Kehilangan sang calon anak

Akhirnya Senja bisa melewati masa morning sicknesnya yang sudah mulai berkurang ketika usia kehamilannya sudah mulai memasuki trimester ke dua, dan malam itu Leon tidur di pangkuan sang istri sambil berinteraksi dengan anak yang berada di dalam kandungan sang istri.

“Sayang, apakah kamu sudah kenyang? Apakah kamu senang di dalam perut mommymu? Kamu tidak kangen dengan daddy?” Tanya Leon kepada sang anak yang masih berada di dalam perut istrinya.

Senja hanya tersenyum melihat tingkah laku sang suami yang sedang berbincang dengan sang anak yang berada di dalam kandungannya, namun tiba-tiba, ada gerakan dari perut Senja yang baru pertama kali Leon rasakan.

“Sayang, dia bergerak, dia meresponku.” Ucap Leon sangat bahagia ketika merasakan anak yang ada di dalam kandungan istrinya bergerak.

Senja juga merasa senang dengan respon sang baby yang masih ada di dalam perutnya.

“Heemm, dia sepertinya sudah mengenali Daddynya.” Ucap Senja sambil mengelus kepala sang suami.

Keesokan harinya, Leon sudah menyiapkan sebuah kamar bayi yang di rancang khusus olehnya khusus untuk sang calon anak yang masih berada di dalam kandungan sang istri.

“Sayang, ini terlalu cepat.” Ucap Senja terkejut saat sang suami menunjukkan kamar itu kepadanya.

“Tidak apa-apa sayang, aku hanya ingin segera menyiapkannya.” Ucap Leon sangat bahagia sambil merapikan kamar bayi itu.

Senja hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah suaminya itu dan akhirnya kamar untuk calon anaknya itu sudah siap dengan segala perintilannya.

Setelah lama cuti dan tidak pernah datang ke restaurant, hari itu Senja datang ke restaurantnya, sebenarnya Leon sudah melarang sang istri untuk pergi, namun Senja keras kepala dan mengeluh kalau ia suntuk di rumah karena selama ini ia terus menerus berada di rumah, dan Senja meminta izin kepada sang suami untuk kembali aktif di restaurant. Akhirnya Leon pun mengizinkan istrinya dengan syarat hanya setengah hari saja dan setelah itu Senja harus pulang ke rumah dan beristirahat, Senja tidak mempermasalahkan itu karena setengah hari sudah sangat cukup untuk mengisi waktu luangnya.

Siang itu Senja sedang mengawasi restaurantnya hingga ia tidak sengaja melihat seorang anak yang sedang berjalan sambil menunduk dan ada seorang pelayan yang berjalan di depannya sedang membawa minuman panas dan yang Senja takutkan pun akhirnya terjadi.

“Awasss.” Teriak Senja.

Refleks semua orang yang ada di restaurant itu menatap ke arah Senja saat ini dan si pelayan tidak bisa lagi menyeimbangkan nampannya dan itu pun jatuh, Senja berlari sekuat tenaga dan menarik anak laki-laki itu agar tidak terkena kopi panas. Namun, ketika Senja buru-buru menarik anak laki-laki itu, Senja tidak sengaja menabrak ujung meja restaurant.

“Kamu tidak apa-apa nak?” Tanya Senja kepada anak laki-laki itu.

Si anak yang kaget saat Senja tiba-tiba menariknya langsung menangis, Senja  mengecek keadaan anak laki-laki itu.

“Syukurlah.” Ucap Senja setelah mengecek keadaan anak itu.

Ayah dari sang anak mendatangimu dan memeluk anaknya.

“Terima kasih nona, aku tidak tahu akan seperti apa jadinya putraku jika anda tidak menariknya.” Ucap ayah dari anak laki-laki itu.

“Tidak apa-apa tuan, syukurlah dia tidak terluka.” Ucap Senja pada ayah anak itu.

“Apakah kamu  baik-baik saja?” Tanya Senja kepada pelayan yang juga terjatuh.

“Iya tidak apa-apa nyonya, hanya sedikit terciprat.” Jawab pelayan itu.

“Obatilah lukamu, dan minta orang lain untuk membereskan ini, lalu segera ganti pesanan ini dengan pesanan yang baru.” Ucap Senja kepada pelayan itu.

Senja kemudian mendatangi pelanggan itu dan meminta maaf.

“Tolong Maafkan atas keterlambatan pesanan anda tuan, kami akan buatkan lagi yang baru.” Ucap Senja pada pelanggan itu.

“Tidak apa-apa nona, tapi apakah kau baik-baik saja?” Tanya pelayan itu kepada Senja.

Pelanggan itu mengarahkan pandangannya pada kaki jenjang milik Senja yang sudah terdapat darah yang mengalir dari sana. Senja terkejut saat melihat darah yang mengalir dan tiba-tiba ia merasakan sakit yang teramat sangat dibagian perutnya hingga ia langsung kehilangan kesadaran.

“Nyonya.” Teriak maneger restaurant ketika melihat Senja terjatuh ke lantai.

Senja masih mendengar samar-samar suara manegernya memanggil namanya dan berlari ke arahnya hingga kesadaran Senja pun benar-benar hilang.

Pelayan restaurant segera menelfon Leon untuk memberitahukan keadaan Senja kepada Leon, Leon sangat panik setelah mendapat kabar dari restaurant bahwa istrinya sedang di larikan ke Rumah sakit, tanpa bertanya apa yang sebenarnya sedang terjadi, Leon hanya menanyakan dimana Rumah sakitnya dan langsung mematikan ponselnya ketika pelayan dari restaurant itu menyebutkan nama Rumah sakit tempat Senja di bawa.

“Batalkan pertemuan hari ini, istriku sedang di bawa ke Rumah sakit.” Ucap Leon kepada Reno.

Reno sangat terkejut mendengar Senja yang di bawa ke Rumah sakit.

“Baiklah.” Ucap Reno kepada Leon.

Leon kemudian bergegas ke Rumah sakit mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh ia benar-benar khawatir jika terjadi sesuatu kepada sang istri dan calon anaknya. Sesampainya di Rumah sakit, Leon melihat Manager restaurant itu dan bertanya tentang keadaan sang istri.

“Apa yang terjadi kepadanya? Kenapa dia bisa  menjadi seperti ini?” Tanya Leon sangat khawatir.

Maneger restaurant itu hanya menunduk ketika mendengar cercaan pertanyaan dari suami bosnya ini, namun ada seorang ayah dan anak yang mendatangi Leon.

“Ini semua terjadi karena nona menyelamatkan anak saya Tuan, Tolong maafkan kami.” Ucap Ayah dari anak itu kepada Leon.

Leon sangat marah begitu mendengar penjelasan dari ayah anak itu dan langsung menarik kerah bajunya.

“Kalau sampai terjadi sesuatu pada istri dan anakku, aku tidak akan pernah memaafkanmu.” Ucap Leon kepada ayah dari anak itu.

“Ayah.” Sang putra menangis saat melihat ayahnya.

Leon yang sadar dengan kehadiran sang anak langsung melepaskan kerah baju sang ayah.

“Aishhhh.” Ucap Leon sangat kesal.

Sang ayah kemudian memeluk anaknya yang sedang menangis dan menenangkannya.

“Tidak apa-apa sayang.” Ucap sang ayah kepada anaknya.

Tidak lama setelah itu, sang Dokter yang menangani Senja pun keluar.

“Bagaimana keadaan istri saya Dok?” Tanya Leon kepada sang Dokter.

“Istri anda sudah baik-baik saja, tapi mohon maaf Tuan, kami tidak bisa menyelamatkan bayinya dan sekarang kami membutuhkan tanda tangan suaminya untuk melakukan prosedur kuret.” Ucap Dokter itu kepada Leon.

Dada Leon seperti sedang dihantam oleh palu besar, anak yang selama ini sangat mereka nantikan kehadirannya telah pergi meninggalkan mereka, Leon benar-benar terpukul atas kepergian sang anak pasalnya ia benar-benar sangat menantikan kehadiran sang anak di tengah-tengah keluarga kecil mereka, Leon dengan sangat terpaksa menandatangani surat persetujuan untuk melakukan tindakan kuretes dan terpaksa harus mengiklaskan kepergian sang anak yang belum pernah ia temui.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!