Pertemuan Senja dengan adik Leon

Saat suaminya mengatakan bahwa ia salah orang, wanita itu tidak percaya dan malah mengira kalau suaminya itu berbohong kepadanya untuk melindungi gadis itu.

“Bohong! Kau pasti hanya sedang mengelak karna kau takut aku akan akan mengamuk pada selingkuhanmu ini, kan?” Ucap wanita itu masih saja terus marah.

Senja hanya tersenyum mendengar ucapan wanita itu, pasalnya suaminya sudah mengatakan kalau dia salah orang, tapi dia masih saja kekeh dan mengatakan bahwa gadis yang berada di depannya itu adalah selingkuhan dari suaminya.

“Apa kau sedang mengejekku sekarang?” Ucap wanita itu ketika melihat Senja tersenyum.

Sementara suami wanita itu menari-narik tangan istrinya agar segera pergi dari restaurant itu.

“Awas saja kamu, aku akan kembali dan memberimu pelajaran.” Ucap wanita itu mengancam.

Wanita itu kemudian pergi dari restaurant Senja dengan di bawah oleh suaminya, Senja hanya melihat kepergian suami istri itu dengan tatapan yang tidak berarti, setelah itu Senja meminta maaf kepada semua pelanggannya atas gangguan yang baru saja terjadi di restaurantnya, Senja menatap Dinda yang sedang duduk sambil membersihkan sisah-sisah tumpahan coklat di bajunya.

“Maaf atas ketidak nyamanannya nona.” Ucap Senja meminta maaf pada Dinda.

“Tidak apa-apa kak, terima kasih karna sudah membantuku.” Ucap Dinda pada Senja.

“Tidak, aku hanya mencoba untuk bersikap netral nona.” Ucap Senja.

“Tapi tetap saja kakak sudah membantuku.” Ucap Dinda sambil tersenyum pada Senja.

“Apakah nona ingin membersihkan diri dulu? Kebetulan saya memiliki beberapa stell pakaian yang mungkin akan cocok untuk nona kenakan, saya yakin akan tidak nyaman untuk nona pulang dengan pakaian yang kotor seperti itu.” Ucap Senja menawarka pakaiannya.

Mendengar ucapan Senja yang ada benarnya, Dinda berpikir sejenak dan setuju untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian Senja yang berada di ruangannya.

“Baiklah kak, saya pasti akan kembali lagi untuk mengembalikan pakaianmu, terima kasih kak.” Ucap Dinda sambil tersenyum.

“Tidak dikembalikan juga tidak masalah.” Ucap senja sambil tersenyum.

Senja kemudian membawa Dinda ke ruangannya untuk mengambilkan satu stel pakaian untuk Dinda kenakan dan mengganti bajunya yang kotor akibat terkena tumpahan coklat, setelah memilih pakaian yang akan ia kenakan, Dinda mengganti pakaiannya dan setelah itu berpamitan kepada Senja untuk pulang kerumahnya.

Setelah lelah seharian mengurus para pelanggan di Restaurantnya di tambah lagi ada seorang wanita gila yang membuat keributan di restaurantnya sehingga membuat Senja semakin lelah dan akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan beristirahat.

Senja pulang ke rumahnya dengan mengendarai mobil sport berwarna putih miliknya, dan ketika Senja baru saja sampai di rumahnya, Ia mendapati papah dan mamahnya sedang duduk di ruang keluarga sambil membicarakan sesuatu. Senja kemudian menghampiri papah dan mamahnya dan langsung duduk sambil bersandar di bahu sang mamah.

“Kamu baru pulang sayang?” Tanya mamah Senja sambil mengelus rambut anaknya.

“Iya mah.” Ucap Senja begitu lemas.

“Bagaimana restaurantmu hari ini?” Tanya mamahnya lagi.

“Berjalan lancar seperti biasanya mah, walau ada sedikit masalah tadi.” Jawab Senja.

“Kamu harus menjaga kesehatanmu sayang, kamu kelihatan lelah sekali akhir-akhir ini.”  Ucap mamah Senja mengingatkan anaknya.

“Iya mah, ini hanya karna aku sedang mempersiapkan cabang baru.” Ucap Senja.

“Kamu tidak perlu berusaha terlalu keras sayang, papah masih sanggup membiayaimu, atau kalau kamu mau papah akan membeli semua cabang restaurantmu.” Ucap papah Senja Bercanda untuk menggoda anaknya.

“Hahaha papah, berhentilah menggodaku, kapan papah akan berhenti terus menjahiliku.” Ucap Senja sambil tertawa.

Sementara itu, mamah Senja hanya tersenyum melihat kelakuan suaminya yang terus menggoda dan menjahili anak gadisnya itu.

“Entahlah, mungkin nanti setelah kamu menikah, ahh tidak, mungkin nanti setelah papah dan mamah sudah menimang cucu.” Ucap papah Senja sambil tersenyum.

Senja hanya diam melihat kedua orang tuanya yang sedang tersenyum bahagia ketika membicarakan tentang seorang cucu.

“Ahhh, aku tidak sanggup lagi mendengarnya, mah aku mau ke kamar dulu.” Ucap Senja pada mamahnya.

“Iya, oh yah sayang, papah dan mamah akan pergi keluar negri, bisakah kau mewakili papah dan mamah untuk menghadiri undangan kolega bisnis papahmu?” Tanya mamah Senja.

Mamah Senja tau kalau anaknya ini pasti akan menolak tetapi acara ini sangat penting dan tidak bisa di wakili oleh orang lain, itu sebabnya mamah Senja meminta Senja untuk menghadiri acara itu.

“Apakah harus aku yang datang?” Tanya Senja.

Papah dan mamah Senja hanya diam dan mengangguk sambil memasang ekspresi wajah yang penuh harap hingga Senja tidak tega melihatnya dan mau menghadiri acara itu.

“Papah dan mamah tidak bisa menunda pekerjaan di luar negri.” Ucap papah Senja.

“Baiklah, baiklah.” Ucap Senja dengan sangat terpaksa.

“Terima kasih sayang.” Ucap mamah Senja begitu senang.

Senja pun berlalu ke kamarnya dan meninggalkan kedua orang tuanya yang masih duduk di sofa ruang keluarganya. Senja masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat.

Di rumah Leon ...

Leon selalu ditanya oleh mamahnya kapan ia akan menikah dan kapan Leon akan mengenalkan pacarnya kepada sang mamah mamah Leon menyuruh anaknya untuk segerah menikah karena sudah tidak sabar lagi untuk menimang seorang cucu.

“Jadi kapan kamu akan memperkenalkan calonmu pada mamah? Mamah sudah tidak sabar lagi untuk menimang cucu, rumah ini terlalu sepi tanpa adanya tangisan anak kecil” Ucap mamah Leon kepada anaknya.

“Kalau begitu mamah tinggal panggil saja anak-anak dari panti asuhan untuk datang ke sini.” Ucap Leon dengan sangat santai.

“Hyaakkk, dasar anak durhaka, mamah ingin cucu dari keturunanmu sendiri.” Ujar mamah Leon.

“Tapi aku belum berminat untuk menikah mah, mamah bisa minta lebih dulu pada Reno.” Jawab Leon.

“Kenapa harus aku duluan, kamu kan lebih tua dariku bukankah kakak juga sudah menemukan seorang perempuan yang cocok, kakak harus cepat sebelum ada yang lebih dulu mengambilnya, dari informasi yang ku dengar, banyak yang mengincarnya.” Ucap Reno sambil tersenyum.

Reno tinggal di rumah Leon karena permintaan  kedua orang tua Leon, dan jika berada di luar kantor, Reno dan leon akan bersikap biasa seperti adik dan kakak tanpa embel-embel atasan tapi jika sudah berada di area kantor, Reno akan bersikap formal kepada Leon dan akan memanggil Leon dengan sebutan yang formal.

“Wah, siapa perempuan itu? Kenalin sama mamah dong, hmmm..” Ucap mamah Leon menggoda anaknya.

Leon menatap mamahnya tanpa berkata-kata, ia hanya diam.

“Apakah kakak akan segera melamar perempuan itu? Berarti sebentar lagi aku akan punya keponakan.” Sambung Dinda yang baru saja tiba.

“Tidak ada mah, tidak ada siapa-siapa.” Ucap Leon sambil menatap Reno dengan tatapan tajam karna sudah menjadi provokator.

Sementara Reno yang ditatap dengan tatapan tajam oleh Leon hanya menunduk sambil tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!