Bertepatan dipinggir kota Savana yang menjadi serba putih, Mona sedang menggunakan sihir api untuk melelehkan salju yang menutupi halamannya.
"Huh, tanaman bungaku pada layu semua" keluh Mona memperkecil volume sihir apinya.
Dan tak lama seorang pria berkuda datang dibalik hutan menghampirinya.
"Nona bisakah kamu tunjukkan tempat perawatan darurat?" tanya orang itu sambil menunjukkan tiga orang sekarat.
"Reihan!" jerit Mona menghampiri.
"Oh kamu kenal ya syukurlah, kita harus segera membawanya ke tempat pengobatan." ajaknya buru buru.
Mereka bertiga pun diantar ke tempat perawatan darurat Serikat dan untungnya mereka semua bisa di selamatkan.
Rasa gelisah dibenak Mona mulai mereda setelah mendengar itu, namun masih sedih atas peristiwa yang menimpa Reihan, Mogi dan Roy belum lagi Roberto tidak ada bersama mereka.
Mona ingin menyampaikan terima kasih kepada pria itu karena telah membawa mereka kemari namun ia sudah menghilang setelah Mona mencarinya diluar ruangan.
"Jika bertemu lagi aku harus berterima kasih kepada paman itu." batin Mona kembali ke ruang perawatan.
Dua hari telah berlalu kini Reihan telah siuman, ia melihat Mona yang duduk Tertidur pulas di samping kasurnya.
Dan mendapati tangan kirinya yang sudah buntung membuat Reihan kembali mengingat Kejadian sebelumnya.
Air mata mengalir membasahi wajahnya yang kusam, Reihan menangis ter isak-isak sehingga membangunkan Mona yang tidur.
Mona langsung memeluk Reihan untuk menenangkan hatinya yang depresi.
"Ayah Robert telah...." ucapnya menahan sendu.
"Keluarkan semuanya Rei, aku disini ada untukmu." sambut Mona mengelus kepalanya.
"Mati!" pekik Reihan menangis kuat.
Setelah selesai menangis Reihan teringat Mogi dan Roy, ia langsung menoleh ke bagian kasur Mogi disebelahnya yang kini ia sedang duduk di kasur membelakanginya dengan tangan kanan yang berbalut perban.
Mogi yang terbangun saat mendengar tangisan kuat dari Reihan kini ia juga ikut menangis tanpa mengeluarkan suara.
Dan Roy yang disebelahnya lagi hanya terbaring kaku dengan balutan perban memenuhi seluruh tubuhnya.
Satu bulan telah berlalu dan satu bulan lagi musim dingin akan berakhir.
Mereka bertiga sudah hampir pulih berkat ramuan penyembuh dari Serikat.
Melihat Mona tidak ada Reihan bergegas keluar dari ruang perawatan.
"Kau mau kemana terburu-buru, kita belum sepenuhnya sembuh ingat." tegur Roy yang sudah bisa duduk.
"Aku mau berlatih dan menjadi kuat." jawab Reihan membuat alasan.
"Dan melawan Naga itu? Itu mustahil bahkan untuk seorang Petualang kelas emas." balas Roy.
Mogi yang sudah lama bangun sedari tadi diam dan tidak pernah bicara karena selau teringat ayahnya.
"Waktuku tidak banyak, tolong beritahu Mona jangan dulu mencari ku." pinta Reihan kepada Roy.
"Jangan nekat Rei! Kita bisa lolos dari makhluk itu sudah menjadi sebuah keajaiban." tegas Roy.
Reihan tidak menghiraukannya dan langsung pergi mengambil senjata di ruang penitipan lalu pulang ke rumah.
"Mogi kenapa kamu tidak menghentikannya, sampai kapan kamu terus berdiam diri seperti itu." tegur Roy kesal.
"Ayah." ucap Mogi yang kehabisan air mata.
"Ya benar! ayahmu sudah mati, kini Reihan akan pergi menyusulnya dan Kau sendirian sekarang." jawab Roy melampiaskan emosinya.
"Reihan! Kemana dia, aku harus menghentikannya." kejut Mogi yang baru sadar setelah Roy memaki dirinya.
"Sebaiknya jangan dikejar, kemungkinan dia pergi ke tempat Mona untuk memulihkan diri dan kita juga harus segera pulih untuk berkumpul lagi dengannya." kata Roy membohongi Mogi.
"Maafkan aku Rei, dengan kondisi yang seperti ini kami hanya mengantarkan nyawa kesana. Jadi jangan bertindak aneh disana sebelum kami datang." batin Roy didalam hatinya.
Beralih kepada Mona yang pergi menuju kantor Serikat, ia yang mengetahui kronologi kejadian itu melalui cerita Reihan langsung pergi melapor kepada kepala Serikat.
"syukurlah mereka selamat dan aku turut berduka atas kematian ayah mereka."
"Jadi, Naga yang telah menghancurkan desa Jamur kini berhibernasi di gunung yang sudah tidak aktif itu?" ucap kepala Serikat tengah mencari solusi.
"Petualang di kota kita tidak cukup kuat untuk menghadapi Naga itu bahkan mengerahkan satu Serikat pun." tegas Mona memperingatkan.
"Hmm saat ini regu Pahlawan sedang sibuk, mereka baru bisa kemari saat musim dingin berakhir." balas kepala Serikat memberi solusi.
"Sepertinya menunggu mereka adalah solusi yang bijak." ucap Mona menutup percakapan.
Reihan yang sudah tiba dirumah langsung pergi ke ruangan tempa untuk memodifikasi lagi crossbow nya agar bisa disambungkan ke tangan kirinya yang buntung.
Ia mengambil banyak amunisi dan bahan makanan untuk jangka panjang.
Setelah semua siap, Reihan pergi mengunjungi beberapa tempat untuk mengambil sesuatu.
Pertama pergi ke lokasi Monster jagung murka, Makhluk itu sulit meledak saat musim dingin.
Dengan mudahnya Reihan membunuhnya dan mengambil inti Jagung murka yang berada didalam tubuh makhluk itu.
Selanjutnya Reihan mengunjungi hutan berduri, dengan mental kuat ia mendekati monster Rotan pengait untuk mengambil benih yang bertebaran dibawahnya.
Setelah semua persiapan selesai akhirnya Reihan pergi menuju Gua yang menghancurkan kehidupannya saat ini.
Kali ini ia benar-benar sendirian dan menghadapi berbagai rintangan tanpa ada orang yang tahu.
Diperjalanan ia menemukan banyak petualang yang mati membeku dan beberapa sudah dimakan monster Serigala es.
Saat badai salju akan menerjang Reihan sudah lebih dulu membuat tempat peristirahatan.
Kini Reihan telah berhasil sampai di tempat yang di tuju, dan tanpa menunggu lama ia langsung menanam bibit monster Rotan pengait di sekeliling mulut Gua dari atas sampai kebawah dan menempelkan inti jagung murka ke langit langit gua.
Ia membuat rumah es igloo untuk tinggal disamping Gua.
Sambil menghemat bahan makanan, Reihan pergi berburu monster Kelinci kasih untuk sumber asupan dan darahnya ia kumpulkan untuk disiram ke bibit yang baru ditanam.
Terkadang Monster Serigala es dan Gorilla salju datang menyerang Reihan saat dalam keadaan tidur, untungnya reihan sudah membuat pertahanan untuk mengatasi mereka yaitu duri yang dia pangkas dari tubuh monster Rotan pengait yang ditanam ditempat lain.
Batangan duri itu dirakit mengelilingi Rumah es Igloo setinggi enam meter Agar monster tidak bisa melompatinya dan menyisakan satu pintu masuk yang terdapat monster Kelinci kasih sebagai alarm bahaya, makhluk itu akan mencoba kabur dan berteriak bila dekat dengan pemangsanya.
Jeritan itulah yang dimanfaatkan Reihan untuk membangunkan tidurnya.
Reihan telah menghabisi beberapa Monster disekitarnya dan darah mereka yang banyak sangat bagus untuk menyuburkan tanaman Reihan, dan kini sudah tumbuh tinggi menjadi remaja begitu cepat.
Sekarang Reihan hanya menunggu musim dingin berakhir untuk melancarkan aksinya.
Satu bulan telah berlalu, matahari muncul mencairkan bongkahan es dan tumpukan salju yang menutupi tumbuhan hijau yang ingin mengeluarkan bunga bunga indah.
Musim semi telah tiba.
"Sudah waktunya bangun kadal sialan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
TAHU KOTAK ID
/Determined/
2024-02-17
1
meleecreep
/Smile/
2024-02-15
2