| 16

Kemy terlihat duduk merenung di kursi pinggir kolam. Kedua bola matanya yang sepekat malam memperhatikan air yang berada di dalam kolam renang yang lumayan luas dan berkelok. Begitu senyap tak ada riak.

Hati Kemy masih menyisakan gemuruh riang atas interaksi keluarga orang lain yang begitu harmonis. Namun, ketika dia sendiri seperti ini, sunyi kembali singgah.

"Haaaah ...," hela napas Kemy terdengar lelah.

Entah sudah berapa lama dia tak merasakan kehangatan bercengkrama bersama keluarganya.

Kemy iri pada Suryakhan. Sosok lelaki yang dia pikir hidupnya sama berantakan, ternyata jauh dari dugaannya.

Surya. Lelaki dengan postur tubuh tinggi menawan dengan segudang sifat brengseknya ternyata memiliki kehidupan yang sempurna di mata Kemy.

Ibunya yang bersahaja tanpa pilih kasih ...

Adik perempuannya yang berbaur manja tapi begitu mandiri ...

Para orang dewasa yang dipanggil Bude, Pakde, yang sifatnya mirip dengan Ibu Uya ...

Para bocah yang ternyata adalah Keponakan lelaki itu yang memiliki sifat se-usil Om-nya...

Dan terakhir adalah sosok lelaki sang kepala keluarga yang Uya kenalkan sebagai Ayahnya. Begitu friendly.

Semua penghuni didalam sana yang sedang bercengkrama sungguh membuat Kemy merasakan sesak luar biasa dan berhasil menumbuhkan rasa muak pada dirinya sendiri karena kondisi keluarganya yang tak serupa.

Terlebih saat melihat bagaimana sifat Uya pada keluarga besarnya yang begitu santun. Tidak seperti bagaimana sikap lelaki itu pada Kemy, sangat menyebalkan dan seenaknya.

Ya. Memang tidak akan pernah ada hasil yang adil jika membandingkan nasib kita dengan orang lain. Kemy sadar itu.

"Aku cari kamu dari tadi, ternyata disini,"

Kemy menoleh pada sosok lelaki yang baru saja jadi perbandingannya. Lelaki itu datang ke arah Kemy dengan membawa nampan dan satu kantong kertas berukuran sedang.

"Makan dulu ...," kata Uya sambil menaruh nampan berisi makanan dan minuman di atas meja dekat kursi Kemy. Lalu dia menyerahkan kantong kertas tadi kepangkuan wanita itu. "Setelah itu ganti pakaian kamu."

Dahi kecil Kemy mengernyit.

"Itu pakaian milik Citra, baru diambil dari laundry pagi tadi. Sementara pakai ini dulu, biar pakaian kamu nanti aku yang laundry. Maaf ya gara-gara keponakanku, kemeja kamu kotor."

Kemeja putih Kemy yang biasa dia pakai untuk bekerja, terkena tumpahan saus tomat saat membantu Keponakan Uya didalam tadi. Tumpahan yang lumayan banyak itu tidak hanya membuat sebagian kemeja putihnya benar-benar merah, tapi aroma Kemy juga jadi mirip hidangan berbalur saus.

Melihat Kemy diam saja dan tak menyahuti perkataannya, Uya jadi khawatir. "Kamu marah?" tanyanya panik.

"Aku pulang aja,"

Kemy tak menyahuti semua perkataan Uya. Yang ada dibenaknya saat ini adalah pulang ke tempat Kosnya untuk mandi lalu tidur panjang.

"Tapi kemeja kamu kotor," kata Uya.

"Besok aku libur kok. Nanti aku cuci sendiri aja,"

"Sausnya pasti sulit buat dibersihkan sendiri. Lebih baik ganti dulu. Biar baju kamu aku yang urus," Uya terdengar sedikit memaksa.

"Ini udah malem, aku mau pulang aja. Mau istirahat," tukas Kemy dengan geram.

Refleks Uya melihat arah jam tangannya. "Ya ampun! Jam 9, keluargaku nahan kamu kelamaan. Maaf Kemilau, aku bener-bener lupa waktu, " kata Uya penuh sesal.

Entah mengapa mendengar permintaan maaf lelaki itu, emosi Kemy seketika menjadi tersulut.

"Iya! ini salah kamu yang udah seenaknya bawa aku kesini! Kan udah aku bilang aku nggak mau terlibat. Lagian ngapain sih kamu maksa banget! Semua orang mikirnya aku ini pacar kamu! Ibu kamu ... Citra, bocah-bocah kecil yang sok akrab itu. semua! Semuanya bikin moodku tambah hancur! Kamu sengaja banget nunjukin betapa harmonisnya keluarga kamu didepanku kaya gini, biar aku sadar bahwa hidupku nggak sebaik kehidupan kamu 'kan?! Apa mereka tau gimana dulu perlakuan kamu ke aku?! Masih kurang kamu bikin aku malu saat di Restoran tadi? Aku juga sadar kali, tatapan kamu ... Si Dipta! Dan juga perempuan itu yang merhatiin aku dari tempat duduk kalian. Gimana? Kondisi aku udah cukup untuk menghibur kamu dan kedua teman kamu itu?"

Napas Kemy memburu seiring kalimat demi kalimat panjangnya yang terangkai penuh makna negatif yang menguar dari bibir tebal wanita itu.

Apa yang Kemy sampaikan barusan tidak menyinggung perasaan Uya sedikitpun. Lelaki itu malah menganggap bahwa Kemy sedang menumpahkan rasa sesaknya yang sudah lama, dan kini terpantik karena kejadian hari ini.

Di mata Uya, kalimat Kemy yang terdengar begitu frontal tak seirama dengan mimik wajah wanita itu yang terlihat sedih. Uya merasa sangat bersalah.

...----------------...

"Sudah Mas antar sampai rumahnya?" tanya Ibu pada Uya yang baru datang. Wajah putranya terlihat lesu.

Saat acara arisan keluarga masih berlangsung, tiba-tiba gadis muda yang katanya teman anaknya itu pamit pulang. Wanita yang masih terlihat segar di usia kepala enam itu merasa bersalah karena membuat teman putranya jadi ikut repot.

Terlebih tadi ada tragedi saus tomat karena ulah anak-anak dari kerabat dekatnya yang mengerubungi gadis itu dan terlihat cukup kerepotan.

"Sudah, Bu, sampai Kemilau masuk dengan aman," sahut Uya.

"Orangtuanya negur kamu nggak karena bawa anak gadisnya pulang selarut ini?" tanya Ibu panik.

Sebab jika Citra pulang melebihi pukul sembilan malam, Ibu tak segan untuk mengomel.

"Kemilau tinggal di Kosan, Bu," sahut Uya singkat.

"Kos? Dia nge-Kos?" tanya Ibu terkejut.

Uya mengangguk. "Emangnya Kemilau nggak cerita?" tanya Uya.

Ibu yang tadi berdiri di meja pantrya sambil membereskan serbet makan menghentikan gerakannya. "Tolong lanjutkan ya, Mbok," kata Ibu pada pekerja di rumahnya.

"Tepatnya Ibu sih yang nggak sempat tanya-tanya saking sibuknya," kata ibu sambil berjalan ke arah putranya yang duduk bersandar di sofa. "Harusnya tadi Ibu bungkuskan makanan," sesalnya yang baru terpikirkan.

Setelah keluarga besarnya pamit pulang dan urusan rumah sudah rapi. Ibu Uya baru kepikiran tentang gadis itu. Selama ber-interaksi dengannya memang tak banyak yang wanita itu tau tentang gadis bernama Kemilau.

Pertama kali melihat sosok gadis bertubuh mungil dengan wajah sendu itu, Ibu Uya sudah suka, terlebih Kemilau begitu mudah akrab dengan keluarganya dan begitu ringan tangan membantunya.

"Kalau gitu, nanti kamu undang Kemilau makan malam bersama ya? Ibu mau mengucapkan maaf dan terimakasih dengan benar," ujar Ibu mengungkapkan niatnya.

"Tadi kenapa Mbak Kemilau nggak mau pake baju aku, Mas?" Citra datang ikut nimbrung.

"Katanya nggak mau baju bekas," sahut Uya asal.

"Hah? Serius Mas, Mbak Kemilau bilang gitu? Baju itu baru sekali pakai kok, dan itu baju paling Citra suka. Sengaja buat dipakai Mbak Kemilau ... enggak ada baju baru lagi soalnya. Duh! Gimana nih. Citra jadi tambah nggak enak,"

Uya tertawa dalam hati melihat reaksi Citra yang panik. "Bohong deh!" goda Uya. "katanya tanggung mau pulang," ungkapnya yang mendapat pelototan tajam dari sang adik.

"Nanti kamu belikan kemeja serupa ya, Mas? Noda saus lumayan membekas soalnya," sela Ibu yang diangguki Uya.

"Eh, tapi tumben kamu kasih barang yang kamu suka buat orang lain?" tanya Uya menyelidik. "Aah ... kamu ada bicara salah ya sama Kemilau?"

Citra gelagapan mendapati tuduhan dari Kakaknya. "Eh, eumm ... a-anu, Citra kira tadi Mbak Kemilau anak SMA, jadi ... Citra sempet enggak sopan cuma manggil nama," ungkap adik Uya dengan menyesal.

Uya hanya berdecak dan geleng-geleng kepala saja. Semua sudah terjadi dan Citra terlihat menyesal. Uya yakin hal serupa tak akan terulang. Yang dibenaknya sekarang bagaimana nanti dia menghadapi Kemy karena tingkah keluarganya yang seenaknya pada gadis itu.

"Mbak Kemilau itu ... pacarnya Mas Surya bukan sih?" tanya Citra.

"Kalau bukan pacar mana mungkin dipeluk toh?" celetuk Mbok Min membuat tiga pasang mata melotot bersama ke arahnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ayu Kerti

Ayu Kerti

kn ketauuan si mbok... dimana kmu meluknya uya...

2024-03-06

1

Itha Mustika

Itha Mustika

hayo uya.... brani ngaku g.... mantan apa udh CLBK an???? atau lgi proses CLBK?????

2024-03-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!