Suara notifikasi ponsel membangunkan Surya dari tidurnya. Namun, bukan sekadar suara itu yang membuatnya terjaga, melainkan sisa-sisa mimpi lama yang berputar seperti kaset rusak di kepalanya.
"Aku sumpahin kalo kamu pacaran nggak akan pernah bertahan lama kayak badan aku yang selalu kamu kata-katain pendek! Dasar mulut jahat dan sok ganteng!"
Kalimat itu masih terdengar begitu jelas. Bahkan, hingga kini, di usianya yang hampir menyentuh kepala tiga, perasaan bersalah itu kadang masih menghantui Surya. Kemy atau Kemilau Nusaena bukan sekadar mantan pacar, melainkan masa lalu yang penuh kenangan pahit-manis.
''Gila, kenapa lagi gue mimpi beginian?'' gumam Surya seraya mengusap wajahnya. Ia melirik jam di dinding. Sudah pukul tujuh pagi, tapi matahari terasa sudah terlalu kejam menyorot ke dalam kamarnya.
Mungkin, pertemuan mereka di acara reuni kemarin yang membuat ingatan itu kembali mengudara. Bukan hanya pertemuan biasa, tapi pertemuan yang membingungkan karena Kemy ternyata adalah pacar Dipta, sahabat sekaligus rekan kerjanya. Dunia memang sempit, pikir Surya.
...----------------...
Siang Ini, Studio Surya
Surya sudah berjanji membawa Kemy melihat perkembangan proyek komik adaptasi novel thriller miliknya. Jujur, Surya masih sulit percaya gadis mungil yang dulu manis dan selalu minum es selendang mayang kini menjadi seorang penulis genre thriller yang sarat intrik.
Tapi satu hal yang tak berubah dari Kemy adalah sikapnya yang masih sering ngambek.
''Gue beliin es selendang mayang aja, deh, biar adem,'' gumam Surya seraya mengendarai motornya melewati jalanan Jakarta yang panas membara.
Namun, di tengah perjalanan, Surya mendapati mobil Dipta terparkir di sebuah restoran seafood. Rasa penasaran langsung menelusup ketika pintu mobil terbuka dan sosok wanita tinggi semampai turun dari sana.
''Mariana?'' gumam Surya, nyaris tak percaya. Mariana adalah cinta pertama Dipta yang katanya baru saja kembali dari luar negeri.
Hati Surya berdesir. Tidak, ia tidak ingin berprasangka buruk. Tapi ia tahu betul jika hal semacam ini akan menjadi rumit. Apalagi jika hal ini berhubungan dengan Kemy. Surya menepis pikirannya cepat dan meraih ponselnya.
Drrt... Drrt...
Pesan dari Kemy muncul di layar ponselnya. Dia senang akhirnya bisa memiliki kontak wanita itu lagi setelah sekian lama. Dan kontak nama tak biasa pun Surya tulis untuk wanita itu.
Jika Kemy tau nama kontak apa yang ia simpan, bisa-bisa wanita itu akan mengamuk.
Boncel Imut: [Aku udah sampe!]
Senyum Surya mengembang saat membaca pesan singkat Kemy. Dan tiba-tiba sebuah ide jail pun terlintas untuk mengerjai wanita itu.
"Sorry! Aku lupa kalo kita ada janjian,"
Boncel Imut: [HAH?! Wah, parah! Nggak profesional banget sih, kamu!]
Surya tertawa kecil, puas bisa melihat si gadis itu kesal lewat pesan singkat.
"Wait! 30 menit lagi sampe!"
Membalas pesan usil terakhirnya, Surya pun segera menyimpan ponsel ke saku jaket kulit dan kembali tancap gas menuju studionya.
Namun, sekilas bayangan Mariana di restoran tadi masih mengusik pikirannya.
...----------------...
Di Depan Studio
Setibanya di depan studionya, Surya menemukan Kemy berdiri sambil menendang-nendang kerikil kecil di sekitar flat shoes-nya.
''Sialan!'' gerutu Kemy dengan wajah cemberut. ''Profesional apanya, sama janji aja lupa!''
Motor sport hitam milik Uya melambat, dan suara klaksonnya membuat Kemy tersentak.
''Oi!''
Uya membuka helmnya sambil menyeringai puas melihat wajah Kemy yang mendelik tajam. ''Katanya 30 menit lagi!'' Kemy melotot.
''Cieee ... yang nungguin,'' goda Surya sambil turun dari motornya.
''Demen banget sih bikin orang kesal!'' sahut Kemy ketus, wajahnya merona malu. Kemy cepat-cepat berbalik dan berjalan menuju pagar studio.
Surya hanya tertawa kecil sambil melepas jaketnya. ''Bawel banget. Udah, ayo masuk.''
...----------------...
Di Dalam Studio
Begitu masuk ke dalam, suasana studio terasa begitu lengang. Kemy memandang sekeliling dengan bingung. ''Katanya ada teman-teman kamu yang kerja di sini? Kok sepi?'' tanyanya, menyipitkan mata penuh curiga.
Surya menatap Kemy dari belakang dengan senyum jahil. Perlahan, ia mendekat dan menepuk bahu Kemy dengan sentuhan yang sengaja dibuat pelan dan... sedikit menggoda.
''Oi, Kemilau...,'' bisiknya lembut, membuat Kemy berjengit dan menatapnya dengan mata membelalak.
''Ngapain kamu nyentuh-nyentuh aku?!'' bentak Kemy dengan suara tinggi, mencoba menutupi kegugupannya.
Surya memasang wajah polos. ''Salah aku apa? Aku cuma mau bilang,''
Kemy menyipitkan mata. ''Bilang apa?'' tanyanya waspada.
Dengan santai, Surya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana jeansnya dan melangkah maju, membuat jarak di antara mereka semakin dekat. ''Kamu nggak penasaran sama progres proyek kita?''
''Jangan ngeles,'' desis Kemy.
Surya tertawa kecil. ''Kemy, kamu masih pendek, tapi makin galak ya sekarang,'' celetuknya tiba-tiba, sengaja memancing.
Wajah Kemy seketika merah padam. ''Kamu .... Uya!'' serunya gemas, ingin sekali memukul lelaki itu. ''Kamu masih sama aja kayak dulu. Jahil dan nyebelin!''
Surya terdiam sesaat saat Kemy sepertinya tak sadar telah manggil Surya dengan nama sayang itu. Uya.
Pria itu mendekat lagi, kali ini menatap Kemy dalam-dalam. ''Coba ulang lagi, panggil aku dengan apa? Uya?'' godanya lagi.
Kemy terdiam. Jantungnya berdetak kencang, namun ia buru-buru memalingkan wajah. ''Aku kasihan sama kamu! Makin tua makin budek. Aku bilang KU-YA! I-iya Kuya!" kilahnya cepat.
Tawa Uya pecah lagi, membuat wajah Kemy semakin merona. Hatinya mendadak tak karuan, apalagi saat menyadari bahwa lelaki itu belum berubah, masih sama jahilnya, sama menyebalkannya, dan sama seperti dulu... berhasil membuatnya salah tingkah.
Di tengah ketegangan itu, mata Surya menyiratkan sesuatu yang berbeda. Seperti ada beban lama yang ingin ia katakan, tetapi urung. Namun sebelum suasana bertambah aneh, Surya berdeham kecil.
''Kemilau ... sebenernya...,'' ujar Surya, kalimatnya menggantung.
Kemy menoleh, wajahnya penuh tanda tanya saat pria itu memanggil namanya dengan kelembutan.
''Sebenernya apa?'' desaknya.
Namun, sebelum Surya sempat menjawab, ponselnya berdering nyaring. Nama Dipta muncul di layar. Tatapan Surya berubah serius seketika.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Itha Mustika
nah.... sebenernya knapa niii..... ???? mencurigakan......
iiiihhh kak if....!!!!!! ngeselin deh kayak uyaa,,,, bikin pnasarannnn......
2024-02-10
1