| 4 Nostalgila!

Ruangan meeting kecil di kantor itu dipenuhi suara lembut AC yang berdengung pelan. Kemy duduk di salah satu sisi meja besar, sibuk mencoret-coret naskah di depannya dengan fokus. Namun, setiap kali ia mencoba berkonsentrasi, mata Kemy terus saja menangkap gerak-gerik Surya yang duduk tepat di seberangnya.

Lelaki itu bersandar malas di kursi dengan kemeja yang lengannya digulung hingga siku. Satu tangannya menekan tablet, sedangkan tangan lainnya memegang pensil stylus, terlihat santai namun fokus. Sesekali, Surya melemparkan pandangan ke arah Kemy dengan senyum kecil yang membuat bulu kuduk Kemy meremang, bukan takut, tapi risih.

"Kenapa? Liat-liat mulu," gumam Kemy akhirnya, masih menunduk dan berpura-pura sibuk.

Surya mendongak, bibirnya tertarik membentuk senyum menggoda. "Cuma lagi nunggu kamu kelar nulis aja, tapi ekspresi kamu lucu banget. Dari tadi kayak lagi perang sama naskah itu."

Kemy mendelik sebal. "Urus kerjaan kamu, Surya."

Surya terkekeh pelan. "Oke, oke. Tapi, serius deh, kamu masih suka cemberut kayak dulu."

"Dulu?" Kemy mengernyit, meski hatinya mencelos mendengar kata itu. "Jangan mulai bahas masa lalu."

Surya hanya menatapnya lebih lama, seolah sengaja ingin memancing. "Aku nggak mulai apa-apa kok. Aku cuma bilang kamu sama aja kayak waktu SMP. Masih si kecil yang manis," Surya menatap wajahnya dengan senyum jahil, "...yang manggil aku ‘Uya’ sambil nunduk-nunduk malu."

Kalimat itu membuat Kemy nyaris menjatuhkan pulpen dari tangannya. Matanya membelalak, pipinya terasa panas seketika. "Kamu...,"

"Apa?" Surya memotong, berpura-pura tak mengerti. "Aku nggak salah, kan? Dulu kamu itu pacar kesayangannya aku. Kelas satu SMP, si adik kecil yang selalu aku antar pulang sambil bawa tasnya."

Kemy menghela napas panjang, berusaha menutupi wajahnya yang memerah. "Stop, Surya. Kita lagi kerja, bukan nostalgia."

Namun, Surya tak menyerah. Ia menggeser kursinya sedikit lebih dekat, seolah sengaja menyudutkan Kemy. Tatapan isengnya membuat Kemy tak nyaman. "Kamu tau nggak, Kem? Waktu itu, setiap kamu panggil aku 'Uya', aku ngerasa kayak kakak kelas paling keren di sekolah. Anak kelas satu aja ngefans sama aku."

"Bukan ngefans! Kamu dulu yang gangguin aku tiap hari!" protes Kemy spontan, wajahnya semakin panas.

Surya tertawa, suara rendahnya terdengar akrab di telinga Kemy, seolah mereka kembali ke masa lalu.

...----------------...

Di masa lalu, saat SMP...

"Uya! Berenti deh!" Kemy berlari kecil mengejar kakak kelasnya yang sudah berjalan jauh dengan tas sekolahnya di pundak. Gadis mungil itu masih mengenakan seragam putih-biru yang kebesaran di tubuhnya.

Surya menoleh dengan senyum jahil. "Kenapa? Berat ya? Bukannya tadi kamu minta aku bawain?"

"Tapi bukan dibawa kabur!" protes Kemy, bibirnya manyun.

Surya terkekeh, lalu berhenti dan mendekati Kemy. Dengan tubuh lebih tinggi dua kepala, Surya mengulurkan tangan, mengacak rambut Kemy dengan lembut. "Ih, kamu cemberut aja. Aku kan baik, bawain tas kamu biar kamu nggak capek."

"Uyaaa, jangan suka jahil!" Kemy memukul pelan lengan Surya, tapi wajahnya merona malu. Surya hanya tersenyum lebar, lalu berjalan beriringan sambil membawa tas Kemy di pundaknya.

"Dengerin ya, Kem. Kamu itu pacar aku. Jadi tugas aku jagain kamu," ucap Surya dengan nada serius.

Kemy menunduk, jantungnya berdebar cepat. "Iya. Tapi jangan usil-usil."

Surya tertawa kecil. "Aku jahil, tapi aku sayang beneran, loh."

...----------------...

Kembali ke masa kini...

"Bumi panggil Kemy!" Suara Surya yang lebih keras memecah lamunan Kemy. "Kamu ngelamun ya? Jangan bilang kamu lagi inget-inget masa SMP tadi."

Kemy tersentak, sadar ia sempat larut dalam kenangan. "Enggak!" sahutnya cepat. "Aku cuma lagi mikirin naskah."

"Bohong," gumam Surya pelan, tapi cukup membuat Kemy menatap tajam.

"Surya, kamu jangan ganggu, ya!" suara Kemy bergetar, separuh marah dan separuh malu.

"Aku nggak ganggu. Aku cuma nostalgia dikit, salah ya?" Surya mengangkat kedua tangan, pura-pura pasrah. Tapi tatapan matanya yang tiba-tiba serius membuat Kemy diam.

"Kamu sadar nggak sih, Kem? Dari dulu sampai sekarang, kamu nggak banyak berubah. Kamu masih sama, masih ... bikin aku nggak bisa nahan buat gangguin."

Jantung Kemy berdebar lebih kencang. Ia ingin membalas, tapi lidahnya kelu. Tatapan Surya membuatnya gugup. Sekuat tenaga, Kemy berusaha mengalihkan pandangan ke layar komputer.

"Udah, mending kita kerja."

"Baik, Nona Penulis." Surya akhirnya menjauhkan kursinya, tetapi senyumnya masih lekat di wajah. "Kalau kamu butuh bantuan atau ... mau cerita, panggil aja. Aku ada buat kamu, kayak dulu."

Kemy memejamkan mata sebentar, berusaha menenangkan detak jantungnya yang kacau. Lelaki itu memang masih sama seperti dulu, jahil, menyebalkan, tapi selalu berhasil membuatnya salah tingkah.

Tapi ini bukan SMP. Ini dunia nyata, dunia di mana ia sudah berpacaran dengan Dipta. Dan Surya adalah ancaman yang harus ia hindari sejauh mungkin.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Itha Mustika

Itha Mustika

ow.... nyakitin hati nya kimmy karna ada yg nyuruh..... jgan bilang kmu trpaksa y bang iya,,,, tros kmu nyeselll???
nah loooo bsa bahaya ni critanya?? ngumpet ah ngumpeeettt

2024-02-09

2

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸

boleh gak bilang?
CIE CIE...

2024-02-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!