Bab 15

Esok hari yang sibuk pun tiba.

"Istriku, apa semuanya sudah kamu packing?" tanya Raka dengan antusias.

"Sudah suamiku, hanya saja aku meninggalkan beberapa baju ganti untuk jaga-jaga"

"Benar ternyata istriku ini tak hanya cantik tapi cerdas"

Gina menyiapkan barang bawaannya dengan mengepaknya rapi ke dalam kopernya.

Siapa yang tahu bahwa kali ini dia pulang bukan kerumah lamanya milik Abi namun kini dia justru pulang kerumah suami barunya.

"Oh, ya! kuharap kamu gak kecewa karena rumahku jauh lebih sederhana daripada rumah kakakku yang lain" ucap Raka sedikit muram.

"Suamiku, jangan berkecil hati. Justru aku bangga karena di usiamu yang masih muda, kamu sudah bisa hidup mandiri bahkan punya rumah sendiri" jawab Gina sambil menyentuh tangan Raka.

"Terimakasih istriku, aku sangat beruntung memiliki istri sebaik dirimu" Raka memeluk Gina dari belakang.

"Aku sudah siap. Gimana kalau kita pamit sekarang ke ibu" ucap Gina.

Mereka berdua keluar dari kamarnya lalu dengan perasaan yang berat hati, pergi menemui ibunya untuk berpamitan.

"Bu, Raka dan Gina pamit. Ibu jaga kesehatan dan jangan lupa kabari kami" ucap Raka memeluk ibunya.

"Iya.. kalian berbahagialah, jangan selalu memikirkan ibu tapi fokuslah untuk masa depan kalian" jawab Dianti menepuk-nepuk punggung Raka.

Gina yang melihat semua itu menangis tak tega pergi meninggalkan ibu mertuanya sendirian.

"Gina sini nak" ucap Dianti memintanya.

Gina ikut memeluk mereka dan menangis tersedu-sedu. Meski Dianti bukan ibu kandungnya namun bersamanya terasa mendapatkan kasih sayang tulus dari seorang ibu kandung.

Itulah yang membuat Gina selalu tidak bisa membiarkan Dianti sendirian.

"Akhirnya anak ibu semuanya sudah menikah, ibu benar-benar lega sudah melepasmu bersama Raka. Percayalah bahwa kalian akan bahagia" ucap Dianti dengan tulus.

"Iya bu, terimakasih sudah selalu baik menjaga kami" ucap Raka.

Raka melingkarkan tangannya dan mengelus punggung istrinya agar bisa lebih tenang dan berhenti menangis.

Setelah perpisahan singkat itu akhirnya Gina melangkahkan kakinya keluar dari rumah yang selama ini ia tinggali dengan ibu mertuanya.

Dianti melambaikan tangannya lalu Gina dan Raka juga membalasnya dengan melambaikan tangan serta tersenyum haru.

Sesampainya di dalam mobil, Gina sesegukan setelah berhenti menangis.

"Istriku, jangan sedih lagi. Kita bukannya gak akan kesini lagi, maaf karenaku kamu jadi sedih"

"Bukan begitu suamiku, aku hanya gak tega membiarkan ibu sendirian tapi aku baik-baik saja sekarang"

Tanpa berkata banyak hal, Raka langsung memeluk istrinya yang hampir menangis lagi.

"Haa.. hiks.. hiks.."

"Gak apa-apa istriku, menangislah sampai kamu merasa tenang" Raka mencoba menghibur istrinya yang sedih.

Sampai akhirnya Gina berhenti menangis barulah Raka melajukan mobilnya.

"Sudah ya istriku, kita akan jalan lebih cepat sekarang" ucap Raka.

"Iya suamiku"

Gina sekarang merasa sudah terbiasa dengan pelukan hangat dari Raka yang sekarang sedikit merasakan debaran di hatinya.

Tidak disadari namun dengan jelas Raka memperhatikan sikap istrinya yang terlihat sudah tertarik dengannya. Gina tanpa sadar menatap wajah Raka cukup lama sepanjang perjalanan kerumahnya.

"Apa ada yang mau istriku katakan?" tanya Raka tersenyum senang.

"Ah! gak ada suamiku, aku hanya sedang memikirkan hal lain" jawab Gina mengalihkan pandangannya.

Raka merubah ekspresi di wajahnya dengan masamnya hingga membuat Gina sedikit terusik tidak tenang melihatnya.

"Suamiku apa kamu marah? aku bukan memikirkan orang lain, aku hanya sedang memikirkanmu" Gina akhirnya bicara jujur ke Raka.

"Benarkah?" jawab Raka langsung berubah ekspresi menjadi sumringah.

Gina ikut tersenyum setelah mengangguk dan melihat ekspresi Raka yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

*

*

Jarak yang di tempuh cukup jauh namun akhirnya mereka pun sampai dirumah Raka.

Meski Raka sempat bilang rumahnya tidak sebesar rumah kakaknya namun justru rumahnya terlihat mewah.

Rumah 2 lantai itu meski terlihat lebih kecil namun terlihat lebih modern daripada rumah kakaknya yang lain.

"Ayo, kita masuk istriku" Raka menggenggam tangan Gina dan membawanya masuk kerumahnya.

"Wah.. rumahnya bagus suamiku" Gina berdecak kagum melihat interior rumah itu.

"Apa istriku sedang mencoba membuatku senang? padahal rumahku tidak sebesar rumah kakakku"

"Tapi aku berkata jujur suamiku, rumahnya benar-benar bagus"

"Syukurlah sepertinya istriku suka, ayo kita lihat ke kamar"

Deg!

Meski maksud Raka ingin menunjukkan kamar saja namun Gina merasa akan terjadi sesuatu jika mereka masuk ke kamar.

"Gimana? apa istriku suka" kata Raka.

"Suka.. kamarnya terlihat nyaman" jawab Gina sambil melihat setiap sudut kamar.

"Yasudah, istriku kalau mau istirahat silahkan saja, aku mau keluar sebentar"

"Tunggu! suamiku mau kemana?" Gina menarik tangan Raka.

"Aku hanya pergi sebentar istriku, barang bawaan mu masih ada yang tertinggal di mobil" Raka tersenyum senang karena Gina terlihat tidak ingin berpisah meski sebentar darinya.

"Kupikir kamu mau pergi jauh" jawab Gina.

Sekarang Gina merasa bahwa saat bersama Raka terasa nyaman namun saat Raka tidak ada rasanya seperti ada yang hilang.

"Gak sayang, sebentar saja kok" ucap Raka sambil mengelus kepala Gina.

"Eung"

Gina merasa lelah hingga akhirnya dia merebahkan badannya di kasur empuk yang biasa Raka gunakan untuk tidur.

"Eum.. kasur ini, aromanya seperti Raka. Rasanya seperti sedang berada dalam pelukannya" Gina memeluk bantal guling lalu tertidur nyenyak disana.

Sedangkan Raka yang baru kembali setelah mengambil barang bawaan Gina, merasa senang melihat istrinya sedang tertidur pulas di kasurnya.

"Istriku sangat cantik, apa aku bisa menahan diriku lebih lama lagi seperti semalam?" kata Raka yang menutupi tubuh istrinya dengan selimut.

Raka dengan pelan-pelan membantu membuka koper Gina dan memindahkan pakaian ke lemarinya yang sudah di kosongkan khusus untuk Gina.

"Wah.. ada untungnya aku sudah melakukan ini dari awal" Raka menyusun rapi pakaian yang biasa Gina kenakan.

Namun pikiran rasionalitasnya terganggu setelah tidak sengaja menyentuh pakaian dalam Gina.

"Haah!! apa yang ku lakukan? meski sudah melihatnya tapi ini membuatku gak bisa berfikir logis"

Raka membiarkan pakaian dalam milik istriku didalam koper namun dia sudah selesai menatap pakaian yang lainnya.

"Sepertinya aku harus membelikan lagi pakaian untuk istriku, lihat dari pakaian yang biasa ia kenakan, hanya pakaian dariku saja yang terlihat masih baru. Ck Raka bisa-bisanya kamu gak memikirkan penampilan istrimu itu" gumamnya sambil memperhatikan isi lemari yang sudah penuh dengan baju milik istrinya.

Setelah selesai Raka berbaring di samping istrinya lalu memeluknya.

"Istriku, aku sangat mencintaimu, cup" Raka mencium keningnya lalu tidur di sampingnya.

Raka merasa sangat lelah karena banyaknya aktivitas yang dia lakukan hingga membuatnya tidur pulas di samping istrinya yang cantik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!