Perasaan Cemburu

Ketika Senja sudah berada didekat suaminya, ia langsung menggenggam tangan suaminya didepan semua orang lalu berkata.

“Sayang, apakah masih lama?” Tanya Senja sambil menggandeng tangan Leon.

Sementara Leon terkejut melihat Senja yang tiba-tiba datang menghampirinya dan langsung menggandeng tangannya lalu bertingkah sangat manja kepadanya.

“Tidak, sebentar lagi kita pulang, apa kamu sudah lelah?.” Ucap Leon pada istrinya yang tiba-tiba menjadi sangat manja.

“Hemmm.” Jawab Senja.

“Kenapa harus cepat pulang? Acaranya kan masih lama baru selesai.” Ucap seorang perempuan.

Perempuan itu sengaja mencoba menahan Leon dengan memegang lengan Leon. Dan Senja yang melihat itu, langsung memegang tangan wanita itu dan menghempaskannya.

“Maaf nona, aku tidak suka jika milikku di sentuh oleh orang lain, terutama oleh wanita sepertimu.” Ucap Senja sambil menatap tajam kearah wanita itu.

Leon hanya tersenyum melihat reaksi Senja ketika tangan wanita itu menyentuh lengannya.

(Terima kasih sayang) Ucap Leon dalam hati.

“Apa maksud kata-kata anda nona?” Tanya wanita itu.

“Yang aku maksud, aku tidak suka jika milikku ternodai oleh tangan-tangan kotor wanita yang matanya mendambakan suamiku.” Ucap Senja pada wanita itu.

“Ahhh dan satu lagi, aku bukan nona tapi aku adalah seorang nyonya, anda harus ingat itu.” Ucap Senja lagi mengingatkan wanita itu.

“Ayo sayang kita pulang, aku sudah lelah.” Ucap Senja sambil menarik tangan Leon untuk pergi dari pesta itu.

Leon dan Senja pun pulang dengan mengendarai mobil sportnya yang berwarna hitam. Dan Di sepanjang jalan Leon melihat kearah istrinya yang dari tadi hanya diam.

“Ada apa sayang?” Tanya Leon pada Senja.

Senja hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Leon, Leon yang menyadari istrinya yang sedang cemburu,langsung menarik tangan Senja dan menciumnya.

“Apakah kamu senang di pegang-pegang oleh wanita lain?” Tanya Senja pada Leon.

“Hahaha mana mungkin sayang, tubuhku ini hanya milikmu.” Ucap Leon sambil tertawa.

“Lalu, kenapa kamu tidak mengelak tadi? Sepertinya kamu memang menyukainya.” Ucap Senja cemburu.

“Hemmm, mungkin sedikit.” Ucap Leon bercanda.

Setelah mendengar perkataan Leon, Senja lansung menarik tangannya dari genggaman tangan Leon.

“Ahahahaha, aku hanya bercanda sayang.” Ucap Leon sambil tertawa saat melihat ekspresi wajah istrinya yang sedang dibakar api cemburu.

“Terserah!” Ucap Senja kesal.

Ketika mereka berdua telah sampai di rumah, Senja langsung keluar dari mobil dan membanting pintu mobil dengan sangat keras hingga Leon terkejut dan buru-buru mengejar istrinya yang sedang marah.

“Sayang jangan marah, aku hanya bercanda.” Ucap Leon.

Senja tidak menghiraukan Leon dan terus berjalan kekamar mereka berdua dan ketika Senja sampai di depan pintu kamar mereka dan ingin masuk, Ia tiba-tiba langsung berhenti lalu berbalik dan berhadapan dengan Leon. Leon yang terkejut saat Senja tiba-tiba berhenti langsung terdiam.

“Kamu tidur di luar malam ini.” Ucap Senja pada Leon.

“Apa? Tidak sayang, tapi aku tidak bisa tidur jika..” Ucap Leon.

Leon belum selesai berbicara tapi Senja lansung menutup pintu kamarnya denga keras hingga Leon terkejut.

“Kenapa dia sensitif sekali hari ini, apakah dia sedang datang bulan?” Tanya Leon pada dirinya sendiri.

Akhirnya malam itu Leon tidur di ruang kerjanya karena Senja tidak mau tidur dengannya, dan menyuruhnya untuk tidur diluar.

Keesokan paginya, Senja sedang memasak di dapur untuk membuat sarapan, Leon lalu menghampiri Senja yang sedang sibuk di dapur.

“Sayang.” Ucap Leon sambil memeluk Senja dari belakang, Leon juga mengelus perut Senja dan berdoa agar sang buah hati segera hadir di dalam perut istrinya.

“Sayang, maafkan aku, aku hanya bercanda, apa kamu masih marah?” Ucap Leon pada istrinya.

“Tidak, aku hanya kesal saja, bersiaplah lalu sarapan, kamu harus ke kantor.” Ucap Senja kepada Leon sambil menyuruhnya untuk mandi dan bersiap-siap.

“Hmmmm baiklah, sayang, mama mengajak kita untuk makan malam  bersama nanti malam.” Ucap Leon sambil melepaskan pelukannya dari tubuh sang istri.

“Baiklah, nanti aku akan bersiap.” Ucap Senja yang masih sibuk membuat sarapan.

Leon lalu mengecup kening sang istri dan meninggalkan istrinya yang masih sibuk memasak. Setelah Leon sudah selesai mandi dan memakai baju, ia langsung kemeja makan untuk sarapan dengan istrinya dan setelah sarapan mereka berdua pergi bersama seperti biasanya, sebelum Leon ke kantor, ia mengantar Senja lebih dulu ke restaurantnya dan ketika sudah waktunya untuk pulang Leon akan datang untuk menjemput Senja di restaurant.

Sore itu, Leon datang ke Restaurant untuk menjemput istrinya tapi mereka berdua tidak langsung pulang kerumah, Leon membawa istrinya ke kediaman keluarga Winata untuk makan malam bersama keluarganya. Dan Ketika senja dan Leon telah sampai dirumah orang tua Leon, Senja menyimpan tasnya dan langsung ke dapur untuk membantu sang ibu mertua menyiapkan makanan untuk makan malam. Namun, tiba-tiba kepala Senja pusing.

“Kenapa tiba-tiba kepalaku pusing sekali?” Ucap Senja sambil memegang kepalanya.

Mata Senja juga tiba-tiba berkunang-kunang tapi Senja berusaha untuk menahannya, namun, ketika Senja sedang mengantar makanan ke meja makan, kepalanya semakin pusing dan penglihatan Senja mulai kabur hingga makanan yang sedang ia bawa terjatuh kelantai dan pecah hingga mengejutkan semua orang yang ada di sana termasuk Leon.

Leon yang melihat Senja akan jatuh, langsung berlari dengan cepat untuk menyanggah tubuh Senja agar tidak jatuh kelantai.

“Sayang, bangunlah.” Ucap Leon sangat panik.

Senja hanya melihat sebentar ke arah Leon yang menagkapnya lalu kemudian kehilangan kesadarannya di pelukan sang suami.

“Segera hubungi dokter.” Ucap mama Leon.

“Aku akan menghubungi Dokternya.” Ucap Reno yang juga berada di sana.

“Leon, bawa istrimu ke kamar.” Ucap mama Leon.

Sementara Dinda yang juga ada di sana memanggil Senja dengan sangat khawatir.

“Kakak, bangunlah.” Ucap Dinda sangat khawatir.

Leon segera mengangkat sang istri dan membawanya ke kamar, sementara papa Leon menghubungi besannya untuk memberi kabar tentang keadaan sang menantu.

Dan setelah mendapat telfon dari sang besan tentang keadaan anaknya, kedua orang tua Senja yang sangat panik bergegas kerumah orang tua Leon untuk melihat keadaan anaknya.

Dan saat ini di dalam kamar, Leon yang sangat khawatir terus menggenggam tangan sang istri.

“Sayang, bangunlah, aku mohon.” Ucap Leon sambil terus menciumi tangan istrinya.

sementara Senja masih belum sadarkan diri.

Tidak lama kemudian orang tua Senja telah sampai dirumah orang tua Leon.

“Ada apa dengannya?” Tanya mama Senja sambil mendekati anaknya yang masih belum sadar dan mencoba untuk membangunkan anaknya.

“Sayang, bangunlah nak, papa dan mama sudah ada di sini.” Ucap mama Senja berusaha membangunkan Senja.

Mata Senja perlahan mulai terbuka, Senja sedikit mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya dan Leon sadar akan hal itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!