| 3

Hai Mantan ...

Mantan ...

Man ...

Tan ...

...

Kuping Kemy serasa berdengung hebat kala mendengar sapaan keramat itu.

Sejak pertama kali dia pacaran di usia 13 tahun dan mengenal arti dari rasa sakit hati, Kemy pun tidak berani lagi untuk menerima pernyataan dari laki-laki yang naksir padanya. Pun sebaliknya mengutarakan perasaanya sendiri pada laki-laki yang ditaksirnya.

Perlakuan dari pacar pertamanya kala ia masih menjadi bocah ingusan cukup melekat buruk menjadi sebuah trauma berkepanjangan. Rasa percaya dirinya luruh seketika saat pacarnya kala itu memacari teman dekatnya.

Terlebih sebuah kalimat menyakitkan dilontarkan mantan 'monyetnya' kala itu.

"Pacaran sama kamu kaya lagi pacaran sama anak SD. Kelly lebih cocok jadi pacar aku, sama-sama tinggi."

Perkataan itu tidak salah. Kemy memang masih terlihat seperti bocah SD, bahkan ukuran tubuhnya lebih pendek dari anak seusianya. Tiga belas tahun, masih sangat amat belia.

"Kalo nanti ciuman sama kamu, aku bisa pegel. Harus jongkok."

Alasan selanjutnya yang membuat pikiran Kemy tersadar saat itu adalah perkataan Uya yang terakhir. Kemy hanya berpikir pacaran dengan Uya karena mereka saling suka dan Uya juga ganteng.

Namun, sebuah kata 'ciuman' yang dilontarkan anak lelaki berusia 15 tahun pada Kemy saat itu membuat dia jijik. Dan sejak saat itulah dia menghindari yang namanya 'pacaran'. Semua itu berkat perkataan dan perlakuan seorang anak lelaki bernama,

"Su-sur-ya?"

Uya mengangguk mantap untuk mengiyakan gumaman yang dilontarkan secara gagap dari bibir Kemy.

"Inget juga akhirnya. Walau agak kecewa sih, kamu nggak ngenalin aku lebih dulu. Tapi ... aku paham. Karena perubahan aku cukup signifikan dari terakhir kita bertemu, benar kan?" seloroh lelaki itu.

Kemudian kedua mata tajam Uya menelanjangi tubuh Kemy dari atas kepala sampai kaki.

"Enggak kaya kamu ... yang masih, segini-segini aja," timpal pria itu dengan senyum remeh.

Seketika Kemy merasa deja vu saat mendengar ucapan Uya. Setelah hampir 11 tahun tidak bertemu, ternyata lelaki itu tidak berubah sama sekali. Lidahnya masih tidak punya filter.

"Mungkin fisik kamu berubah total. Tapi ...," jeda Kemy.

Gadis itu lalu maju merapatkan diri ke tubuh Uya secara agresif. Dengan mendongakkan penuh wajah bulatnya, dia kembali berkata dengan nada sinis, "Mulut kamu masih sama! Enggak ada kemajuan dan selalu merendahkan fisik orang lain!"

Melihat wajah serius Kemy yang terlihat kesal, entah mengapa Uya merasa senang. Terlebih gerakan berani gadis itu yang secara sadar atau tidak telah menghasilkan sentuhan empuk tepat di Ulu hati pria itu membuat Uya seperti mendapat durian runtuh.

Menghempaskan pikiran mesumnya, lelaki jangkung itu kemudian menundukkan kepalanya tepat ke wajah Kemy yang tengah mendongak menatapnya dengan penuh geram. Dengan intens Uya pun menyusuri kedua bola mata Kemy satu persatu.

"Tumbuh itu ke atas, bukan kedepan ... Kemilau!" bisik Uya parau.

...•...

...•...

...•...

"Mbak Kemilau, Pak Dipta sudah nungguin di Ruangannya," beritahu Lena, salah satu karyawan di tempat Kemy bekerja.

"Tumben dateng pagi banget?" gumam Kemy.

"Ada tamu soalnya mbak, orang yang mau garap komik buat novel Mbak Kemilau, kayanya," timpal Lena.

"Ah iya! Makasih ya Len ...."

Senyum Kemy merekah sekali pagi itu. Karena Novelnya akan di adaptasi menjadi sebuah komik.

"Duh! Sumpah deg-degan gini," gumam Kemy saat sudah sampai didepan pintu ruangan Dipta.

Tanpa mengetuk pintu, Kemy pun masuk dengan senyum mengembang. Disana terlihat Dipta sedang duduk dengan orang yang Kemy yakin adalah sang komikus yang akan menggarap ceritanya.

"Ah ... itu dia. Sini Sayang ...," panggil Dipta.

Kemy sempat tak enak saat Dipta berbicara santai didepan tamu. Terlebih kekasihnya itu tanpa canggung memanggil 'sayang' padanya. Kemy hanya takut mendapat label buruk karena pekerja sepertinya berpacaran dengan pemilik Mediacore dimana dirinya mencari nafkah.

"Sayang ... ini dia komikus yang akan garap proyek webnovel kamu." beritahu Dipta saat Kemy sudah duduk disebelahnya.

Dengan antusias Kemy pun menyambut Komikus itu, tapi ...

"Hai ... kita ketemu lagi Kemilau ... masih ingat 'kan? Surya."

Senyum antusias yang sejak tadi mengembang dibibir Kemy, kini mulai memudar, kala pria bernama Surya itu adalah Suryakhan Semesta, mantan pacar monyetnya yang menyebalkan.

"Ha-hai ...," sahut Kemy menyambut genggaman tangan Uya dengan mimik wajah kaku. Hanya terlihat senyum yang dipaksakan di wajah bulat Kemy.

"Kamu masih inget Uya 'kan? Kita ketemu diacara Reuni beberapa malam lalu," terang Dipta.

Kemy tersenyum hambar lalu menganggukkan kepalanya satu kali.

Jelas dia ingat! Sebab lelaki itu lah yang sudah membuat mood Kemy anjlok.

"Oke, karena kalian udah pernah ketemu, ini akan lebih mudah. Aku juga udah kasih referensi novel kamu ke Uya yang akan digarap. So ... selanjutnya, tinggal kalian diskusikan aja proyeknya. Oke?"

Setelah mengatakan itu Dipta berdiri dari sofa. Namun, Kemy langsung memegang ujung jemari Dipta. Erat sekali. Dan hal itu membuat Dipta serta Uya kompak mengalihkan atensinya pada tangan Kemy.

"Kamu mau kemana?" tanya Kemy seperti anak kecil yang ketakutan ditinggal bersama orang asing.

Dipta yang merasakan sentuhan dingin dari jemari kekasihnya langsung kembali duduk.

"Aku harus kasih briefing sama tim yang akan liput pemilu nanti, Sayang. Kamu tenang aja, Uya ini udah profesional dibidangnya. Bahkan dia ini yang ngerjain komik dari penulis horor senior yang kamu kagumin itu. Prisa Paraswati," beritahu Dipta.

Kemy langsung tertegun mendengar penuturan kekasihnya.

"Serius?" gumam Kemy tak percaya.

Si Mantan 'monyet' ini adalah Komikus keren itu yang sudah menggarap adaptasi Novelis idola Kemy?

"Serius, Yaaang ... aku juga baru tau pas liat profil background Uya. Aku yakin kalian akan cocok di proyek ini. Nanti kita lanjut ngobrol. So ... good luck!" lanjut Dipta.

Setelah itu kekasih Kemy pun pamit karena jadwal lain sudah menunggu.

tik tok tik tok

Itu bukan aplikasi yang lagi hits ya. Tapi suara detak jam yang bunyinya sampai terdengar saking sepinya ruangan kerja yang baru ditinggalkan sang Empunya.

Baik Uya maupun Kemy tak ada yang memulai pembicaraan.

"Aku udah baca sekilas tulisan kamu."

Kalimat pembuka dari Uya berhasil membuat Kemy mengarahkan perhatiannya pada pria itu.

"Dan aku butuh gambaran jelas dari setiap tokohnya, setelah itu kita bisa tentukan yang lainnya sambil berjalan," timpalnya lagi.

Kemy terperangah saat melihat betapa profesionalnya lelaki di depan Kemy sekarang ini. Sungguh berbeda dengan sosok yang menyebalkan saat di Bandung beberapa hati lalu.

Ini kah sosok mode kerja dari Suryakhan Semesta?

"Oke, Surya. Kita mulai sekarang? Mau diruangan Mas Dipta atau di ruanganku?" tanya Kemy dengan bahasa yang terkesan formal. Gadis itu ingin kerjasama ini berjalan lancar dan menyenangkan.

Lelaki dengan penampilan santai itu tak lekas menjawab. Dan sontak hal itu membuat Kemy jadi salah tingkah. Terlebih wajah pria itu yang tampak datar. Tak terbaca.

"Bisa panggil aku 'Mas' gak?" tanya Uya tanpa basa-basi. Wajahnya terlihat dingin sekali.

Kemy menelan saliva. Baru beberapa detik dirinya tadi memuji sikap profesionalitas lelaki didepannya, ternyata sudah mulai bertingkah.

"Kenapa sih dia!" gerutu Kemy dalam hati atas perubahan sikap Uya yang tiba-tiba itu.

Kemy juga berdoa, semoga pria yang akan jadi Partnernya ini tidak akan bersikap menyebalkan.

Hanya panggil 'Mas' saja 'kan?

Kemy rasa dirinya tidak akan keberatan. Demi terciptanya suasana kerja yang nyaman, kali ini Kemy akan menurut.

"Iya, Mas ...." sahut Kemy dengan wajah malas.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Itha Mustika

Itha Mustika

nini... meresahkaan skali drimu mantannnnn.... minta d pnggil mas....

2024-02-08

1

𝔑𝔲𝔞𝔥 (HIATUS)

𝔑𝔲𝔞𝔥 (HIATUS)

next kak! semangat!!!!

2024-02-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!