Dua Hantu Rimba

Berlokasi di kota Savara yang megah dan ramai.

Bunyi lonceng terdengar saat Berry membuka pintu rumah seseorang yang dia kenal.

"Hari ini kami tidak menerima tamu! dan biaya berobat ku sangat mahal loh!" sahut wanita yang terbaring malas di sofa.

"Dǎrǎo yīxià!" teriak Berry dari luar.

"Oh Meiling, masuk Mei!" balas wanita itu mempersiapkan tempat duduk temannya.

Merekapun berbincang-bincang seperti kebanyakan wanita konvensional pada umumnya.

Berry menceritakan petualangannya di Kota Savana mulai dari meluluhlantakkan hutan Goblin sampai bertemu orang yang senasib dengan temannya ini yaitu Serena.

"Apa!"

"Dia orang Indonesia!" kejut Serena menepuk meja.

"Apa dia bisa memasak?" sambung Serena bertanya serius.

"Tidak." jawab Berry.

Serena yang kecewa menghela nafasnya.

Selama ini mereka tidak pernah lagi merasakan sedapnya masakan orang Asia, terutama Indonesia yang mempunyai kuliner masakan nomor satu di dunia.

"Huh, aku sudah bosan makan-makanan di dunia ini." keluh Serena tengah menopang dagunya.

Kembali ke lokasi kedai Serikat di kota Savana.

Semua mata petualang tertuju kepada dua sebaya yang tengah menyeret Monster Rotan pengait yang sudah dikuliti.

"Tangkapan yang besar ya." sapa Mona di meja kedai.

Dua Sebaya itu balik menyapa lalu lanjut mengurus barang buruannya yang menghasilkan satu keping emas dan dua belas keping perak.

"Wah! satu makhluk ini saja sudah menghasilkan uang sebanyak ini." kata Mogi bersemangat.

Mengingat mereka bisa mengalahkan Monster itu tanpa harus menggunakan pedang dan sihir, sebuah ide melintas di pikiran Reihan.

Reihan mengajak Mogi menemui Mona yang sedang duduk di kedai untuk suatu hal.

"Jadi, apa yang bisa aku bantu?" sambut Mona yang Ingin menepati janjinya.

"Ternyata kamu pemilik bau harum ini, bisakah kamu perkenalkan kami kepada orang yang membuat parfum itu." tanya Reihan.

"Aku yang membuat parfum ini, jadi ada perlu apa denganku." jawab Mona tersenyum lucu.

"Bisakah kamu mengajarkan kami membuatnya!" pinta Reihan bersemangat.

Mogi pun bingung mengapa harus belajar membuat parfum sedangkan mereka harus menganalisa Monster dan melatih fisik untuk bertambah kuat.

"Baiklah, tapi buat apa kamu membuat parfum?" tanya Mona penasaran.

"agar bisa menyatu dengan alam!" jawab Reihan dengan polosnya.

Mona langsung tertawa setelah mendengar alasan itu, ia pun setuju dan langsung membawa mereka menuju tempat pembuatan parfum di belakang rumahnya yang terletak di pinggiran kota.

"Jadi ini rumah Mona, indah sekali!" puji mereka mengamati rumah kayu yang di tumbuhi banyak sekali bunga.

"Bunga-bunga inilah yang nantinya di Ekstrak menjadi parfum yang harum." ungkap Mona menjelaskan.

Mereka berdua pun belajar membuat parfum bersama Mona di ruangan miliknya.

Setelah bisa membuat sendiri Mogi dan Reihan bergegas pamit untuk pulang karena masih ada hal yang harus dilakukan diruang kerja ayah mereka.

"Jadi apa rencanamu selanjutnya Rei." tanya Mogi yang sedari tadi kebingungan.

Reihan langsung memberikan ranselnya untuk memperlihatkan sesuatu kepada Mogi.

Mogi langsung senang dan mengambil mainan robot didalam ransel milik Reihan yang pernah ia lihat waktu itu.

"Ukuran robot itu aslinya besar ya Rei?" tanya Mogi yang kagum melihat mainan robot ditangannya.

"Aku ingin kamu membuat ini!" pinta Reihan tengah menunjukkan mainan hijau berukuran kecil.

Reihan menjelaskan Rencananya kepada Mogi dan meminta bantuan ayahnya untuk membantu membuat perlengkapan dan senjata yang dimaksud.

Sambil menunggu Mogi dan Roberto membuatnya, Reihan pergi ke pasar untuk mencari pewarna pakaian.

Di tengah perjalanannya Reihan di hampiri Roy yang ingin mengobrol dengannya.

"Hei, eh... Reihan!" panggil Roy.

"Aku sedang tidak ingin mencari masalah denganmu Roy." jawab Reihan mencoba menjauh.

"Tunggu! Maafkan aku, ada yang ingin ku minta kepadamu." pinta Roy menahan Reihan.

Reihan pun berhenti dan mencoba mendengarkan perkataan Roy.

"Kau tahu Gin mati karena dimutilasi Makhluk hijau sialan itu, aku ingin membantai sisa dari mereka yang berada di hutan Goblin. jadi maukah kamu ikut bergabung bersamaku? nanti semua bayarannya akan kuberikan kepadamu." ajak Roy bernegosiasi.

Reihan yang mendengar itu langsung mengingat peristiwa yang menghilangkan kakinya.

"Balas dendam tidak bisa menyelesaikan masalah Roy!" bentak Reihan dan pergi meninggalkannya.

Kini Perlengkapan sudah jadi, Reihan yang sudah pulang dari pasar langsung mewarnai dan menjemurnya kembali.

Sambil menunggu kering mereka pergi kehutan pinggiran kota untuk memungut beberapa dedaunan yang akan di ekstrak.

Untuk pembuatan senjata diperlukan waktu tiga hari karena rumit dan perlu satu orang ahli untuk merakitnya yaitu Roberto, kini mereka semua menjadi sibuk dan akhirnya toko mereka di tutup sementara.

Reihan mengakali bunyi gesekan besi dari kaki palsunya menggunakan karet peredam yang ia beli di pasar.

Kini semuanya sudah siap, Mogi dan Reihan sudah tidak lagi mengenakan rompi kulit dan pedang yang berat.

Sekarang mereka mengenakan perlengkapan helm, masker, rompi, boots, dan pakaian loreng layaknya Tentara dengan aroma daun rerumputan.

Dibekali senjata jarak jauh bernama Crossbow XK7 dan sejumlah belati yang menempel disekitar betis dan pinggang mereka kini sudah siap untuk beraksi.

Misi yang di ambil saat ini adalah memburu Goblin, yaitu makhluk hijau yang meresahkan mereka selama ini.

Mereka harus membawa telinga kanan Goblin sebagai tanda telah mengalahkannya.

"Kini saatnya melawan rasa traumaku!" batin Reihan yang sudah bertekad kuat sekarang bergegas menuju hutan Goblin bersama Mogi.

Roberto yang melihat mereka berjalan ke depan dengan gagahnya jadi merasa begitu bangga akan hal itu.

"kalian terlihat keren!" ungkapnya terharu.

Terletak di hutan Goblin dimana Roy sedang mengamuk sendirian disana melawan gerombolan makhluk hijau peliharaan Ratifuz yang kini sudah menjadi liar.

Walaupun regu Pahlawan telah menghabisi separuhnya, tetap saja sisanya masih terlalu banyak dan sulit untuk dilawan satu orang kelas perak.

Roy terus menebas membabi buta makhluk hijau yang berdatangan itu sampai jasad mereka bergelimpangan dimana-mana.

Tenaga Roy sudah hampir habis namun makhluk itu terus saja bermunculan sampai membuat petualang kelas perak itu kewalahan.

"Aku sudah tidak sanggup!" Kata Roy kelelahan.

Gerombolan Goblin itu menyeringai dan mengeluarkan suara keras untuk menurunkan mental Roy.

Roy sudah tidak lagi sanggup memegang pedangnya hingga terlepas sendiri dari tangannya.

"Apakah ini akhir perjalananku, sepertinya perkataannya benar." batin Roy tak berdaya.

sekarang makhluk itu semakin menggebu gebu ingin menyerang balik, tapi tiba tiba Goblin yang ingin menebas Roy seketika tumbang dengan sendirinya dan di ikuti yang lainnya satu demi satu.

Roy heran dengan kejadian itu karena tidak ada siapapun disekelilingnya.

Goblin yang melihat kawanannya banyak berjatuhan berusaha lari mencari tempat perlindungan untuk menghindari serangan misterius tersebut.

Tidak berlangsung lama saat mereka bersembunyi di satu tempat, terdapat benda kuning melayang kearah mereka yaitu Monster jagung murka yang dalam keadaan terikat dan matanya tertutup kain.

Karena jatuh kesakitan akibat dilempar, seketika monster itu memerah dan meledak di hadapan para Goblin yang bersembunyi. kini tubuh mahluk hijau itu berceceran kemana-mana.

Semua Goblin yang ada disana pun berhasil dibasmi.

Roy akhirnya menyadari keberadaan penolongnya yang kini datang mendekat.

"Haha, pakaian aneh macam apa itu." ucap Roy tertawa lemas.

"Kami kehabisan peluru." sahut sebaya itu.

Ternyata masih ada seekor Goblin yang berpura-pura mati berusaha menyerang Roy yang tak berdaya dari belakang.

Spontan Reihan menerjang dan menikam jantung makhluk hijau itu hingga tumbang.

Sekarang Reihan telah sembuh dari trauma yang menghantuinya. setelah selesai kini mereka bergegas pulang untuk mengantar Roy ke ruang Perawatan Serikat sebelum menuju kedai.

Tibanya di kedai Serikat semua petualang terpaku kepada dua orang berpakaian aneh ber aroma daun rerumputan tengah menyeret masuk kantung yang sangat besar berisikan penuh telinga kanan Goblin.

"Apa yang kalian bawa berhasil mengejutkan ku." ungkap Mona terkagum kagum.

Terpopuler

Comments

marrydiana

marrydiana

baca sampai sini dulu thor, semangata updatenya🔥

2024-02-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!