| 6

Kemy yang merasakan sentuhan tangan Uya pada bahunya langsung melirik takut.

"Jangan macem-macem ya!" tukas Kemy berjengit menjauh.

Uya tertawa puas melihat reaksi Kemy yang begitu ketakutan. "Kamu mikir apa emangnya?" Lalu Uya mengeluarkan sebuah kantong plastik berwarna putih dari dalam ranselnya dan menyodorkannya pada Kemy. "Aku cuma mau kasih ini," lanjut pria itu.

Kemy meneliti dengan sesama apa yang Uya berikan tanpa menyentuhnya. "Apa itu?" tanya Kemy curiga.

"Liat aja sendiri," sahut Uya dengan malas. Melihat Kemy hanya diam saja, lelaki itu pun jadi gemas. "Ck! Ambil gak?!" titahnya lagi sedikit paksa. Dan hal itu membuat Kemy meraihnya walau enggan.

Tak lama kemudian beberapa teman yang Uya ceritakan pada Kemy saat itu satu persatu datang. Teman-teman Uya sangat baik dan asik dimata Kemy. Obrolan yang mengalir diantara mereka membuat Kemy merasa seperti kenal sudah lama. Walau banyak canda tawa dan sesekali saling ejek, akan tetapi semua ditanggapi dengan santai.

Dan yang lebih membuat Kemy terpana adalah, saat semua kembali mengerjakan proyeknya, mereka begitu fokus dan serius. Ruangan itu langsung senyap dari riuhnya suara manusia.

"Wah, keren banget!" puji Kemy saat Uya memperlihatkan hasil kerjaan pria itu. "Ini sih melebihi ekspektasi aku, Mas. Aku enggak nyangka penggambarannya pas banget sama apa yang ada dibenak aku," lanjut Kemy dengan mata yang kian berbinar.

Menurut Kemy, gambar Uya mirip dengan komik yang sahabatnya--Tiara suka baca.

"Ini mirip banget sama komik karya Samez." gumam Kemy lagi.

Seketika Uya tak percaya Kemy mengenal karya Samez. "Kok kamu tau tentang Samez?" tanya Uya penasaran.

Kemy menoleh sekilas pada Uya. "Ara fansnya Samez, dia suka banget sama komik yang Samez buat," beritahu Kemy.

"Ara?"

"Heem, Ara ... Tiara. Sahabat aku. Pas aku liat komik karya Samez yang sering Ara baca, aku jadi kagum banget. Pasti itu orang punya jari cantik," puji Kemy.

Secara tak sadar Uya pun langsung melihat jemarinya sendiri.

"Eeem ... cantik, ya?" batin Uya yang entah ingin senang atau sedih dibilang 'jarinya cantik'.

Akan tetapi dari semua reaksi takjub Kemy, Uya jelas merasa bangga, rasanya seperti saat pertama kali ketika hasil gambarnya di pinang oleh platform ternama yang membuat dirinya berkembang sampai saat ini.

"Ini belum finishing," beritahu Uya pada hasil panel komiknya. Dan wajah Kemy menampakkan rasa tak percaya mendengar itu.

Menurut Kemy, hasil panel komik yang Uya perlihatkan di layar komputer milik pria itu sudah sangat amat sempurna.

"Ternyata Mas Dipta enggak salah pilih kamu, Mas. Kamu seperti berlian tersembunyi di air keruh," puji Kemy yang tiba-tiba saja menjadi puitis.

Hah! Air keruh dan berlian yang tersembunyi. Kata-kata kontras yang membuat Uya geleng-geleng kepala dengan istilah yang Kemy ucapkan. Mantannya ini memang 'agak lain'.

"Jangan terlalu muji. Bisa repot kalo sampe jatuh hati lagi," celetuk Uya mencuri pandang ke arah Kemy yang masih mengagumi gambar yang dibuat oleh dirinya ditampilkan layar.

"Sory ya! Aku ini anti balik sama mantan! Lagian Mas Dipta itu udah All Out buat aku. Paling sempurna deh," kilah Kemy yang tak menyadari perubahan raut wajah Uya yang duduk disebelahnya.

Pradipta dan Mariana. Uya jadi mengingat kedua orang itu. Kemy yang terlihat sangat memuja Dipta dengan senyum gingsulnya membuat Uya berpikir apakah sahabatnya memiliki perasaan yang sama pada wanita bertubuh mungil ini, ketika lelaki itu pernah dikenal bucin parah pada seorang wanita bernama Mariana.

"Masa sih, 'Mas Dipta' kamu itu, sesempurna itu?" Uya benar-benar penasaran dengan jawaban Kemy.

Kemy yang mendengar pertanyaan sang mantan yang terdengar mengolok-oloknya, langsung duduk menghadap Uya. Wanita itu ingin Uya tau bahwa ada lelaki yang tak memandang fisik untuk dapat mencintainya.

"Mas Dipta itu ya ... gentleman, dia memperlakukan aku dengan lembuuut banget, dia juga menghargai aku sebagai perempuan, dia enggak pernah minta sentuhan fisik yang lebih dari pegang tangan atau cium kening, dan yang pentiiing ...,"

Uya tak menyangka bahwa Kemy bisa memancarkan mata berbinar kala menceritakan tentang Dipta, walau dibarengi mimik wajah centil. Dan kalimat Kemy yang menggantung membuat Uya gusar dari duduknya.

"Mas Dipta nggak pernah ngatain aku boncelll," tukas Kemy dengan mata mendelik.

Oke. Uya akui bahwa kalimat terakhir adalah 'Uya banget' yang hobi mengatai wanita itu dengan sebutan; pendek, kurcaci, anak SD dan boncel saat mereka sekolah dulu, bahkan hingga kini. Semoga saja Kemy tak melihat nama kontak yang Uya sematkan atas namanya di ponsel pria itu.

'Aku minta maaf, Kemilau.' Harusnya Uya mengatakan itu, kebetulan Kemy sedang membahasnya kan? Tapi memang dasar Uya yang besar gengsinya, yang keluar dari mulut pria itu malah akan memantik api selanjutnya,

"Kamu pernah denger tentang Mantan-mantannya Dipta enggak?"

...•...

...•...

...•...

Kemy pulang ke tempat kost-nya dengan wajah menggerutu. Setiap bertemu dengan Uya selalu saja diakhiri dengan hal menyebalkan.

"Dari dulu gak berubah tuh orang. Mulutnya iish!" Kemy melemparkan tas kecilnya ke sembarang tempat lalu tidur terlentang di atas ranjang mininya sambil menatap langit-langit.

Dalam lamunannya, Kemy berpikir tentang Uya yang sekarang. Walau kelakuan dan cara bicara Uya terbilang tidak berubah dan semakin menyebalkan, Kemy akui pertumbuhan sang mantan pacarnya sangat drastis. Bahkan sampai membuat Kemy tidak bisa mengenali sosok lelaki itu jika bukan Uya yang lebih dulu mengenalinya.

Apalagi saat Kemy melihat Uya dengan motor sportnya disertai penampilan pria itu yang begitu gagah dalam balutan outfit yang serba hitam. Tapi bukan berarti Kemy jatuh hati, dia hanya sebatas mengagumi. Tidak lebih. Namun,

dari kesemua itu, ada satu hal yang membuat Kemy benar-benar terpesona dengan lelaki itu, yaitu bagaimana cara Uya menjelaskan tiap detail pekerjaannya pada Kemy tentang langkah-langkah pembuatan komik. Menurut Kemy itu sangat seksi. Ya, bagi Kemy, lelaki yang menguasai pekerjaannya akan seksi dimatanya.

Dan yang membuat Kemy makin terperangah adalah ketika Uya mengetahui minuman kesukaannya. Es selendang mayang.

"Darimana dia tau ya?" gumam Kemy.

Sebab hubungannya dengan Uya saat masih sekolah dulu hanya berumur tiga puluh hari. Dan hal itu sangat tidak memungkinkan bagi keduanya untuk saling mengetahui apa yang disukai, terlebih sejak resmi menjadi pacar Uya, Kemy tidak pernah jalan-jalan berdua. Bahkan makan di kantin pun tidak pernah, karena lelaki itu lebih senang kumpul dengan teman-teman tongkrongannya.

Eh!

Seketika perkataan Uya yang menyinggung tentang mantan-mantan Dipta menggema dipikiran wanita itu. Kemy maupun Dipta tidak pernah membahas masa lalu. Dan sepertinya Kemy pun tak harus tau tentang siapa bekas pacar Dipta, sebab semua itu dilalui Dipta sebelum mengenal Kemy.

"Masa depan Dipta kan gue sekarang," ujar Kemy cengengesan sendirian. "Dasar mulut julid. Enggak rese, enggak hidup kali ya tuh orang!" gerutu Kemy pada perkataan Uya. Moodnya kembali anjlok.

Ponsel Kemy tiba-tiba berbunyi, sebuah notifikasi pesan masuk, dia pun segera bangun untuk mengambil tasnya, karena ponsel wanita itu berada didalam sana.

Bang Cakra : [ Lusa gw ke Jkt ]

Kemy mendesahkan kelelahannya kala membaca pesan dari sosok lelaki yang tak kalah menyebalkannya dari Uya.

Ah. Mengingat dua manusia itu, tiba-tiba saja Kemy jadi cemas sendiri.

"Kalo Abang tau ... gimana reaksinya ya?"

Bersambung

Terpopuler

Comments

Itha Mustika

Itha Mustika

uuhh bakalan potek ni hati kimmy,, klo emng mas dipta jalin hub. lgi ma mantan.....
lanjut kak.....
pnasaran ni klanjtannya

2024-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!