Kala itu Naki pergi mencari tanaman herbal di hutan sendirian, ia dihadang oleh monster Akar serabut dan disitulah Naki tidak sengaja mengetahui kekuatan uniknya.
Yaitu mampu menjinakkan monster dan menyimpannya ke dalam sebuah media dengan syarat membuatnya sekarat terlebih dahulu.
"Kalau kemampuan utamamu adalah menjinakkan monster dan menangkapnya, jadi artinya ruang hampa inilah tempat penyimpanan itu?" tanya Reihan memastikan.
"Benar! Tapi aku baru bisa akses tempat ini saat kemampuan unik ku berevolusi." jawab Naki lanjut menjelaskan.
Naki yang melempari monster Akar serabut menggunakan batu, ia tidak menyangka lemparan batu terakhirnya menghisap monster itu masuk kedalamnya dan bisa keluar kembali saat Naki menyebut nama monster itu.
Setelah bisa menyimpan monster yang dia jinakkan ke dalam sebuah batu,sekarang Naki berinisiatif membuatnya menjadi lebih praktis dengan menggunakan kartu sebagai media penangkap monster.
Kartu dengan tampilan kosong ia dapatkan dengan memesannya ke toko alat perjudian tepat disebelah toko ramuan waktu ia bekerja dulu dan kartu itu ia susun kedalam buku yang sekarang ini selalu Naki bawa.
Naki sangat suka mengumpulkan monster untuk dijadikan teman dan untuk melindungi dirinya.
Walaupun ia tidak bisa bertarung, ia mengandalkan monster yang sudah dijinakkan untuk menghadapi monster lain.
Terkadang jika monster miliknya tidak mampu menghadapi yang lebih kuat, Naki akan menyewa para petualang demi membantunya melemahkan monster kuat tersebut untuk bisa menangkapnya.
Sekarang Naki sudah memiliki banyak monster kuat hasil kerja kerasnya selama ini.
Lanjut Dalam perjalanannya berburu monster, waktu itu Naki dikejutkan oleh keberadaan portal yang sedang aktif di tempat reruntuhan yang tidak diketahui.
Ia mencoba masuk dengan harapan bisa kembali pulang namun Naki terpental kembali ke dunia ini dan portal itu seketika tak aktif lagi karena cahayanya sudah menghilang.
Dengan begitu kesimpulannya adalah semua portal tersebut hanya satu arah sebagai pintu masuk ke dalam dunia Fantasi.
karena Naki telah memasuki portal itu dua kali, akhirnya membuat kemampuan uniknya jadi berevolusi.
Dan cahaya portal itu menghilang akibat terperangkap ke dalam ruang hampa milik Naki yang sudah bisa diakses lewat media kartu, sekarang ia juga bisa mengevolusikan monster-monster jinak miliknya di ruang itu.
"Begitulah ceritanya, walaupun portal yang kutemukan tidak bisa membawaku pulang. Tapi aku tetap yakin pasti ada sesuatu yang bisa mengembalikan kita." jelas Naki percaya diri.
"Aku juga yakin itu, tapi bukankah kekuatanmu terlalu hebat Naki? Bagaimana caranya agar aku juga bisa sepertimu!" pinta Reihan kepada temannya.
"Hmm... Harusnya kamu sudah menyadari kekuatanmu sejak beradaptasi di dunia ini! Atau selama ini kamu menahannya untuk keluar. Pertandanya adalah jantungmu akan berdebar tak karuan bila ingin bertindak sesuatu tapi tidak bisa kau lakukan! Apa kau merasakan itu?" tanya Naki memastikan.
"Mungkin iya, karena aku tidak sadar saat berada di situasi beradrenalin." jawab Reihan.
"Kalau begitu kamu bisa menempelkan ini ke jidatmu!" balas Naki memberikan kartu kosongnya.
Reihan mengikuti arahan Naki untuk mengetahui kemampuan apa yang dimilikinya selama ini.
"Jadi, apa kekuatanku sekarang!" seru Reihan bersemangat.
"Jujur... dibandingkan dengan kekuatan sihir di dunia ini, kekuatanmu memang payah. sudah wajar kamu sulit merasakannya." ungkap Naki mengecewakan.
"Ibaratnya kemampuan ini sekelas dengan petani yang berkebun di ladang." sambungnya lagi terdengar menyedihkan.
"Dari tadi kamu terus merendahkan ku, jadi apa kekuatanku!" bentak Reihan kesal.
"Sekarang kamu boleh melihat kartu yang ada di jidatmu, dan cobalah keluarkan kekuatanmu." pinta Naki memberikan arahan.
Reihan yang sudah mengetahui kekuatannya yang terbaca dari kartu itu, sekarang sedang berusaha untuk mengeluarkannya.
"Tuh.. kan. Benar! Hanya sebesar nyala korek api." ejek Naki tertawa.
"Sial! Kalau begini aku akan selalu jadi orang payah." ungkap Reihan tengah murung.
"Jangan murung begitu, bagaimana kalau kita evolusi kan! Aku tidak bilang hanya kekuatanku yang bisa berevolusi kan." seru Naki mengembalikan semangat temannya.
Ia mengajak Reihan menuju cahaya portal di sekitar ruangan hampa nya untuk mengevolusikan kemampuannya ke tingkatan yang berbeda.
Reihan masuk kedalam cahaya itu dan menunggu arahan selanjutnya dari Naki namun ia sudah lebih dulu terpental keluar dari cahaya itu.
Naki menghampirinya lalu memberikan lagi kartu kosong itu, "kali ini tidak perlu menempelkannya ke jidatmu, kau hanya perlu menyentuhnya saja karena sebelumnya aku hanya bercanda hehe."
Reihan yang mendengar pernyataan itu menjadi kesal karena selalu dipermainkan Naki.
Merekapun melihat hasil evolusi kekuatan milik Reihan melalui kartu ditangannya, Naki terkejut akan kekuatan baru Reihan yang tidak biasa dan itu diluar prediksinya.
"Kekuatan ini tidak akan membuatmu menjadi yang terhebat, tapi... Orang-orang hebat akan kerepotan melawan kekuatanmu!" ungkap Naki bangga.
"Keren!"
Berpindah fokus kepada regu Pahlawan yang sudah tiba di kota Savara untuk membawa laporannya menghadap Raja Shimon lll di Istana.
Raja yang telah menerima laporan tersebut merasa senang, dan kini memberikan perintah selanjutnya kepada regu Pahlawan untuk mendampingi tujuh Penyihir kerajaan menuju kota Savana setelah semua persiapan lengkap.
Sekarang artefak tugu pemanggil Pahlawan dan artefak pasir waktu sudah disiapkan, mereka semua langsung bergegas menuju kota tersebut.
Dengan adanya regu Pahlawan disisi mereka. perjalanan selama dua hari menjadi sangat lancar dari hambatan monster, bandit, bahkan gejolak alam.
Setelah tiba, mereka disambut hangat oleh pemerintahan kota Savana dan kepala Serikat di jalan masuk kota tersebut.
Altar pemanggilan langsung dibuat tepat ditengah tengah kota, lalu penyihir kerajaan membuat lingkaran sihir yang ditaruh artefak tugu Pahlawan diatasnya.
Setelah semua persiapannya lengkap, sekarang peran artefak pasir waktu adalah mempercepat waktu himpun altar tersebut sampai ke seratus tahun.
Membutuhkan waktu empat hari untuk menyelesaikan himpunannya, dan mereka harus menjaga Altar tersebut menjadi tetap aman demi kelancaran pemanggilan dan Daimax cocok menerima tugas tersebut.
Seorang pria tampan dengan pakaian sihir kerajaan sedang berkunjung ke kedai Serikat untuk menemui seseorang.
Ia mendapati wanita penyihir yang sedang duduk melamun sendirian dimeja kedai yang sepi.
"Apa dia sudah kembali?" kejut Tetra bertanya.
Wanita yang terkejut itu kembali lesu dan menjawab pertanyaan Tetra yang sudah berada di hadapannya. "Belum, sampai saat ini aku masih kepikiran dia."
"Tenanglah Reihan pasti kembali, dia hanya pergi untuk menyelesaikan urusannya." balas Tetra meyakinkan Mona yang termenung.
"Semoga dia cepat kembali, tanganku sudah gatal ingin menghajarnya." sahut Mona yang sedang rindu.
"Sepertinya Reihan sudah mulai terkenal di kota ini, apa kalian yang menyebarkan beritanya." balas Tetra.
"Itu ulah Roy, hingga membuat heboh para petualang dan penduduk di kota ini." ungkap Mona yang kesal.
"Tapi itu bagus, dalam waktu dekat keberadaan Reihan pasti bisa diketahui oleh banyak orang." sambung Tetra lagi.
"Kau benar!"
Empat hari telah berlalu, waktu himpun seratus tahun sudah selesai dan sudah saatnya memanggil para Pahlawan baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
TAHU KOTAK ID
/Scowl/
2024-02-24
0
meleecreep
meros
2024-02-22
2