| 9

"Kamu sengaja deketin aku karena sebenarnya suka sama Kely 'kan?"

"Nah, itu ngerti. Lagian siapa sih yang mau jalan sama cewe yang bentukannya mirip anak SD begini? Yang ada nanti aku dikatain lagi bawa jalan-jalan adekku, bukan pacarku!"

"Kalo mau putus, ya putus aja. Jangan ngatain aku kaya gitu! Kamu sama aja ngehina Tuhan yang udah nyiptain aku."

Terlintas kejadian di masalalu saat keduanya masih duduk di bangku SMP. Benar kata Kemy waktu itu, seharusnya Uya tidak perlu menyerang fisik Kemy yang sebenarnya adalah tipe idealnya Uya.

Perlu diketahui, faktanya Uya memang menyukai wanita dengan perawakan kecil mirip seperti Kemy. Atau, memang sebenarnya hanya Kemy yang Uya sukai sedari dulu.

Banyak wanita bertubuh mirip Kemy disekitar Uya, tetapi tak ada satupun dari mereka yang berhasil menarik minat lelaki itu.

Dan alasan mengapa Uya jadi keterusan mengatai Kemy dengan berbagai sebutan yang mengarah pada makna kurang gizi, mungkin karena lelaki itu ingin mendapat perhatian wanita itu saja. Sungguh cara yang salah.

Sekarang, ketika Kemy mengatakan tentang traumanya akibat perkataan Uya dimasalalu. Uya merasa bingung harus menyembuhkan luka wanita yang masih disukainya dengan cara apa.

Mungkinkah Uya bisa menjalin hubungan lebih dari sekedar partner kerja setelah tau bahwa Kemy sebenarnya sangat membenci dirinya?

"Aku tau bahwa permintaan maafku sudah sangat terlambat, Kemilau. Tapi aku benar-benar minta maaf atas semua ucapan dan tindakanku selama ini," Uya terdengar putus asa. "... dan aku harap, aku masih bisa memperbaiki sikap bodohku yang sudah membuat kamu terluka sampai sejauh ini" lanjut pria itu.

Kemy yang duduk didepan Uya dan dibatasi oleh sebuah meja kemudian mengangkat kepalanya dan menatap wajah lelaki itu.

"Aku terima permintaan maaf kamu." Perkataan Kemy membuat Uya seketika tak percaya. "Sungguh!" tegas Kemy.

"Seharusnya aku enggak mengkambing hitamkan kalimat kamu untuk menutupi kebenaran. Semua yang kamu bilang, bener kok. Aku memang enggak menarik. Terbukti Mas Dipta yang mengkhianatiku dengan perempuan yang fisiknya jauh banget dibanding aku yang begini," lanjut Kemy. Wanita itu tertawa miris sekarang.

Uya sakit mendengar perkataan disertai raut wajah Kemy yang terlihat putus asa. Dengan keberanian penuh, Uya meraih jemari Kemy yang terulur diatas meja untuk dia genggam.

"Kamu salah Kemilau. Kamu ... kamu menarik apa adanya kamu. Cerianya kamu, semangatnya kamu, dan ... penampilan kamu yang sangat pas ... di-dimata aku," Uya menatap Kemy dengan malu. "A-aku tau bahwa perkataanku terdengar seperti bullshit. Tapi ... dimata aku, sungguh, kamu sangat menarik," lanjut pria itu menelan rasa tak tau malunya. Rasanya Uya ingin memaki dirinya yang terdengar menjijikan.

Uya seketika seperti bajingan culas yang sedang menjilat. Semoga saja Kemy tidak menganggapnya aneh.

Kemy menarik tangannya dari genggaman Uya. Lalu wanita itu tertawa sumbang. "Kita baru ketemu lagi, dan itu juga baru beberapa kali. Tapi kamu udah bilang aku menarik?" Kemy menjeda ucapannya sambil menatap Uya tak percaya. "Kamu enggak perlu sampe sebegininya. Tenang ... aku udah bisa menangani perasaanku sendiri. Aku memang sempat sakit hati dengan perlakuan kamu, terlebih sahabat kamu itu. Tapi untungnya aku punya pakem sendiri untuk enggak menaruh rasa lebih sama kaum sejenismu. Tapi ... makasih buat ucapan kamu yang bilang aku menarik. Aku anggap ... kamu lagi menjilat ludahmu sendiri," lanjut Kemy berkata tenang.

Ya. Uya setuju dengan perkataan Kemy yang mengatakan dirinya sudah menjilat ludah sendiri. Tak apa, Uya memang pantas diberi label seperti itu atas sikap pecundangnya.

Lagipula, jika Uya mengatakan yang sebenarnya pada Kemy tentang alasan lelaki itu bersikap semena-mena di masalalu. Uya pastikan respon Kemy akan menganggapnya sedang membela diri. Dan jika Uya berterus terang atas perasaanya, Kemy pasti akan mengolok-olok dirinya. Terlebih Kemy baru saja dilukai oleh kekasihnya, hari ini.

Jadi, Uya akan bermain halus untuk menyatakan perasaanya secara perlahan. Biarlah Kemy sembuh dulu dari luka terakhirnya. Dan Uya akan berusaha kembali dekat dengan Kemy tanpa wanita itu sadari. Ya, itu rencana yang sempurna, pikir Uya.

"Haaaah! Aku bener-bener sial!" keluh Kemy mengembuskan napas kasar. "Aku terjebak di Mediacore sama sahabat kamu dalam hubungan palsu ini! Mana kontrakku dua bulan lagi. Dan aku nggak bisa bilang untuk putus. Karena aku enggak mau canggung. Menurut kamu ... sebagai lelaki dan juga sahabat dari Dipta, aku harus gimana?" tanya Kemy dengan raut wajah tak acuh.

Jika berpikir logis tentu saja Kemy tidak bisa seenaknya keluar dari Mediacore karena masalah pribadi. Dia memang merasa seperti disiram kotoran dari belakang, tapi wanita itu juga cukup realistis untuk tidak gegabah dengan hubungan kerja. Wanita itu juga masih butuh penghasilan dan tidak mau dikenai denda karena melanggar kontrak. Kemy ingin bersikap profesional, tapi apakah sanggup?

"Nasib perempuan melarat dengan fisik dibawah standar, begini banget ya?! Aku jadi mikir sih ... bagaimana bisa laki-laki sesempurna sahabat kamu itu suka sama modelan cewe kaya aku! Sial banget sih takdir aku!" umpat Kemy dengan senyum dipaksakan.

"Kemilau!" pungkas Uya.

"Apa, Mas Suryakhan Semesta?" sahut Kemy terdengar sinis.

"You deserve better. Aku yakin Dipta lah yang enggak layak buat kamu!"

"Terus yang layak buat perempuan seperti aku itu yang lelaki macam mana?"

"Aku!" Ingin sekali Uya berkata seperti itu. Tapi Uya cukup tau diri untuk bisa menahan perasaanya.

Ingat Uya, perlahan-lahan saja.

"Udahlah. Aku mau pulang. Aku butuh menetralkan pikiran. Besok aku harus menghadapi kenyataan." Kemy berdiri dari kursinya.

"Aku antar," ucap Uya yang sudah menyusl berdiri. "Aku cuma mau tanggung jawab karena udah bawa kamu ke antah berantah," sela Uya saat Kemy menatap curiga.

"Eh, ya ampun. Aku nggak sadar dibawa kamu sejauh ini," ujar Kemy yang baru menyadari jarak dari Mall ke tempat dia berkeluh kesah sangat berlawanan. "Oke deh. Aku terima niat baik kamu," sahut Kemy akhirnya.

...----------------...

Sekitar 45 menit kemudian, akhirnya Uya berhasil mengantar Kemy pulang. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Karena tiba-tiba saja jalan Ibu Kota dibanjiri banyak kendaraan. Keduanya juga tadi sempat ditilang polisi karena Kemy yang tidak mengenakan helm.

"Gila banget sih! Aku baru pertama kali loh ditilang Polisi gitu. Deg-degan masuk penjara tau, Mas," seloroh Kemy setelah turun dari Ninja milik Uya.

Uya membuka helmnya dan tertawa renyah. "Untung bisa pake uang damai kan?" timpal Uya. "Lain kali aku prepare helm deh, biar enggak kaya tadi. Biar kamu aman juga, rambut kamu jadi acak-acakan begini."

Uya tanpa sadar membenahi rambut Kemy yang awut-awutan. Jemarinya yang pernah dipuji Kemy 'cantik' secara tidak langsung, mulai bergerilya manja mengatur helaian rambut hitam sebahu Kemy ke belakang telinga wanita itu. Kemy pun terlihat tidak sadar dengan perlakuan Uya yang impulsif padanya saat ini.

"Kemilau!" pekikan dari suara yang tidak asing membuat Kemy dan Uya menoleh ke arah pintu kost tempat Kemy tinggal.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

si Dipta di depak aja,,, dan manggil itu berkemungkinan si pacar lucknut itu

2024-03-17

0

Itha Mustika

Itha Mustika

nah looo... siapa noh yg manggil kemmi??? jangan bilang dipta.... bisa jadi lempar batu smbunyai tangan noh klo bner si dipta..... triak selingkuh padahal dya sndri nyosor kayak soang ma mantan.....
tpi moga ajj kk ny kimmi lah tor.....
semangaaat kk if... d tnngu klanjutannya

2024-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!