Pasangan Aneh

"Hai kak Daniel," seru Karin tersenyum manis. Yang di sapa justru tampak acuh, tanpa membalas perkataan pria yang di kenal dingin itu terus saja menuruni tangga.

Tasya melirik sahabatnya itu, sesuatu terlihat berbeda dari gadis itu. Apa mungkin...Karin itu..!

"Akh!!! Enggak mungkin, kan Karin pacaran sama kak Bintang." Tasya menggeleng dengan pikiran buruknya.

Kedua gadis cantik itu melanjut menaiki tangga tempat basecamp para Xander. Langkah keduanya terhenti melihat seseorang pria di depan pintu.

Dengan di awali senyuman pria itu menatap hangat ke arah Karin. Siapa lagi coba selain Bintang, pria yang di kenal seluruh sekolah amat bucin pada Karin.

"Kak Bintang kok enggak di dalam?"

Pria itu tak menjawab, ia malah memberi tatapan tajam ke arah gadisnya.

"Ratu ku..!! Kamu lupa? Hemm!" Ucap Bintang dengan nada rendah, namun tersirat ancaman. Semakin menatap tajam, kedua tangan kekar miliknya di masukkan ke kantong celana. Tanpa mengurangi sedikitpun tatapan tajam yang mampu membuat Karin panas dingin melihatnya.

Gleg.

Karin meneguk ludahnya sendiri, bagaimana ini!! ia panik sendiri. Tidak mungkin kan, ia mengatakan nama panggilan Pangeran ku di depan sahabatnya. Bisa berabe nanti.

Sedangkan Tasya mengangkat satu alisnya. Pasangan aneh, bisanya yang sering di lihat sosmed sepasang kekasih akan manja atau hal - hal mampu membuat para netizen baper. Tapi lihatlah! kedua pasangan yang sulit di mengerti.

Risih dengan situasi seperti ini, Tasya menyenggol lengan Karin, membuat gadis itu tersadar dari lamunan.

"Eh..em...g–gini! pangeranku, aku mau kasih barang kamu titip tadi!" jelasnya, sembari menyodorkan sebuah jam tangan bermerek Dior.

Bintang tersenyum manis, dengan sedikit membungkuk menyamai tinggi Karin tatapan keduanya bertemu. "Terimakasih ratuku!" nyaris berisik. kedua lesung pipi menambah kadar ketampanan ketua geng Xander.

Deg.

"Tampan. Akh!! Senyumannya manis sekali!" Teriak Karin dalam hati, tanpa sadar kedua sudut bibir ikut tersenyum.

"Hah!! apa - apaan ini, gue cuman jadi nyamuk. Tau gitu! mending gak usah ikut tadi." gerutu Tasya pelan, jengah agenda romantis ia memutuskan bedeheman.

"HEM....ada nyamuk di sini!" serunya memukul kedua lengan secara bergantian. Seolah benar - benar ada nyamuk hinggap, Karin dan Bintang tersadar.

"Kita pergi dulu, nanti enggak kebagian makan siang." pamit Karin menggandeng tangan Tasya. Namun Bintang menahan langkah keduanya.

"Kita makan di dalam aja, tadi makannya udah sampai."

"Eeh, kali ini enggak dulu ya! aku udah janji makan bareng sama sahabat. Ya kan sya?" Wajah memohon tersirat, meminta bantuan sahabatnya ini.

Tasya yang di tatap mendadak bingung, bukan karena wajah memales Karin yang jadi permasalahannya. Melainkan sepasang kekasih ini kompak memberi tatapan yang sama.

Pria berstatus pacar Karin melakukan hal sama, bedanya Bintang menggeleng pelan. "Astaga!!" kenapa serasi sekali membuat orang sakit kepala.

"Kalau udah ada janjian buat makan bareng, kenapa tidak berterus terang? Kalau gini kan benar - benar serasi." pikir Tasya menatap malas pada pasangan bucin.

"Sorry Rin, gue ada urusan. Ella sama Sisy juga belum keliatan. Duluan ya! bye." Dengan sekuat tenaga Tasya berlarian menuju tangga. Tidak ingin berurusan dengan manusia bucin itu.

Tepat di pertengahan tangga Tasya terpleset, kedua matanya di pejam erat bersiap merasakan sakit sekujur tubuh atau kemungkin patah tulang.

Beberapa detik tidak ada tanda jatuh yang ada seseorang mengkait pinggang mungilnya. Perlahan ia mengintip yang ia yakini pria tercium dari wangi parfum. Kedua matanya membola sempurna, di ikuti bibir mungil terbuka lebar saat melihat pria yang menyelamatkan barusan.

"Kak Gabriel," gumam Tasya.

.

.

****

🥕🥕🥕🥕

"Nih, minum dulu." Menyerahkan dua botol mineral, Sisy mengenali pria tampan itu. Pria hampir tiga hari ini terus bersamanya yang tak lain adalah Kenzo.

"Kak Kenzo terimakasih," Tersenyum sanjung. Beberapa hari bersama Sisy terbiasa dengan pria ini.

Kenzo duduk di sampingnya. Tak lama seorang pria yang tak kalah tampan datang dalan melakukan hal sama. Pria itu Zico duduk samping Ella membuat gadis itu tertegun.

Keempat anak muda mudi duduk di bangku dekat pohon besar sehingga pancaran sinar matahari tidak mengenai mereka. Tempat belakang sekolah terdapat banyak bunga, pohon dan tempat duduk serta meja yang nyaman buat bersantai.

Ella langsung berdiri, ketiganya menoleh dengan tatapan berbeda. Ella membuang pandangan, ia tidak ingin berada di situasi seperti ini.

"Gue duluan, mau ke kantin makan." Tanpa menunggu jawaban Ella pergi dengan sedikit berlari.

"Dia kenapa?"

"Entah!" jawab Kenzo. Sisy melirik yang ternyata Kenzo juga melakukan hal sama. Keduanya saling menatap, Sisy memalingkan muka. Wajahnya memerah, detak jantung dua kali lebih cepat. Rasanya ada debaran aneh yang dirasakan, tapi ia tidak tau apa itu.

"Aku juga pamit, bentar lagi udah bel." ucap sisy memberi alasan yang muncul ide di kepala.

Kenzo tersenyum tipis dengan kelakuan gadis itu, bisa di bilang cewek unik. Lalu beralih ke arah Zico yang ternyata menatap aneh.

"Wah! jangan bilang Lo suka sama cewek itu tadi?"

"Ck, lebih baik urus saja masalah percintaan miris mu itu." ejek Kenzo berlalu pergi.

Zico berdecak kesal ia pun ikut pergi meninggalkan taman belakang sekolah luas itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!