akhirnya berjalan lancar padahal sebelumnya Raka berfikir bahwa Gina tidak mungkin mengijinkannya untuk menyentuhnya tapi di luar ekspektasinya ternyata Gina mau melakukannya bahkan terlihat menikmatinya sehingga Raka merasa sangat senang.
"Istriku, apa kamu lelah?" tanya Raka yang sedang memeluk istrinya.
"Eum.. berkat suamiku yang sangat bersemangat" jawab Gina.
"Maaf istriku, aku benar-benar gak bisa menahan diriku ternyata rasanya seperti ini hingga aku ingin melakukannya lagi"
"Apa?!" Gina terkejut mendengar jawaban Raka lalu menutup wajahnya dengan selimut yang menutupi tubuh mereka.
"Ternyata istriku pemalu ya, aku ingin melihat wajah istriku yang sedang malu" ucap Raka sambil membuka selimut yang menutupi Gina.
Gina menahan dengan sekuat tenaga agar Raka tidak bisa membukanya meski tindakan itu sia-sia karena tenaga Raka yang kuat.
Dengan mudahnya Raka membuka selimut itu dan bisa melihat wajah istrinya yang memerah.
"Kyaa!! kenapa bisa?" ucap Gina.
"Istriku, apa kamu sengaja menggodaku?" Raka tidak bisa menahan dirinya dan ingin melakukannya lagi.
Gina tidak menyangka Raka memiliki stamina yang kuat hingga terlihat tidak lelah meski telah melakukannya.
"A.. aku diam saja tuh" jawab Gina dengan gugup.
"Haha.. baiklah! ayo kita lakukan lagi istriku"
"Haa... gak suamiku! badanku sakit semua kalau harus melakukannya lagi"
"Gak apa-apa sayang, mau ya?" godanya dengan berbisik.
Gina akhirnya masuk dalam perangkap Raka dan akhirnya hanya bisa menuruti keinginan Raka untuk melakukannya lagi.
Gina pikir setelah melakukannya lagi, akan berhenti sampai mereka selesai namun ternyata justru Raka ingin melakukannya lagi dan lagi hingga Gina merasa lelah karena tidak ada waktu untuk istirahat.
Raka sedang benar-benar bergairah dengan hasratnya yang tinggi dan semua itu karena istrinya yang selalu cantik di matanya meski Gina dulunya adalah kakak iparnya namun kini sudah menjadi istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments