| 13 Plot Twist Yang Buruk

"Perempuan itu bukan selingkuhannya... Dia masih terikat hubungan dengan Dipta, bahkan jauh sebelum dia kenal kamu," ungkap Surya dengan suara berat, tatapannya penuh rasa bersalah.

Seperti tersambar petir di siang bolong, Kemy menatap Surya dengan mata yang perlahan membulat karena terkejut. Kata-katanya seperti belati tajam yang menghujam ke dalam dadanya. Napasnya tertahan, dan untuk sesaat, Kemy kehilangan kata-kata.

"Maksud kamu... Aku yang jadi selingkuhannya?" tanya Kemy dengan suara bergetar, mencoba memastikan apa yang baru saja dia dengar.

Surya tidak langsung menjawab. Dia hanya menunduk, menghindari tatapan Kemy. Namun, keheningan itu sudah cukup menjadi jawabannya.

Kemy menggeleng perlahan, lalu tertawa kecil, lebih kepada dirinya sendiri. "Konyol. Jadi aku ini cuma pengisi waktu kosong untuknya? Selingan di tengah hubungannya dengan perempuan itu? Selama hampir 17 bulan aku... aku cuma selingan?"

Kemy menyembunyikan wajahnya di balik kedua telapak tangan. Namun, air mata yang jatuh perlahan tak bisa ia sembunyikan. Bukan karena ingin terlihat kuat di hadapan Surya, tapi lebih kepada menjaga harga dirinya sendiri.

"Kenapa kamu baru cerita sekarang, Surya? Kamu sengaja bikin aku terlihat seperti perempuan bodoh, ya?" tanyanya dengan nada tajam, matanya menatap Surya penuh kekecewaan.

Surya menghela napas panjang. "Aku baru tahu, Kemy. Dan kamu bukan perempuan bodoh. Kamu hanya percaya pada orang yang salah. Dipta yang brengsek, bukan kamu."

Kemy tertawa getir. "Kamu tahu, Surya? Aku selalu saja dikelilingi lelaki macam kalian. Kamu, Dipta... sama-sama brengseknya." Suaranya lirih, namun penuh kepedihan.

Tanpa menunggu respons dari Surya, Kemy melangkah ke dalam kosnya. Blam! Pintu tertutup dengan suara keras, menyisakan Surya yang masih berdiri termangu di depan pintu, memandang kayu cokelat di hadapannya dengan rasa bersalah yang kian menyesakkan.

...----------------...

Bulan berganti, waktu berjalan, namun perasaan Surya tetap terpaku di tempat yang sama.

Sudah hampir sebulan sejak Kemy menutup pintu di hadapannya. Surya berusaha menjalani hari-harinya seperti biasa, namun bayang-bayang Kemy terus menghantui. Setiap kali ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan bekerja, wajah wanita itu selalu terlintas.

Ia sudah mencoba menghubungi Kemy, tapi nomor ponselnya tak aktif. Media sosialnya pun tak lagi diperbarui. Surya bahkan sempat mendatangi kos Kemy beberapa kali, namun wanita itu seolah menghilang tanpa jejak.

Dalam kebingungan, Surya berpikir untuk menghubungi Cakra, kakak kandung Kemy. Tapi ide itu ia urungkan. Ia tahu, jika Cakra tahu apa yang terjadi, ia hanya akan mendapat kemarahan yang tak berkesudahan.

"Bodoh," gumamnya lirih, menyesali keputusannya mengungkapkan kebenaran waktu itu. Jika saja ia bisa memutar waktu, ia lebih baik diam daripada harus menyakiti hati Kemy seperti itu.

...----------------...

Suatu siang, di sebuah kafe tempat biasanya Surya bertemu dengan tim kerjanya, ia duduk melamun di depan laptopnya. Sesekali, ia mengetuk-ngetukkan pen di atas meja, tanda pikirannya tak fokus.

"Bang, lo serius enggak mau gue bantuin proyek ini?" suara Gio, juniornya, memecah lamunannya.

Surya menoleh malas. "Enggak. Proyek ini gue yang kerjain. Ini terlalu personal buat gue," sahutnya pendek.

"Halah, Bang. Jangan-jangan gara-gara Nona Tinker bell nih," seloroh Gio, disambut tawa rekan lainnya.

Surya hanya tersenyum tipis. Nama Kemy memang terlalu melekat dalam proyek ini. Kemy adalah penulis cerita, dan Surya sebagai ilustratornya. Nama pena mereka, Kemisteri x Samez, sudah cukup dikenal di komunitas.

Tiba-tiba, ponsel Surya bergetar. Nama Dipta muncul di layar, membuat suasana hati Surya semakin buruk.

"Hm?" jawab Surya tak acuh setelah mengangkat telepon.

"Bro, gue butuh lo datang sekarang. Ada perubahan lokasi meeting," sahut Dipta di seberang sana.

...----------------...

Di sebuah restoran mewah, Surya duduk di depan Dipta dan Mariana. Mariana bergelayut manja di bahu Dipta, memperlihatkan kemesraan yang membuat Surya muak.

"Jadi, ini makan siang bisnis atau reuni lama?" sindir Surya, menatap tajam ke arah Dipta.

Dipta tertawa santai. "Santai, Bro. Sekalian aja. Kita kan udah lama enggak nongkrong bareng."

Surya mendesah panjang, berusaha menahan emosi. Ia masih tak habis pikir bagaimana Dipta bisa bersikap santai setelah semua yang terjadi.

"Bebs, itu bukan karyawan kamu?" Mariana menunjuk ke arah meja lain.

Surya menoleh, dan pandangannya langsung terpaku.

"Kemilau...," gumamnya pelan, melihat sosok wanita yang selama ini ia cari. Kemy sedang sibuk menata gelas di meja pelanggan, wajahnya tampak lelah namun tetap cantik di matanya.

"Ngapain dia di sini?" pikir Surya, hatinya mendadak berdebar.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ayu Kerti

Ayu Kerti

semangat kakkkk

2024-03-04

1

Rhiika

Rhiika

ayo dong up lagi kak

2024-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!