Malam yang panas

Ketika Leon hendak pergi, Senja malah menarik dasi Leon hingga wajah Leon hanya berjarak beberapa centi saja dari wajah Senja

“Aishhhh, aku sudah coba untuk berusaha menahannya, jangan salahkan aku Senja.” Ucap Leon sambil mencium bibir Senja.

Senja tanpa sadar membalas ciuman Leon dengan sangat bernafsu akibat dari pengaruh obat perangsang yang di masukkan Arina kedalam minumannya. Leon benar benar tidak bisa lagi menahan diri, tangannya begitu nakal meraba-raba tubuh Senja hingga Senja merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Mereka berdua benar-benar terbawa suasana dan tidak sadar dengan apa yang sedang mereka lakukan, tubuh Senja juga bahkan tidak menolak dengan apa yang di lakukan oleh Leon padanya dan malah menyambut ketika Leon mulai menyetubuhinya. Malam itu Senja harus melepas kesuciannya di tangan Leon. Setelah melakukan persetubuhan itu, Mereka berdua begitu lelah dan Senja langsung tertidur setelah pertempuran itu.

Ke esokan harinya ...

Senja terbangun dari tidurnya dan terkejut saat melihat keberadaan seorang pria di sebelahnya. Senja terkejut saat melihat Leon yang masih tertidur di sampingnya tanpa mengenakan busana dan tubuhnya hanya di tutupi oleh selimut.

“Apa yang sudah kulakukan?” Ucap Senja sambil melihat tubuhnya yang juga tidak mengenakan busana dan sekujur tubuhnya di penuhi oleh tanda merah seperti lebam.

“Aishhh... kenapa bisa terjadi hal seperti ini.” Ucap Senja sambil terburu-buru mengambil Bathrobe untuk menutupi tubuhnya.

“Mau kemana? Jangan coba-coba untuk kabur setelah kita melakukan ini.” Ucap Leon yang tiba-tiba terbangun saat melihat Senja yang berniat untuk meninggalkan kamar itu setelah memakai bajunya.

Senja menatap Leon yang sudah terbangun dari tidurnya sambil berkata.

“Mari kita berdua anggap saja kalau tidak pernah ada kejadian seperti ini.” Ucap Senja dengan Tegas.

Namun, Leon tidak setuju dengan apa yang dikatakan Senja, ia tidak ingin melupakan apa yang terjadi kepada mereka berdua semalam karena Leon melakukannya atas dasar ia menyukai Senja bukan karena terpaksa atau terbawa nafsu sesaat. Leon hanya menatap Senja dengan tatapan tidak Setuju dengan apa yang di katakan Senja.

“Mana bisa begitu, aku akan bertanggung jawab dan menemui papamu.” Ucap Leon kepada Senja.

“Ahhh, tidak, itu tidak perlu, lagi pula kita memang tidak saling kenal, jadi mari kita anggap saja kalau kita tidak pernah melakukannya.” Ucap Senja menolak Keinginan Leon untuk bertanggung jawab.

“Bagaimana kalau kamu hamil?” Tanya Leon mencoba untuk meyakinkan Senja.

Senja hanya terdiam mendengar pertanyaan dari Leon ia bingung harus menjawab apa, namun tiba-tiba Senja sangat yakin kalau itu tidak akan mungkin terjadi.

“Tidak akan, itu belum tentu akan terjadi.” Ucap Senja sangat yakin.

Senja memunguti pakaiannya yang sudah berserakan di lantai dan buru-buru berlari ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya, namun saat ia ingin memakai pakaiannya, pakaiannya sudah tak berbentuk akibat ulah Leon semalam.

(Sebenarnya, seganas apa dia semalam). Ucap Senja dalam hati sambil menatap pakaiannya yang sudah tidak bisa di pakai lagi.

“Aku sudah menyiapkan baju ganti untukmu di dalam kamar mandi, carilah di dalam sana.” Teriak Leon dari Luar.

Malam itu setelah pertempuran antara Leon dan Senja selesai, Leon menelfon Reno untuk membawakannya baju ganti, ia juga menyuruh Reno untuk membeli satu stell baju perempuan dan menyuruh Reno untuk membawanya juga. Leon menaruh baju itu di dalam kamar mandi sebelum akhirnya ia tertidur di samping Senja.

Ketika Senja sudah selesai memakai bajunya di kamar mandi, ia terkejut saat melihat Leon yang sudah mengenakan bathrobe dan sedang duduk di sofa sambil menunggunya keluar dari kamar mandi.

“Ayo kita bicarakan masalah ini.” Ucap Leon dengan tegas.

“Tidak, aku buru-buru, kalau begitu selamat tinggal.” Ucap Senja sambil melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar itu.

“Apa kamu tidak ingin berterima kasih dulu padaku?” Ucap Leon pada Senja yang baru saja ingin keluar dari pintu kamar hotel.

Senja menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Leon yang sedang duduk di sofa sambil berkata.

“Berterima kasih untuk apa? Berterima kasih karena kau telah meniduriku, begitu maksudmu?” Tanya Senja kesal.

“Seharusnya kamu ingat, jika aku tidak menolongmu, mungkin semalam kau sudah tidur dengan lelaki tua.” Ucap Leon.

Senja seketika mengingat sedikit kejadian semalam.

“Lalu kenapa kamu ikut masuk kedalam selimut jika kamu ingin menolongku?” Tanya Senja.

“Bukankah kamu yang menarikku kedalam pelukanmu.” Jawab Leon sambil tersenyum.

Senja hanya terdiam mendengar jawaban dari Leon karena memang benar Senja yang menarik Leon kepelukannya hingga Leon tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal itu.

“Jangan mencoba untuk kabur, tunggu aku akan mengantarmu.” Ucap Leon dengan tegas sambil berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya

Senja tidak menghiraukan ucapan dari  Leon dan pergi meninggalkan Kamar itu setelah Leon masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya, namun, saat Senja membuka pintu, Senja terkejut melihat keberadaan seorang pria yang sedang berdiri di depannya, begitupun dengan pria itu yang terkejut saat melihat Senja keluar dari kamar.

(Kurasa dia pasti tangan kanannya). Ucap Senja dalam hati sambil berlalu meninggalkan Reno yang sedang berdiri di depan pintu.

Sementara itu, ada dua orang yang merasa sangat kesal karena rencana mereka telah gagal dan mereka telah menyusun sebuah rencana baru untuk menjebak Senja lagi.

Saat Leon keluar dari kamar mandi, ia terkejut karena orang yang ia lihat adalah Reno bukan Senja.

“Kemana dia?” Tanya Leon pada Reno.

“Sudah pergi, beberapa menit yang lalu.” Jawab Reno.

“Memang wanita yang sulit untuk di taklukkan, aku akan mendapatkanmu.” Ucap Leon dengan nada pelan.

“Apakah kalian berdua baru saja melewati malam yang panas Tuan?” Tanya Reno dengan nada mengejek. Karena Reno melihat kondisi kamar yang begitu berantakan dan baju wanita   Yang sudah robek.

“Bukan urusanmu.” Ucap Leon kesal.

“Ahhh, bukan kah kemarin kakak menyangkalnya, ternyata kakak sudah bergerak diam-diam.” Ucap Reno lagi meledek Leon.

Leon menatap tajam kepada Reno dan berkata.

“Sepertinya kamu semakin berani padaku.” Ucap Leon pada Reno.

“Tidak, mana mungkin aku berani.” Ucap Reno pada Leon.

“Segera selidiki apa yang terjadi pada Senja, sepertinya dia di jebak, ada seseorang yang  sengaja memasukkan obat kedalam minumannya.” Perintah Leon kepada Reno.

(Ahhh, ternyata karena pengaruh obat, dan bukan karena kakak telah menaklukkannya). Ejek Reno dalam hati.

Leon menatap Reno seolah dia tau apa yang sedang Reno pikirkan tentangnya, Reno yang menyadari tatapan Leon kepadanya langsung tersadar.

“Baik pak, akan saya laksanakan.” Ucap Reno.

Leon dan Reno kemudian pergi meninggalkan kamar hotel itu dan segera pergi ke kantor untuk bekerja seperti biasanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!