| 4

Kemy memperhatikan Uya yang terlihat serius membuat sketsa di drawing pad yang mirip seukuran kertas kuarto.

Kedua bola mata Uya yang terbingkai kaca mata begitu tajam memaku setiap garis yang dibuat oleh jemarinya yang begitu cekatan. Kemy tidak yakin bahwa orang yang duduk didepan meja kerjanya adalah Suryakhan Semesta, mantan pacarnya yang kerap mengatai bentuk tubuhnya.

"Terpesona banget kayanya sama kang gambar," celetuk Uya disela-sela pekerjaannya.

Kemy sontak menutup matanya, dan merutuki dirinya yang tanpa sadar melakukan hal yang sia-sia.

Benar. Lelaki yang beberapa detik tadi sangat memesona dimata Kemy, nyatanya adalah sosok lelaki bermulut tajam dan juga menyebalkan. Lain kali Kemy akan berhati-hati agar tidak terkecoh.

"Kira-kira untuk satu bab bisa selesai berapa lama?" tanya Kemy untuk mengalihkan rasa malunya tadi.

Uya berhenti menggerakkan jemarinya di atas drawing pad, lalu menatap Kemy dengan wajah datar, seperti yang pria itu lakukan saat mereka di ruangan Dipta beberapa waktu lalu.

"Kalau disini ada beberapa orang selain aku, semua akan menjawab pertanyaan kamu atau malah pada diem, karena bingung yang ditanyain itu siapa!" Uya berkata ketus penuh sindiran,

berbelit sekali ucapan pria itu, pikir Kemy.

Tinggal bilang saja; 'kalo tanya itu pake embel-embel nama dong!'. Begitulah kira-kira maksudnya.

Dan Kemy tak sebodoh itu untuk bisa mengartikan maksud dari perkataan pria yang duduk didepan meja kerjanya.

"Eum ... ma-maaf, Mas," kata Kemy. Raut wajah wanita itu seperti orang yang sudah kenyang tapi dipaksa terus makan.

"Per-chapter sekitar 5 sampai 7 hari," jelas Uya singkat.

Kemy tak menyangka akan selama itu. Padahal satu bab cerita yang dia tulis tidak lebih dari kisaran dua ribu kata. Itupun sehari bisa menghasilkan 2 sampai 3 bab. "Lama juga ya ... M-mas?" Ah sungguh, Kemy harap dirinya tidak canggung memanggil Uya dengan embel-embel 'Mas' kedepannya.

Uya tiba-tiba tertawa kecil. Suara tawanya begitu terdengar renyah dan menyenangkan.

Ugh! Kemy benci mengakui ini.

"Pembuatan komik itu tidak sama dengan menulis novel, Kemilau," kata Uya. "Komik butuh detail. Mulai dari proses pemahaman script, storyboard, sketsa, line art, background, coloring dan typesetting. Semua proses itu diperlukan ketelitian agar maksud yang tertulis dalam naskah bisa tervisualisasikan dengan baik kepada pembaca melalui gambar," lanjut Uya.

Kemy mengangguk samar. Istilah-istilah yang dijabarkan Uya tentu Kemy paham artinya, tapi untuk realisasi semua itu, Kemy belum bisa membayangkannya akan seperti apa.

Melihat Kemy yang seperti kebingungan mendengar penjelasannya, Uya merasa dirinya terlalu berlebihan menjabarkan semua itu pada seseorang yang awam.

"Lain kali kalau kamu ada waktu, aku akan ajak kamu ke Studioku, disana ada beberapa temenku yang juga bantu untuk mengerjakan proyek serupa. Nanti aku beritahu bagaimana proses pembuatannya." Uya hanya ingin berbagi ilmu. Itu saja kok niatnya, tidak lebih.

Kemy tidak menyangka bahwa Uya memiliki studio khusus. Dan yang membuat wanita itu senang adalah ajakan Uya untuk memperlihatkan bagaimana proses pembuatan sebuah komik. Ini adalah sesuatu yang baru bagi Kemy.

"Wah! Aku mau banget!" Kemy tidak akan menyia-nyiakan kesempatan baru ini. "Eum ... apa aku bisa sekalian ... meliput kegiatan kalian buat aku jadikan artikel di situs Webnews Mediacore nanti?" tanya Kemy ragu.

Entahlah. Tiba-tiba saja Kemy menemukan ide untuk pekerjaan lainnya. Anggap saja, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Pekerjaan Kemy di Mediacore itu bisa dibilang tidak tentu, namanya juga freelancer. Apapun akan Kemy kerjakan. Tentu saja menjadi penulis cerita horor di situs webnovel Mediacore adalah satu-satunya pekerjaan yang kontraknya jelas.

"Sure. Kapanpun aku bersedia jadi narasumber buat artikel kamu," sahut Uya yang membuat kedua mata Kemy berbinar penuh harap.

Mendengar Uya bersedia menjadi narasumber untuk artikelnya nanti, Kemy sungguh senang. Ternyata Uya bukanlah orang yang pelit dalam berbagi ilmu.

"Emm ... bagaimana kamu bisa kenal dengan Dipta?" tanya Uya tiba-tiba.

Sontak saja hal itu membuat Kemy ternganga tidak menyangka bahwa lelaki ini akan menanyakan hal seperti itu. Hal pribadi. Haruskah Kemy menjawab? Jika iya, dia harus mulai dari mana?

Pradipta Cavero. Lelaki pertama yang membuat Kemy merasa nyaman dan mengubah pandangannya tentang arti dari pacaran. Tapi sebelum itu, Dipta lah yang menemukan Kemy dan mengajaknya bergabung bersama Mediacore setelah pria itu membaca cerita-cerita Kemy yang terpampang di situs 'Metalk' yang masih dibawah naungan Mediacore.

Metalk yang berasal dari kata 'Me' dan 'Talk' adalah situs penggemar untuk mengutarakan pemikiran apapun. Termasuk sharing karya. Dan dari sanalah Kemy mulai dekat dengan Dipta, karena seringnya bertemu. Dan Kemy baru mengetahui bahwa Dipta adalah pendiri sekaligus pemilik Mediacore setelah mereka berpacaran lebih dari 10 bulan.

Ya. Layaknya kisah-kisah romantis seperti 'Pacarku ternyata seorang Presdir atau Ceo' dan sejenisnya.

"Aku diajak Mas Dipta untuk gabung jadi bagian Mediacore setelah dia baca semua postingan cerita aku di situs Metalk," jelas Kemy memadatkan ceritanya.

"Ooh ... dari relasi kerja, toh," tukas Uya.

Tapi kenapa perkataan Uya terdengar meremehkan ya di telinga Kemy? Uya seolah mengatakan, 'dari bawahan yang diadopsi menjadi bawahan yang istimewa'. Ya, Kemy tidak akan menyangkal juga sih, karena memang itu faktanya.

"Kupikir ... Dipta akan memilih pasangan yang ...," Uya menjeda ucapannya.

Kemy mulai merasa tidak nyaman dengan intonasi dan tatapan lelaki didepannya yang ditujukan pada dirinya. Karena wanita itu tau arah pembicaraan Uya akan mengarah kemana.

"Aku tau dan sadar kalo aku emang nggak layak buat Mas Dipta. Aku banyak kurangnya. Aku boncel dan gak seksi. Aku juga cuma karyawan magang yang kontraknya diperbaharui tiap 3 bulan sekali. Aku tau--"

"Ternyata disini," pungkas Dipta yang menyembulkan kepalanya dari ujung pintu. "Kalian sudah selesai?" tanya Dipta pada Uya dan Kemy yang terlihat sedang asik bercengkrama dimatanya. Lelaki itu pun mendekatkan langkahnya ke arah dimana Kemy duduk.

Dalam hati, Kemy sungguh merutuki mulutnya yang tidak bisa di rem. Tapi semua ini murni karena mantan pacarnya yang menyulut Kemy terlebih dulu. Semoga saja Dipta tidak mendengar ocehannya.

"Yup!" Uya menyahuti dengan anggukan. "Gua udah dapet poin-poin pentingnya. Sisanya biar gua lanjut di studio aja," lanjutnya.

Setelah itu Uya membereskan peralatan kerjanya dan memasukan ke dalam soft case untuk dikemas kedalam ransel miliknya. Lelaki itu pun bangun dari duduk lalu berkata, "Kalo gitu gua cabut dulu."

"Lo bisa hubungin Kemy langsung biar mempermudah kerjaan," usul Dipta pada Uya. "Udah save nomornya 'kan?" tanyanya lagi.

Uya terdiam sesaat untuk memandangi sepasang manusia didepannya. "Lo gak keberatan kalo cewe lo dateng ke studio gua?" tanya Uya pada Dipta.

Dipta tersenyum. "Ya enggaklah. Kalian kan emang lagi terlibat dalam proyek yang sama. It's ok! Kita profesional kan?!" ujar Dipta dengan yakin.

Kemudian Uya menatap Kemy dengan tatapan datar serta dagu sedikit terangkat. "Kalau mbak Kemilau bersedia, saya enggak masalah."

Kini Dipta yang menyusul menatap Kemy. "Gimana Yang? Kamu bisa?" tanya Dipta dengan lembut sambil mengelus bahu wanita itu yang masih duduk.

Kemy mendongak ke arah Dipta, lalu tersenyum sampai terlihat gigi gingsulnya, disusul anggukan kecil. "Oke," sahut Kemy singkat.

Tiba-tiba saja perasaan Uya tidak nyaman melihat reaksi Dipta dan Kemy yang begitu lembut dalam beradu tatapan dan senyuman.

Sejak bertemu kembali dengan wanita mungil itu setelah 11 tahun. Ada gejolak geli yang dia rasakan sampai membuat senyumnya tak berhenti merekah.

Kemilau Nusaena, mantan adik kelasnya yang pernah dengan sengaja dia sakiti karena interuksi seseorang.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Itha Mustika

Itha Mustika

ow.... nyakitin hati nya kimmy karna ada yg nyuruh..... jgan bilang kmu trpaksa y bang iya,,,, tros kmu nyeselll???
nah loooo bsa bahaya ni critanya?? ngumpet ah ngumpeeettt

2024-02-09

2

𝔑𝔲𝔞𝔥 (HIATUS)

𝔑𝔲𝔞𝔥 (HIATUS)

boleh gak bilang?
CIE CIE...

2024-02-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!