| 13

"Perempuan itu bukan selingkuhannya .... Dia masih terikat hubungan dengan Dipta, bahkan jauh sebelum dia kenal kamu," ungkap Uya dengan menatap iba ke arah Kemy.

Seperti mendengar gelegar petir diiringi sambaran kilat yang memancar, Kemy amat terkejut mendengarnya sampai jantungnya terasa nyeri.

Terdengar berlebihan memang, tapi itulah yang Kemy rasakan. Sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan. Bagaimana bisa kenyataan jadi berbalik?

Ternyata Kemy lah yang menjadi selingkuhannya selama ini?

Sungguh plot twist nasib percintaan Kemy. Namun demikian, Kemy berusaha menutupi rasa kecewanya dihadapan Uya. Wanita itu tidak mau dikasihani atas nasib yang tak pernah dia duga.

Akan tetapi dari semua hal ironi yang Kemy dengar dari mulut Uya, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati Kemy.

"Kamu kenal dengan perempuan itu?" tanya Kemy.

"Kami pernah satu Kampus," aku Uya.

Kemy tertawa miris. Dipta dan lelaki didepannya maupun wanita yang dia kira selingkuhan kekasihnya adalah paket lengkap dari masalalu yang mana tidak ada Kemy disana.

"Kenapa kamu baru cerita sekarang? Kamu sengaja mau bikin aku terlihat seperti cewek bodoh?!" ujar Kemy yang tak bisa lagi menutupi rasa kecewanya.

"Aku baru tau kalau ternyata mereka masih memiliki hubungan. Dan kamu bukan perempuan bodoh. Tapi Dipta lah yang brengsek!"

Kenyataan bahwa dirinya lah yang menjadi selingkuhan kekasihnya selama ini, semakin menguatkan bahwa posisi Kemy sebenarnya tak lebih dari sebatas selingan belaka, kala wanita yang penampilannya berbanding jauh dengan Kemy itu pergi entah kemana meninggalkan Dipta.

Dan, Ya. Kemy setuju dengan perkataan Uya,

Dipta lah yang brengsek!

"Aku selalu aja dipertemukan dengan lelaki macam kalian. Kamu--" tunjuk Kemy pada Uya. "Dan dia, sama-sama brengseknya!" lanjut Kemy. Dan,

Blam

Tanpa basa-basi, Kemy pun langsung menutup pintu Kosnya dan meninggalkan Uya yang berdiri termangu sendirian diluar sana.

...----------------...

Bulan dan Matahari silih berganti menampakkan diri diseputaran Bumi. Akan tetapi perasaan Uya masih tetap di porosnya. lelaki itu masih merasa sepi. Sudah hampir satu bulan ini tak melihat sosok wanita bertubuh mungil idamannya.

Kemana wanita itu pergi, pikir Uya. Terakhir kali dirinya ditinggalkan sendiri didepan pintu Kos wanita itu sampai pagi buta. Sampai akhirnya Uya terpaksa menyerah pulang karena tidak mau dianggap orang aneh yang tak punya pekerjaan.

Berminggu-minggu Uya sudah mencoba mengalihkan kegundahannya dengan cara menyelesaikan proyek komik yang diadaptasi dari cerita yang ditulis oleh Kemy. Namun, rasa penasaran untuk bertemu wanita berperawakan kecil itu tak jua sirna. Dia masih berusaha mencari.

Bahkan nomor telepon Kemy tidak dapat dia hubungi. Akses dari akun sosial media milik wanita itu pun seolah terhenti tak ada pembaharuan. Sudah mencoba mendatangi tempat Kos wanita itu lagi dan lagi pun selalu tertutup. Seolah sosok Kemy hilang ditelan Bumi. Dan Uya tak tau siapa saja koneksi Kemy selama ini.

Haruskah dia menghubungi Cakra--Kakak kandung Kemy?

Oh. Uya sedang tidak mood untuk berkelahi.

Jika seperti ini jadinya, sungguh Uya sangat menyesal atas perkataannya yang terlampau jujur tempo hari. Seharusnya Uya tak melewati batas untuk bertindak sok pahlawan dengan memberitahukan fakta yang sesungguhnya. Itu bukanlah kapasitasnya.

"Dasar bodoh!" umpat Uya dalam hati untuk dirinya sendiri.

"Bang!"

Panggilan dari Gio mengalihkan pandangan Uya dari pen tool yang sedari tadi dia jepit di antara jemarinya.

"... sini biar Gua aja yang lanjut," kata Gio lagi menunjuk panel komik yang tengah digarap oleh Uya.

Uya berdecih remeh mendengarkan penawaran dari juniornya. "Sory, Gi! Proyek ini cuma boleh gua doang yang sentuh. Gua engga sudi nama lo masuk, bisa merusak keindahan!" kata Uya setengah bercanda.

"Apaan dah! Gua gak paham maksud lo, Bang! Kagak nyambung," sahut Gio yang merasa Seniornya semakin aneh belakangan ini.

"Maksudnya Bang Samez, dia pengennya nama Mba Tingkerbell hanya bersanding berdua sama namanya, Gi. Kemisteri x Samez. Kalo Lo ikut berkontribusi, nanti gak jadi eksklusif dalam artian ahem-ahem ...," tutur Nero tersenyum jahil.

Perkataan Nero memang sesuai apa yang Uya pikirkan. Kenyataan bahwa Kemisteri adalah nama pena dari Kemilau sebagai penulis cerita, tentu saja hanya bisa disandingkan dengan nama Samez yang tak lain adalah nama beken Uya yang sudah dikenal sebagai seorang Komikus sekaligus Ilustrator di dunia perkomikan.

"Aaah! Gua paham! Tapi Bang, kalo mau eksklusif dalam artian ahem-ahem mending bikin sekalian di undangan pernikahan ... Kemilau dan Suryakhan. Beuh! Baru original eksklusif unlimited!" kata Gio sambil mengangkat dua jempol tangannya yang disambut tawa oleh semua rekan Uya.

Tanpa sadar Uya tersenyum seperti orang bodoh.

Drrt Drrt

Tiba-tiba ponsel Uya bergetar. Nama orang yang sudah membuatnya muak beberapa hari ini, ternyata menghubunginya.

"Hm?" sahut Uya dengan nada malas.

" ... "

"Ok!" sahutnya lagi, singkat.

...----------------...

"Wah, sekarang janjian sama Lo agak susah ya,Bro!" kata Dipta setelah melihat Uya duduk di meja yang sama.

"Kenapa jadi meeting diluar sih?! Mendadak lagi!" keluh Uya.

Pasalnya pertemuan siang ini akan ada pembahasan tentang proyek kolaborasi antara Mediacore dan Studio milik Uya. Dan itu dijadwalkan di Kantor milik Dipta. Dan dengan mudahnya Dipta malah merubah tempat pertemuan sekaligus waktu yang sebelumnya sudah disepakati.

"Gak usah kaku banget kali, Ya. Kita kan udah temenan lama. Sekalian makan siang," sahut Mariana yang duduk bergelayut manja di bahu Dipta.

Muak.

Itulah respon Uya dalam hati saat melihat dua manusia didepannya.

Kendati demikian, Uya sebenarnya tak bisa menyalahkan Mariana dalam hubungan gelap yang Dipta ciptakan. Sebab wanita itu tak tau menau kelakuan kelasihnya selama dia berada di Luar Negeri.

Yang Uya sayangkan dari sikap Dipta, mengapa temannya itu terkesan tak memiliki perasaan, bahkan sekedar untuk menjelaskan apalagi mendatangi Kemy yang sudah berminggu-minggu ini tak ada kabar. Sungguh pecundang.

Terlebih Dipta semakin menjadi-jadi untuk memperlihatkan kemesraannya bersama Mariana di lingkungan Mediacore yang notabene sudah tau kisah percintaan Dipta sebelumnya bersama Kemy.

"Jadi yang bener mana nih? Makan siang bisnis apa makan siang reuni?" kata Uya penuh sarkas dengan menatap risih pada dua orang didepannya yang tidak terlihat profesional.

"Sekalian dong," sahut Dipta dengan tawa tanpa dosa.

Melihat sikap santai Dipta, rasanya Uya ingin sekali membalikkan meja didepannya agar semua minuman yang tersaji, tumpah mengenai wajah temannya itu.

"Bebs! Bukannya itu Karyawan kamu ya?" tunjuk Mariana.

Dipta dan Uya kompak menoleh ke arah telunjuk Mariana yang mengarah pada sebuah meja yang lumayan jauh dari posisi mereka duduk.

"Kemilau ...," gumam Uya. "Ngapain dia disini?" batin Uya saat melihat Kemy sibuk menaruh satu persatu gelas dari nampan ke atas meja.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ayu Kerti

Ayu Kerti

semangat kakkkk

2024-03-04

1

Rhiika

Rhiika

ayo dong up lagi kak

2024-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!