Duel antara Arthur dan Kesatria di pulau itu telah dimulai.
Arthur langsung maju menyerang menggunakan teknik dasar berpedang,
Jelas mampu ditangkis lawan karena mudah terbaca gerakannya.
Ayunan demi ayunan diberikan untuk memprovokasi Kesatria yang dilawannya itu hingga akhirnya emosinya terpancing.
"Kalau hanya segini saja, mungkin untuk sebutan Pahlawan terlalu berlebihan." sindir si Kesatria.
Karena duel mereka terlihat biasa akhirnya Kesatria itu menunjukkan kehebatannya, sekarang sang Kesatria balik menyerang menggunakan teknik pedang pantul.
Yaitu tebasan mengarah kebawah dan menukik ke atas tanpa adanya jeda agar lawan yang sudah melakukan satu gerakan tak bisa mengambil tindakan berikutnya.
Arthur yang sudah menghindari satu kali serangannya kini tidak ada kesempatan untuk menangkis tebasan super cepat itu, dan alhasil dia terkena teknik tebasan mematikan tersebut.
Kemampuan Kesatria itu sungguh hebat sampai bisa merusak zirah keras milik Arthur, untungnya ia tidak mendapatkan luka yang parah.
Si Kesatria lanjut menggunakan jurus lainnya yaitu teknik pedang angin pemotong. Kali ini Arthur menjaga jarak untuk memprediksi serangan berikutnya.
Teknik ini bisa menjadi serangan jarak jauh karena memberikan efek tebasan tak terlihat yang mampu menjangkau lebih dari dua belas meter.
Kini serangan bertubi-tubi terus diluncurkan, dan Arthur hanya bisa fokus menghindari serangan itu dengan melihat arah pedang yang diayunkan lawannya.
Karena tak kunjung kena, sekarang Kesatria itu mengombinasikan teknik pedang pantul dengan pedang angin pemotong agar serangannya semakin sulit terbaca.
Namun kali ini Arthur dapat menghindar sekaligus menangkisnya saat mengingat pola gerakan teknik pedang pantul Kesatria itu sebelumnya.
"Anak itu memanfaatkan aturan duel untuk mempelajari teknik yang ada di pulau ini, orang ini sungguh luar biasa." kata Kakek tua yang sedang menonton.
"Sepertinya pedang ini tidak kuat lagi untuk menahan serangan berikutnya." ungkap Arthur mengamati senjatanya.
"Kalau begitu kita akhiri saja duel membosankan ini." tegas si Kesatria yang emosi.
"Langkah angin!"
Arthur terkejut, tiba-tiba Kesatria itu sudah berada dihadapannya yang kini telah siap melancarkan teknik kuatnya.
"Teknik pedang angin: Beliung Pencabik!"
"Gawat! tekniknya akan memberikan serangan area, jangan sampai kita ikut terhisap!" ujar penonton yang tengah panik.
"Tameng!" teriak Daimax.
Arena duel itu langsung di kelilingi perisai sihir milik Daimax untuk melindungi penonton dari dampak serangan tersebut, dan sekarang mereka bisa menonton dengan aman.
Mereka yang melihat kemampuan pertahanan Daimax mulai kagum dengan keberadaan regu Pahlawan.
Arthur terpental jauh dan terperangkap didalam pusaran angin yang mencabik-cabik tubuhnya.
Si Kesatria menancapkan pedangnya agar tidak ikut terhisap oleh Tekniknya sendiri dan sekarang dia hanya menunggu hasil akhirnya.
"Semoga saja kamu tidak mati dengan serangan itu." batinnya mengamati.
"Bouncing!" ucap Arthur mengayunkan pedangnya kesamping.
Pusaran angin yang mengurungnya kini terhempas ke dinding perisai sihir milik Daimax, sekarang mereka mendapati Arthur yang dipenuhi goresan luka serta pedangnya yang sudah retak.
"Berhentilah menganalisa teknikku! Aku tahu kau menahan diri." teriak si Kesatria.
"Huh... Kau menyadarinya ya."
"Kalau begitu...."
"Langkah angin!" ucap Arthur yang kini sudah berada di hadapan si Kesatria.
Ia langsung terkejut beserta penonton yang berada disana.
"Hoho.. selain bisa memantulkan serangan lawan, dia juga bisa meniru teknik pedang yang baru pertama kali dilihat. Bakat yang mengerikan, Kalau begini pemenangnya sudah jelas...." ujar si Kakek yang menonton mereka.
"Intimidasi!" sambung Arthur yang membuat si Kesatria tak bisa merespon tubuhnya.
"Apa ini! Tubuhku tidak mau mengikuti perintahku." batinnya diam mematung.
Dengan pedang biasa yang sudah retak, Arthur memegangnya dengan kedua tangan lalu diangkat tinggi ke atas seperti posisi ingin membelah.
"Sepertinya Arthur ingin mengakhiri pertarungannya." ucap Tetra.
"Hei lepaskan perisai sihir ini! Wasit cepat hentikan duelnya." teriak beberapa orang yang tahu akan dampak dari serangan itu.
"Exs... Sekaliber!"
Namun sudah terlambat, Arthur sudah mengayunkan pedangnya.
Karena mengeluarkan energi yang sangat besar, pedang itu tidak sanggup menyalurkannya sehingga hancur lebur menjadi debu dan hanya menyisakan pegangan pedangnya saja.
Walaupun begitu tetap saja Kesatria yang dihadapannya langsung terhempas jauh menghantam dinding perisai sihir.
Kini zirah Kesatria itu retak parah akibat benturan yang sangat keras, ia kembali bangkit sambil tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakitnya.
"Ternyata masih ada orang hebat diluar sana yang menyamai kekuatan Kakek." ujar kesatria itu memegang bagian atas pinggangnya.
"Heh... Sepertinya tulangku banyak patah, kalau begini kita sudahi saja. aku menyerah!" sambungnya lalu menyarungkan kembali pedangnya.
Perisai sihir di nonaktifkan dan para penonton bersorak akan duel hebat yang mereka sajikan.
Berry segera menyembuhkan luka Arthur dan mereka segera menghadap Raja Elfan Dura ditempat berkumpulnya para penonton.
"Selamat atas kemenanganmu Arthur, untung saja teknik mu tidak sampai membelah Yggdrasil. Itu sangat tidak lucu." ungkap sang Raja.
"Itu tidak mungkin terjadi yang Mulia, belum lagi di pulau ini banyak orang orang yang kuat seperti kami." jawab Arthur menundukkan kepala sambil melirik sosok Kakek tua disebelahnya.
"Hoho... di lain waktu mampirlah kembali kemari saat luang, mungkin ada sesuatu yang bisa aku bagikan kepada kalian." sambut Kakek tua tersenyum.
Raja Elfan Dura menyetujui ajakan Aliansi Raja Shimon lll untuk menghadapi serangan Raja iblis yang akan datang dan Artefak pasir waktu sudah dititipkan kepada regu Pahlawan untuk dibawa ke kota mereka.
Sekarang mereka berpamitan untuk kembali melapor kepada Raja Shimon lll di kota Savara.
"Sebelum itu ada kekhawatiran yang mengganjal di benakku yang Mulia! Makhluk apa yang berada didalam lautan pulau ini." tanya Berry gelisah.
"Oh.. itu adalah Bloop, makhluk yang menjaga Yggdrasil dari laut. Tenanglah selama tidak ada niat jahat kemari, kalian tidak akan ditelannya." balas Raja Elfan Dura.
"Semoga saja begitu." balas Berry merinding.
Beralih ke lokasi Reihan dan Naki yang berada di ruangan hampa.
Sebuah takdir yang mempertemukan mereka kembali kini sedang menceritakan masa lalu kelam saat tiba di dunia baru ini.
"Tak kusangka hidup yang kau jalani sesedih ini Rei." ungkap Naki sendu.
"Lalu bagaimana kehidupanmu saat pertama kali masuk dunia ini Riz, eh Naki?" tanya Reihan penasaran.
"Yah... Walaupun tidak sedramatis dirimu, hidupku juga penuh dengan perjuangan sampai sampai aku makan makanan sisa di tempat sampah karena tak punya uang." balas Naki lesu.
Kisahnya berawal dari Rizki yang belum mendapat sebutan nama Naki.
Portal yang mengirim Rizki tak jauh dari desa dihadapannya, saat tersadar ia langsung pergi ke desa tersebut karena tersesat dan kebingungan.
Disana Rizki sangat tidak paham dengan bahasa mereka, itulah yang membuatnya kesulitan berkomunikasi untuk menanyakan banyak hal.
Rizki yang kelaparan pergi meminta-minta disana namun hasil yang didapat saat mengemis seharian hanya sepenggal roti tawar, dan itu sangat kurang untuk asupannya.
Mendapati tumpukan sampah di lorong sempit, Rizki menghampiri dan mengorek ngorek benda buangan itu untuk mencari makan.
Setelah kenyang Rizki pergi mencari pekerjaan di sebuah toko peracik ramuan tepat dihadapannya berada.
Terdapat wanita paruh baya yang memiliki toko tersebut, untungnya beliau ramah dan mau memperkerjakan Rizki yang pada kala itu hanya bisa berinteraksi menggunakan bahasa isyarat seperti yang dilakukan Reihan pada masa itu.
Setelah nenek itu mempertanyakan sebuah nama disitulah panggilan Naki bermula, mungkin karena beliau pikun dan selalu menyebutkan nama Naki yang kemungkinan adalah mendiang anaknya yang Perawakannya mirip dengan Rizki.
Beliau mengajarkan banyak hal dari menguasai bahasa sampai cara meracik ramuan yang dijualnya.
Nenek itu sangat bahagia menghabiskan waktunya bersama Rizki yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri dan sampai pada akhirnya usia menutup kisah hidupnya.
Demi menghormatinya, Rizki menggunakan nama Naki sebagai identitas asli di dunia baru ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
meleecreep
lnjut cpt
2024-02-22
1