Kekecewaan Senja yang mendalam

Saat Leon sedang duduk dengan santai di Dalam Ruangannya, Reno tiba-tiba datang dan menghampiri Leon sambil berkata.

“Apa yang harus aku siapkan untuk hari jadi kalian?” Tanya Reno kepada Leon.

“Hah, hari jadi? Apa yang sedang kamu bicarakan.” Ucap Leon merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh Reno.

“Ehh, jangan bilang kalau kamu melupakannya.” Ucap Reno kepada Leon.

Sementara Leon masih saja kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Reno, ia belum bisa mencerna dengan baik perkataan dari sang asisten pribadinya.

“Kalau aku jadi Senja, aku pasti akan langsung meminta cerai darimu.” Ucap Reno kepada Leon yang masih terlihat kebingungan dan masih mencoba untuk mencerna perkataan darinya.

“Sebenarnya apa yang sedang kamu bicarakan sekarang padaku? Bicara yang jelas dan tidak usah bertele-tele seperti itu, kamu taukan kalau aku tidak menyukai hal itu.” Ucap Leon sedikit kesal dengan perkataan Reno yang terus bertele-tele.

Reno mencoba untuk mengingatkan Leon tentang hari anniversarry pernikahannya dengan Senja, namun Leon benar-benar lupa dan dia bahkan benar-benar tidak mengingatnya sama sekali.

“Bukankah hari ini adalah tepat satu tahun pernikahanmu dengan Senja?” Tanya Reno kepada Leon.

Leon terkejut mendengar perkataan dari sang asisten pribadi, ia benar-benar lupa dengan hari ini, hari pernikahan mereka, Leon benar-benar tidak ingat, ia menyalahkan dirinya sendiri karena bagaimana mungkin hari sepenting ini ia bisa lupa. Untung saja Reno mengingatkannya, kalau tidak, ia pasti akan merasa bersalah kepada sang istri karena tidak mengingat hari Anniversarry pernikahan mereka dan sang istri pasti akan sangat kecewa padanya.

“Astaga, bagaimana aku bisa lupa dengan hari ini.” Ucap Leon sambil menepuk dahinya.

“Ahhhh, rasanya aku ingin menggantikan posisimu saja, seharusnya kamu merasa beruntung memiliki seorang istri yang cantik, istri yang mandiri dan tidak banyak tingkah seperti Senja, tidak seperti wanita-wanita lain yang pernah mendekatimu.” Ucap Reno kepada Leon.

“Hentikan pikiran kotormu itu, jangan pernah coba-coba untuk mengharapkan istriku, aku tidak akan berbelas kasih meskipun kamu adalah orang terdekatku sekali pun.” Ucap Leon sedikit kesal dengan perkataan Reno.

Reno hanya memutar bola matanya dan merasa malas untuk membalas perkataan dari Leon. Leon kemudian menyuruh Reno untuk menyiapkan satu buah buket mawar merah besar untuk ia bawa pulang dan memberikan bunga itu kepada sang istri. Reno menuruti perkataan Leon dan segera pergi ke toko bunga untuk membeli bunga seperti yang disuruhkan oleh Leon dan setelah ia membeli bunga itu, Reno langsung kembali ke kantor untuk menemui Leon dan memberikan bunga yang sudah ia beli kepada Leon. Setelah Leon menerima bunga yang di bawa oleh Reno, Leon langsung bergegas untuk segera pulang ke rumahnya, namun, sebelum ia pergi dari ruangannya ia berbisik kepada Reno yang masih berdiri diam di depannya.

“Jangan sampai istriku tau.” Ucap Leon sambil berlalu meninggalkan Reno yang masih berdiri dengan diam.

Akhirnya hari itu Leon memutuskan untuk pulang kerumahnya lebih awal tanpa memberi tau sang istri dan sengaja menunggu sang istri pulang karena ia ingin memberikan sebuah kejutan kepada istrinya. Dan saat Senja sampai di rumahnya, ia benar-benar terkejut dengan keberadaan Sang suami yang ternyata sudah menunggunya pulang dan memberikannya sebuah buket bunga mawar yang cukup besar.

“Ayo masuk sayang, aku sangat merindukanmu.” Ucap Leon sambil merangkul tubuh sang istri yang baru saja tiba di rumah.

Senja tersenyum saat mendengar perkataan dari sang suami, Senja dan Leon segera masuk kedalam rumah mereka, dan setelah mereka berdua mengganti pakaiannya, mereka berdua duduk dengan santai di sofa sambil menonton sebuah film romantis untuk melengkapi hari bahagia mereka, Leon memeluk sang istri dan membelai rambutnya sambil menikmati film yang sedang mereka tonton. Namun, saat mereka sedang asyik menonton dan bermesraan, tiba-tiba ponsel Leon berdering, Leon hanya melihat sekilas nama yang tertulis pada ponselnya lalu kemudian mengabaikannya, namun, orang itu terus menelfon hingga Senja tidak sengaja melihat nama orang yang tertulis di ponsel milik sang suami.

“Apa kamu mengganti sekretarismu?” Tanya Senja ketika melihat nama yang tertera di ponsel sang suami.

“Tidak, dia adalah sekretaris dari perusahaan lain yang sedang bekerja sama denganku.” Jawab Leon.

“Ohh, kalau begitu angkatkah sayang, mungkin saja telah terjadi sesuatu, atau ada hal penting yang harus di bicarakan.” Ucap Senja kepada sang suami.

“Tidak perlu, aku bisa menghubunginya nanti.” Ucap Leon kepada sang istri.

Leon kembali meletakkan ponselnya di atas meja, namun, panggilan dari sekretaris itu masih saja terus masuk kedalam ponsel Leon dan terus mencoba untuk menghubungi Leon, Senja sedikit terganggu dengan ponsel Leon yang masih saja terus berdering hingga ia melirik kearah sang suami untuk segera mengangkatnya.

“Haahhhh baiklah.” Ucap Leon.

Akhirnya dengan perasaan kesal, Leon mengangkat telfonnya yang terus saja berdering.

“Ada apa? Saya rasa sangat tidak sopan jika anda menghubungi saya di luar jam kerja kita yang seharusnya.” Ucap Leon ketika mengangkat telfonnya.

Sementara Senja hanya fokus untuk melanjutkan menonton tv, walau ia sebenarnya sudah tidak berselerah lagi untuk menonton film karena terganggu oleh suara panggilan dari ponsel Leon yang tidak berhenti berbunyi.

“Sayang, maafkan aku, sepertinya aku harus kembali ke kantor.” Ucap Leon kepada sang istri setelah menerima telfon dari ponselnya.

“Apa? Kamu ingin kembali ke kantor lagi? Kenapa kamu bekerja begitu keras? Padahal aku juga membutuhkan kehadiranmu, aku juga rindu dan ingin berada di pelukanmu bahkan kamu lebih suka menyentuh berkasmu daripada menyentuhku.” Ucap Senja dengan sangat kesal.

Leon hanya tersenyum melihat sang istri yang tampak imut jika sedang marah, Leon juga mengerti apa maksud dari perkataan sang istri, namun ia benar-benar harus tetap pergi ke kantor karena ada sesuatu hal yang tidak bisa ia tinggalkan.

“Maafkan aku sayang, tapi ini benar-benar sebuah proyek yang sangat besar, aku tidak bisa melepaskan proyek ini begitu saja.” Ucap Leon sambil mengelus rambut sang istri agar sang istri tidak marah lagi padanya.

“Hmmm baiklah.” Ucap Senja mencoba untuk mengerti.

Walau sebenarnya hati Senja sedikit kecewa kepada sang suami yang lebih memilih untuk kembali bekerja daripada tinggal dirumah dan merayakan hari anniversarry pernikahan mereka, namun Senja tetap saja harus mengerti dan memaklumi pekerjaan sang suami yang tidak bisa ia tinggal.

Melihat raut wajah sang istri yang terlihat begitu sangat kecewa, Leon lalu menarik sang istri kedalam pelukannya dan memeluknya dengan erat lalu kemudian Leon berlalu meninggalkan sang istri dan segera kembali ke kantornya, sementara Senja yang di tinggal oleh sang suami menjadi tidak selerah lagi untuk melanjutkan menonton filmnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!