"Bukannya kamu tadi menemani Tetra dan Berry untuk mengamati wilayah itu?" tanya Arthur heran.
"Ditengah perjalanan kami mendengar suara ledakan dan jeritan seseorang. Jadi aku memutuskan untuk memeriksanya sendiri, setelahnya mereka berdua meninggalkan ku." ungkap Daimax terpisah dari Regunya.
"Petualang pemula di serikat itu ya, ternyata kau yang mengantarnya." sahut Arthur turut berduka.
Mereka terus melanjutkan perjalanan menyusul Tetra dan Berry.
Berpindah ke lokasi ruang bawah tanah markas bos dari para bandit, seekor Goblin datang melaporkan hal yang terjadi di permukaan.
Pasukan Goblin dan Orc mereka telah di bantai habis oleh Penyihir kerajaan kelas Mithril.
"Sial, mengapa harus Regu Pahlawan!" sesal Ratifuz yang bertahan demi hartanya.
Harus nya dia ikut kabur bersama anggota Bandit yang lain dan kini Ratifuz memerintahkan sisa pasukan Goblin nya untuk keluar dari lubang yang jauh dari markas untuk mengalihkan Regu Pahlawan.
Namun hal itu sudah terlambat.
Keberadaan Ratifuz telah diketahui mereka melalui sihir mata pengintai yang di sinkronisasi Berry kepada mata Goblin yang sedang melapor barusan.
"Ketemu!" kejut Berry yang menutup mata kirinya.
Saat Goblin yang melapor hendak balik kanan sesuatu yang tidak beres terlihat dari gerakan matanya yang aneh.
"Nanti dulu!" tegur Ratifuz menahan bahu Goblin dan mengamati mata kirinya yang bergerak kesana kemari melihat sekeliling.
"Kurang ajar!" teriak Ratifuz menebas kedua mata Goblin itu sampai menembus tengkorak belakang.
"Ups, dia menyadarinya." lanjut Berry memberitahu Tetra.
"Kalau begitu, kita hanguskan saja sarangnya." jawab Tetra yang memasukkan ujung tongkat sihir kecil miliknya kedalam lubang persembunyian didekatnya.
"Jangan!"
"Masih ada empat sandera yang masih hidup." balas Berry menahan tindakan Tetra.
Ratifuz sadar tidak akan bisa lari dari kejaran mereka, dia langsung menggunakan benda sihir pertahanan mutlak sekali pakai untuk melindungi dirinya dan mempersiapkan kartu AS untuk menyerang balik.
Tidak menunggu lama, Tetra menggunakan sihirnya untuk mengangkat seluruh permukaan tanah yang menyembunyikan Ratifuz dan sandera.
"Huh, Ini menguras banyak energi ku." keluh Tetra yang mengangkat tanah bagaikan pulau mengapung.
Jelas Arthur dan Daimax menyadari perbuatan temannya dari jarak yang jauh.
"Si Bodoh itu, apa yang ada dipikirannya." hardik Daimax mempercepat langkahnya.
"Kuharap hutan itu bisa kembali seperti semula." balas Arthur mulai risau.
Sebelumnya Kepala Serikat memberikan misi khusus kepada Regu Pahlawan untuk menyelidiki hutan Goblin karena banyak sekali kasus petualang yang hilang.
Bahkan petualang kelas Perak yaitu Gin belum kembali untuk laporan.
Akhirnya keberadaan Ratifuz ditemukan, kini ia dilapisi pelindung mutlak seperti milik Daimax.
"Oh jadi ini biang keladi nya!" sahut Tetra yang langsung mengangkat Ratifuz ke atas menggunakan bongkahan tanah yang tengah menjepitnya.
"Pakaian sihir kerajaan berwarna hitam dengan list emas dan menggunakan kalung plat mithril, tidak salah lagi dia dari regu pahlawan." batin Ratifuz kesal.
Agar Ratifuz tidak bisa lepas Berry langsung mengekangnya mengunakan sihir jerat penghakiman.
Ratifuz adalah bos dari para bandit yang sangat sulit ditangkap, terlebih ia mempunyai kemampuan sihir hitam pengendali Monster melalui kontrak paksa.
Oleh sebab nya dia mempunyai pasukan Goblin dan Orc dalam jumlah yang begitu banyak.
Berry yang turun kebawah telah menemukan tempat sandera yang ditahan oleh Ratifuz.
Alangkah terkejutnya Berry mendapati kondisi mereka yang mengenaskan. Dua wanita tanpa busana yang telah hancur mentalnya, dua pria sekarat yang penuh dengan luka siksaan, dan satu pria peringkat perak yang sudah di mutilasi.
Berry langsung menutupi Dua wanita itu dengan jubahnya dan mengumpulkan sandera lainnya kesatu titik.
Ratifuz yang dilapisi pelindung menyeringai kesenangan, karena para sandera hanyalah sebuah jebakan untuk para pahlawan yang mendatanginya.
Dia langsung menggunakan kartu AS nya yaitu memanggil dua Minotaurus melalui lingkaran sihir yang sudah memenuhi syarat pemanggilan.
Minotaurus itu langsung menyerang Berry yang berada didekat sandera.
Untungnya Tetra dengan sigap mengangkat bongkahan tanah tempat mereka berpijak ke atas permukaan dengan cepat.
Tetra yang melihat semua itu membuat darah didalam nadinya mendidih.
Ia langsung menghempaskan kembali bongkahan bumi yang melayang diatas melesat kebawah dengan begitu cepat.
Daimax yang sudah sampai langsung membuat perisai pelindung ke seluruh Regu pahlawan dan para korban untuk meredam benturan dahsyat yang dibuat Tetra.
Dua Minotaurus yang sedang merayap keatas kini lenyap seketika akibat tertelan bumi dengan sangat rapat dan dampaknya membuat dataran bumi bergetar begitu keras sampai dirasakan oleh penduduk Kota Savana.
Ratifuz yang menyaksikan dua Minotaurus nya yang sudah mati kini tubuhnya bergetar ketakutan di balik pelindungnya yang kecil.
"Inikah sihir tingkat Dewa milik Pahlawan." batin Ratifuz terbelalak dan menganga.
"Apa harus aku hentikan dia Arthur." Tanya Daimax menunggu perintah.
"Nanti dulu, sepertinya ini akan segera berakhir." jawab Arthur mengamati keadaan.
"Hei parasit, sudah saatnya kau dimusnahkan." hardik Tetra menatap tajam Ratifuz.
Kini Ratifuz tinggal mengharapkan sihir pertahanan mutlak yang menyelimuti dirinya.
Tetra menembakan sihir meriam Udara yang menggelegar hingga Ratifuz terpental jauh, namun masih tak bisa menghancurkan pertahanannya.
Serangan ia lanjutkan dengan sihir tumbukan bumi yang menghantam Ratifuz sampai menjulang keatas, lalu disambut sihir meteor jatuh yang saling bertubrukan dengan bongkahan bumi.
Pertahanan mutlak Ratifuz tidak sanggup menahan serangan yang setara bencana alam, pelindung itu pecah dan ia terjepit diantaranya.
Dan Tetra tutup dengan sihir tembakan cahaya bintang, Seketika Ratifuz lenyap tak bersisa.
"Kamu terlalu berlebihan untuk lawan yang bukan sekelas Raja iblis." sahut Arthur menepuk belakang Tetra.
"Lihat hutan ini menjadi kacau berkat ulahmu." protes Daimax sambil melepaskan sihir pertahanan yang lain.
"Maaf aku akan bereskan ini nanti." balas Tetra bertanggung jawab.
Kini Daimax dan Berry ditugaskan untuk secepatnya mengantarkan korban Petualang yang masih hidup dan membawa satu jasad pria yaitu Gin.
Menggunakan perisai persegi milik Daimax yang diperbesar Berry untuk bisa mengangkut mereka semua, lalu di tenagai menggunakan tongkat sihir kecil milik Tetra agar dapat terbang melesat dengan cepat menuju kota Savana.
Kini tertinggal Tetra dan Arthur untuk membereskan sisanya.
Mulai dari merapikan bongkahan tanah yang berhamburan dan mencari sisa barang milik petualang untuk diserahkan kepada Serikat.
Sampai ketika Arthur menemukan barang yang sangat menarik perhatiannya.
"Inikan!" kejut Arthur memungut barang barang itu beserta ransel didekatnya.
Arthur langsung memanggil Tetra untuk menunjukkan barang yang ia temukan.
"Tidak salah lagi, artinya dia berada di kota ini." duga Tetra sangat yakin.
Setelah beres mereka bergegas menuju kota dengan membawa ransel berisikan barang-barang yang bukan dari dunia ini.
Hari ini Mogi dan Reihan tengah berjalan menuju Perpustakaan untuk menambah wawasan tentang jenis Monster yang ada di sekitaran Kota Savana.
Namun mata Reihan terpaku kepada pria berpakaian penyihir kerajaan tengah membawa ransel miliknya.
"Hei, itu ranselku!" teriak Reihan menunjuk barang miliknya.
Pria itu menatap kearah Reihan dan tersenyum.
"Ketemu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Amelia
❤️❤️❤️❤️❤️👍👍👍
2024-03-08
0
Robiansyah
Walaupun mogi punya mentor yg hebat dari ke 3 pahlawan tanpa bakat juga bakal berat, walaupun kita kerja keras. Tidak semua bisa berhasil
Contoh kehidupan nyata, ada yang bilang org kalau mau sukses mesti kerja keras, kuli bangunan, pekerja lapangan bukannya dia pekerja keras apakah mereka sukses..?? (Bukan merendah profesi)
Yg pada intinya harus ada org dalam channel keberuntungan skill dan bakat yang bisa menopang agar mogi bisa menggapai cita cita nya
Eh malah mc nya jadi mogi kalau gitu😅
2024-02-09
3
Robiansyah
Itu kan si mogi cita cita nya pingin jadi petualang terhebat dengan buatan senjata nya sendiri
Berarti dia jadi petualang demi cari bahan berkualitas sembari ngasah skill dan membuat pedang hebatnya...
Sedangkan reihan dia cuman pingin pulang, ketika akhirnya di perjalanan dia mendapatkan seseorang yang tau ada portal lain alias reihan bisa pulang maka cerita untuk mc reihan berakhir dong sedangkan mogi cita citanya cukup mustahil apalagi dia seorang kroco ga punya bakat alami seperti para ke 3 pahlawan, sedangkan bos bandit aja sudah OP parah punya kekuatan pelindung mutlak walaupun tetap jebol kena serangan yang beda level nya
2024-02-09
3