Waktu Yang Berharga

Seorang wanita tengah berjalan ke arah toko Pandai besi dengan keadaan emosional.

"Sebenarnya dia berlatih dimana sih, aku sudah mencarinya kemana-mana sebulanan ini tetap tidak pernah ketemu." gerutu Mona mengetuk keras pintu toko yang sudah lama tutup.

Roy dan Mogi setengah bulan yang lalu sudah pulang dari ruang perawatan, mereka pun kembali ke rumah masing-masing dan Mona selama ini terus mencari Reihan ke sekitaran kota Savana.

"Mogi buka pintunya!" teriak Mona dari luar.

Mogi pun keluar membuka pintu depan toko yang terkunci.

"Eh Mona, gimana kabar Reihan di tempatmu sekarang? Aku ingin meminta maaf karena ketidak pedulian ku padanya." ungkap Mogi aneh.

"Hah? Dia selama ini tidak ada di rumahku katanya pergi berlatih selama sebulan." jawab Mona tengah berpikir.

"Roy!" ucap mereka serentak.

Merekapun bergegas mencari Roy untuk mempertanyakan keberadaan Reihan.

Sementara Roy yang berada dirumah sedang bersiap-siap untuk pergi mencari Reihan di Gua itu.

"Aku sudah sepenuhnya pulih semoga kamu masih hidup Reihan aku akan datang menjemputmu." batin Roy memasang zirah besi nya.

Roy yang sudah siap langsung bergegas pergi melalui jalur kota untuk sekalian membeli perbekalan

Namun ia terkejut mendapati Reihan ada di sana bersama seorang wanita kurcaci.

"Reihan! Lucu sekali Apa yang sudah aku pikirkan selama ini tapi untunglah dia tidak bertindak bodoh untuk pergi sendirian kesana." batin Roy.

"Hei Rei kemana saja kamu sampai Mona mengkhawatirkan mu." tegur Roy menghampiri Reihan.

"Kan sudah kubilang aku sedang berlatih." balas Reihan bersandiwara.

"Jadi, siapa yang bersamamu saat ini." tanya Roy penasaran.

"Ini Tingting dia ras Kurcaci yang kutemukan di hutan saat latihan." dalih Reihan tak jujur.

"Hmm... jadi dia berhasil lolos dari Bandit waktu itu ya." tebak Roy menarik kesimpulan.

"Iya benar, sementara dia akan tinggal bersama kita sampai menemukan keluarganya." balas Reihan dan mengajak Roy untuk pulang.

Roy yang masih punya banyak pertanyaan pergi menemani Reihan untuk pulang ke rumahnya dan tak jauh dari rumah sudah ada Mona serta Mogi yang berada di hadapan mereka.

Tanpa pikir panjang Mona langsung menghampiri Reihan dan menampar keras wajahnya lalu memeluk dengan sangat erat.

"Jika kamu pergi lagi, selanjutnya aku akan menghajar mu!" ancam Mona yang khawatir.

Reihan merasakan denyut pedas di pipinya dan sesak napas akibat pelukannya kini balik memeluk dan mengusap kepalanya dengan lembut.

"Terimakasih sudah menyambut ku pulang Mona." ucapnya menahan sakit.

Kini Reihan di interogasi di dalam rumahnya Mogi.

Reihan menceritakan sandiwara buatannya untuk menutupi jejaknya pergi ke Gua agar mereka tidak khawatir lagi dan menjawab beberapa pertanyaan tentang kehadiran Tingting dengan masuk akal agar mereka mempercayainya.

Tingting langsung dimandikan dan diberi makanan dan pakaian yang layak oleh Mona.

"Semua ras Kurcaci sekarang berada di benteng Kukura untuk berlindung apakah kamu mau kami antar kesana Tingting?" tanya Mona merapikan rambutnya.

"Semua keluargaku sudah terbunuh jadi tidak ada lagi yang harus aku temui disana dan aku ingin mencari pekerjaan di sini sebagai ahli pandai besi." ungkap Tingting menerima nasib nya.

Mona yang mendengar itu tidak lagi lanjut bertanya dan langsung memeluk Tingting dari belakang.

"Maafkan ucapanku barusan Tingting, kamu boleh tinggal dan bekerja bersama kami di sini." balasnya sambil mengelus kepala Tingting.

"Mona orang yang baik ya, Reihan sangat beruntung memilikimu." puji Tingting.

"Kau ini pandai memuji ya." balas Mona tersipu malu.

Kini sudah diputuskan Tingting akan tinggal bersama Mona dan bekerja ditempat Mogi untuk memulai hidup baru.

Setelah semua perihal selesai Roy mengajak mereka semua berburu monster Rusa kembang untuk pesta makan malam. Hal seru mereka alami saat berburu di padang hutan yang dipenuhi bunga yang bermekaran.

Mereka berlomba-lomba untuk menangkap buruan lebih banyak dan itu dimenangkan oleh Roy yang ahli dalam memancing kedatangan si Rusa menggunakan kostum Rusa kembang betina buatannya walaupun itu di anggap sebagai lawan bertarung bagi monster Rusa kembang jantan lainnya.

Mereka mengambil secukupnya untuk dimasak saat pesta makan malam dan sisanya di tukar menjadi uang melalui Serikat.

Hari yang menyenangkan dengan menari dan menyanyi serta makan makanan yang enak sehingga kesedihan didalam diri mereka sudah hilang.

Setelah selesai mereka pun pulang kerumah masing-masing dan tertidur dengan pulas.

Esok paginya seorang lelaki dengan penampilan rapi dan wangi tengah mengetuk rumah yang dihiasi bunga bunga.

Tingting yang membuka pintu langsung tersenyum dan membangunkan Mona untuk bersiap siap.

"Ada apa Ting, ini masih terlalu pagi untuk bangun." jawabnya kembali menutup mata dan lanjut tidur.

"Reihan ada didepan rumah!" kejut Tingting.

Seketika Mona langsung bangkit pergi mandi dan berdandan rapi.

Setelah siap Mona langsung keluar menghampiri pria itu dan kali ini ia begitu terpesona melihat karisma yang keluar dari dalam diri Reihan.

"Ayo kita kencan!" seru Reihan mengulurkan tangannya.

Pipinya menjadi merah merona saat meraih tangan pria yang ingin membawanya ke suatu tempat.

Reihan membawanya jalan-jalan ke festival musim semi, menonton opera kisah pahlawan, memenangkan hadiah Boneka melalui permainan tembak gambar Rusa, mengamati toko perhiasan, dan membeli berbagai jenis bekal makanan manis serta tikar lipat.

Hari sudah melewati siang kini mereka sedang piknik menghabiskan waktu berdua di bawah satu pohon yang rindang akan bunga bunga merah muda tepat diatas bukit hijau yang di hembus angin angin sejuk.

Disana mereka menyantap makanan has festival dengan saling suap menyuap dan melakukan hal romantis lainnya.

"Terima kasih untuk semua kenangan indah ini Rei." ungkap Mona tengah memangku kepala Reihan.

"Terima kasih sudah menerimaku apa adanya Mona." balas Reihan mengelus pipinya yang lembut.

Hari sudah semakin sore memberitahukan mereka untuk segera pulang beristirahat, pertemuan yang di akhiri pelukan hangat begitu terasa sampai mereka tiba dirumah masing masing.

Reihan yang baru masuk rumah langsung dihampiri Mogi seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Maafkan aku Rei! Saat itu aku hanya memikirkan diri sendiri dan tidak pernah memperdulikan mu." ungkapnya menyesal.

"Baiklah aku maafkan." jawab nya singkat.

"Eh."

"Ayah Robert pasti tidak senang bila kita bertengkar!" ucap Reihan tersenyum.

"Kau benar." balas Mogi ikut senyum.

Dua sebaya yang kembali akrab sedang menghabiskan malam dengan cerita seru dan bersenda gurau sampai rasa kantuk menyudahi perbincangan mereka.

Esok paginya Mogi mendapati Reihan sudah tidak ada di kamarnya, kemungkinan pergi ke kedai Serikat untuk menjalankan misi.

Hari ini Mogi lebih memilih membuka toko untuk melatih Tingting bekerja ditempatnya agar kelak bisa menggantikannya saat pergi bertualang.

Beralih di kediaman Mona yang sedang dipanggil kepala Serikat melalui burung pengantar pesan dan ia pun bergegas pergi ke kantor Serikat.

Setibanya disana sudah terdapat Tetra, Berry, dan Roy yang tengah menunggu.

"Baiklah kita mulai saja sekarang." ucap Kepala Serikat.

"Mona, Roy apa kalian tahu benda ini milik siapa?" tanya Kepala Serikat menunjukkan peluru crossbow dan tameng rusak.

"Itu milik Mogi dan Reihan!"

"Itu milik Reihan!"

Jawab mereka serentak.

"Kami menemukan benda itu di wilayah Gua gunung berapi yang sudah tidak aktif namun ada bekas pertarungan disana dengan mulut Gua berdarah yang sudah tertutup timbunan batu dan kami yakin kalian mengenal orang itu." ungkap Tetra.

"Dan setelah kami teliti itu adalah bekas dari darah Naga api vulkano yang baru saja mati terbukti saat kami mengintai ke dalam gua tersebut tidak ada tanda-tanda kehidupan lagi disana." sambung Berry menjelaskan.

"Hmm... Sepertinya kalian harus segera menemui Reihan dan menyerahkan kristal merah Naga api vulkano kepada pihak Serikat, karena akan sangat berbahaya bila berada ditangan yang salah!" tegas kepala Serikat memberi perintah.

Mereka berdua pun bergegas menuju kediaman Mogi untuk mencari Reihan.

"Tak kusangka dia benar-benar melawannya!" kejut Roy berkeringat.

"Aku sudah curiga saat Rei menghilang sebulanan ini." balas Mona panik.

Bunyi lonceng berbunyi saat pintu toko terbuka.

"Selamat datang, eh kalian. Mana Tingting?" tanya Mogi.

"Mana Reihan?" balas Mona bertanya.

"Eh... Bukannya dia pergi ke kedai Serikat?" jawab Mogi heran.

Mereka bertiga pun sepemikiran untuk orang yang lebih tahu keberadaan Reihan.

"Tingting!"

Sesampainya mereka di kediaman Mona Tingting sudah berada di hadapan rumah dengan sepucuk surat di tangannya.

"Ini dari tuan Reihan!" ucapnya menyerahkan surat itu kepada mereka.

Terpopuler

Comments

meleecreep

meleecreep

mamagueno

2024-02-20

0

marrydiana

marrydiana

semangat kak, ceritanya seru, aku baca sampai sini dulu ya, feedback juga cerita aku kak😆

2024-02-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!