Kekecawaan Leon yang mendalam

Setelah menandatangani surat persetujuan untuk melakukan tindakan kuret, Leon berlalu meninggalkan Rumah sakit tanpa menunggu Sang istri yang masih tidak sadarkan diri, Leon benar-benar sangat kecewa dengan sang istri sekarang.

“Ini akibat kamu yang terlalu keras kepala Senja.” Ucap Leon sambil meneteskan air matanya.

Sebelum Leon pergi meninggalkan Rumah sakit, ia menelfon kedua orang tuanya dan mertuanya untuk memberikan kabar tentang keadaan sang istri sekarang. Setelah itu Leon pergi mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, dan meluapkan rasa sedihnya di atas mobilnya, dan di atas mobil Leon menangis sejadi-jadinya untuk meluapkan segala emosinya.

Di Rumah Sakit ...

Senja baru sadar dari obat bius usai tindakan kuret yang di lakukan oleh Dokter, dan saat Senja membuka mata ia hanya melihat kedua orang tuanya dan tida melihat keberadaan sang suami di sana.

“Mama.” Ucap Senja kepada sang mama.

“Iya sayang, mama di sini.” Ucap sang mama sambil menatap sang anak dengan tatapan sendu.

“Papa.” Ucap Senja memanggil sang papa yang juga ada di sana.

“Hemm, apa kamu butuh sesuatu nak?” Tanya sang papa kepada anaknya.

Saat Senja melihat sekelilingnya, ia tidak menemukan keberadaan sang suami di sana.

“Ma, Leon di mana?” Tanya Senja kepada sang mama.

Saat mendengar pertanyaan dari anaknya, mama Senja bingung harus menjawab apa karena sejak mereka sampai di Rumah sakit, Leon sudah tidak ada di sana.

“Leon harus mengurus sesuatu di bawah sayang.” Ucap Sang mama terpaksa harus membohongi anaknya.

Mama Senja terpaksa harus berbohong kepada anaknya agar sang anak tidak sedih mendengar kalau sang suami tidak ad di sana dan tidak tau entah kemana saat Senja masih belum sadarkan diri, bahkan sang suami juga tidak menunggui sang istri yang masih belum sadar.

Tiba-tiba Senja teringat kejadian tadi di Restaurant dan langsung memegangi perutnya.

“Bagaimana dengan anakku ma? Dia baik-baik saja kan?” Tanya Senja kepada mamanya.

Mama Senja benar-benar tidak sampai hati melihat keadaan sang anak. Kedua Orang Tua Senja sudah diberi tahu tentang keadaan sang anak oleh manager restaurant yang menunggui Senja di sana.

Calon kakek dan nenek itu juga merasa terpukul atas berita kepergian sang calon cucu, tetapi mereka berdua lebih mementingkan perasaan sang anak saat ini dari pada perasaan mereka sendiri, soal cucu mungkin  akan ada lagi karena kondisi rahim Senja yang masih baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika Senja hamil lagi nanti.

“Ma.” Ucap Senja pada sang mama.

Namun, Tiba-tiba Leon datang dan masuk kedalam ruang rawat Senja setelah ia pergi keluar untuk menenangkan diri.

“Bicaralah dengan suamimu sayang.” Ucap Sang mama kepada anaknya.

Kedua orang Tua Senja lalu meninggalkan Senja berdua dengan sang suami di dalam ruang rawatnya, ia memberikan waktu kepada anak dan menantunya untuk berbicara berdua.

“Sayang, kamu dari mana?” Tanya Senja kepada sang suami yang baru datang.

Leon hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan dari sang istri, ia hanya berjalan dan duduk di samping sang istri.

“Bagaimana perasaanmu?” Tanya Leon kepada sang istri.

Senja hanya diam menatap luka di mata sang suami dan seketika itu Senja langsung berkaca-kaca mencoba untuk menguatkan hati atas pikiran buruk yang saat ini sedang menghantui pikirannya sekarang.

Leon mengelus pipi sang istri sedangkan tangannya yang satu lagi memegang perut sang istri.

“Kita sudah kehilangan sayang, kita tidak bisa mempertahankannya.” Ucap Leon dengan mata yang juga berkaca-kaca.

Seketika itu Senja lansung menangis histeris hingga suara tangisannya terdengar hingga keluar dari ruang rawatnya.

“Tidak.... jangan ambil anakku, kembalikan anakku padaku.” Ucap Senja sambil terus menagis dengan histeris.

Orang tua Senja dan Leon yang baru saja datang merasa sangat pilu mendengar tangisan Senja. Leon yang berada di samping sang istri berusaha menenangkan sang istri dengan memeluknya, walau tidak bisa dipungkiri air mata Leon juga sudah tidak mampu ia tahan lagi dan jatuh, namun, tiba-tiba Senja kembali kehilangan kesadarannya, Leon yang masih memeluk sang istri menyadari bahwa sang istri tiba-tiba diam.

“Sayang bangunlah, sayang kumohon.” Ucap Leon terus berusaha menyadarkan sang istri.

Ia segera menekan bel untuk memanggil sang Dokter, dan Dokter segera datang ke ruangan Senja untuk memeriksa keadaan Senja yang sudah tidak sadarkan diri.

“Nyonya Senja hanya sedang mengalami syok berat atas kehilangan bayinya, saya anjurkan agar semua keluarga selalu mendampinginya dan selalu menguatkannya, saat ini kami memberinya obat penenang agar ia bisa beristirahat.” Ucap Sang Dokter kepada semua orang yang ada di sana.

Dan setelah itu Dokter pergi, sementara Leon masih setia menemani dan berada di samping sang istri walau hatinya masih sakit dan kecewa saat ini.

Senja terbangun tengah malam dari tidurnya dan memandangi wajah sang suami yang sedang tertidur lelap di sampingnya.

“Maafkan aku, aku tidak bisa menjaganya.” Ucap Senja sambil meneteskan air matanya dan memandangi suaminya yang sedang tidur di sampingnya.

“Apa yang harus kulakukan sekarang?” Tanya Senja pada dirinya sendiri sambil terus meneteskan air mata.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Senja sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumahnya dan sang mama senantiasa selalu mendampingi sang anak.

Leon mengantar sang istri ke rumah mereka dan membawa sang istri untuk masuk kedalam kamar dan beristirahat setelah itu Leon pergi ke taman belakang rumahnya untuk menenangkan dirinya dan berusaha untuk mengikhlaskan kepergian sang anak yang belum pernah bertemu dengannya.

Setelah sampai di rumah, sang mertua memasakkan sup rumput laut untuk sang menantu karena sup rumput laut juga baik untuk memulihkan kondisi seorang ibu yang baru saja keguguran.

Sementara Senja mencari-cari keberadaan sang suami, ia tidak melihat Leon setelah Leon mengantarkan Senja ke kamar untuk beristirahat.

“Dimana Leon ma?” Tanya Senja kepada sang mama yang selalu ada di sampingnya.

“Oh, dia sedang duduk dengan papa di taman belakang.” Ucap Sang mama kepada Senja.

“Perlu mama panggilkan sayang?” Ucap sang mama pada anaknya lagi.

“Ahh tidak usah ma, tidak perlu.” Ucap Senja kepada mamanya.

“Maa, aku ingin sendiri.” Ucap Senja kepada sang mama dan sang mertua.

“Hmmm, baiklah, kalau begitu kamu istirahat yah.” Ucap sang mama kepada anaknnya.

Setelah itu, mama dan mama mertua Senja yang juga ada disana keluar dari kamar meninggalkan Senja yang ingin sendiri. Setelah kepergian mama dan mama mertuanya, Senja kembali meringkuk di dalam selimutnya dan menangis hingga ia tertidur, tidak lama, Leon datang dan masuk kedalam kamar dan melihat istrinya yang tertidur dengan bekas air mata yang sudah mengering.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!