Anak Kebanggaan Ayah

Di Musim dingin yang semakin sejuk, tak banyak para petualang mati kedinginan akibat tak berhasil sampai ke kota karena dihadang badai salju yang begitu kuat.

Mereka yang sudah mengumpulkan banyak uang dan bahan makanan bisa hidup tenang dirumah sampai musim dingin berlalu.

Mendapati kedai Serikat yang sepi karena banyak Petualang yang lebih memilih menganggur karena menghindari cuaca ekstrim.

Mogi dan Reihan tengah mengamati mading Serikat untuk mencari misi.

"Aku sudah bosan mengambil misi membersihkan halaman, apa tidak ada yang lain." keluh Mogi mengamati mading Serikat.

"Menurutku itu tidak buruk untuk menolong para penduduk." jawab Reihan sedang melihat kearah Mona yang bersama Ririn dan Rina lagi asik mengobrol.

Mona yang menyadari itu langsung tersenyum dan memberikan lambaian kecil kepada Reihan.

"Cih... mulai lagi, aku benci kalian." sahut Mogi melihat kelakuan mereka berdua yang sedang kasmaran.

Seketika Mogi menemukan selembaran misi sulit yang dia tau permintaan siapa.

"Ini permintaan dari ayah!" kejut Mogi menarik lembaran misi.

Roy yang baru saja tiba menghampiri dua sebaya heboh itu.

"Hmm... Misi itu boleh juga, apa aku bisa bergabung." kejut Roy yang membaca dari belakang.

Kali ini Roy tidak menggunakan zirah besi nya karena faktor cuaca yang tidak mendukung.

Ia menggunakan zirah kulit berlapiskan bulu monster Beruang maut sebagai mantelnya.

"Tentu boleh Roy! Kamu teman kami sekarang." seru Mogi bersemangat.

Akhirnya mereka mengambil misi mendampingi ahli pandai besi mencari material di gua gunung berapi yang tidak aktif lagi.

Roy dan Mogi memanggil Reihan yang lagi bermesraan dengan Mona untuk bergegas pergi menemui Roberto.

Mereka bertiga kini sudah tiba di rumahnya dan kebetulan Roberto berada diluar tengah membersihkan halaman dari salju.

"Haha... Rupanya kalian yang mengambil misi dariku, apa petualang di Serikat bisa dihitung dengan jari." gelak Roberto tengah bercanda.

"Berhenti melawak dan ayo kita cari material itu Yah!" protes Mogi mengajaknya bersiap siap.

Dengan perlengkapan dan makanan yang cukup serta pakaian tebal dan hangat, mereka berempat bergegas menuju tempat tujuan.

Dalam perjalanan mereka dihadang gerombolan monster Serigala es dan monster Gorilla salju.

Pertarungan menjadi cukup mudah berkat crossbow XK7 yang telah dimodifikasi menjadi semi otomatis dengan peluru yang bisa ditembakkan terus menerus tanpa harus menarik pegasnya.

Namun hambatan bukan itu saja, kadang badai salju yang kuat menghentikan perjalan mereka.

Mereka menjauh dari badai itu lalu membuat rumah es igloo untuk menghangatkan diri sekaligus beristirahat menunggu badai reda.

"Idemu hebat sekali Rei, benda ini benar benar menghangatkan kita walaupun perlu waktu untuk membuatnya." puji Roy tengah membuat perapian didalamnya.

Setelah badai reda mereka melanjutkan perjalanannya hingga sampai di tempat yang dituju.

"Pergi kemana monster-monster dalam Gua ini, rasanya terlalu sunyi." ujar Reihan heran.

"Kalau begitu kita bisa mencari bahan tanpa hambatan bukan." balas Roberto yang mengeluarkan penerangan.

Mereka mencari titik tempat berkumpulnya material berkualitas dan itu langsung ditemukan tepat diseberang ruangan yang begitu besar di hadapan mereka.

"Hei! Bukankah itu bongkahan berlian yang besar." sahut Mogi menghampiri benda mengkilap yang mencuat keluar tengah memantulkan cahaya indah dari tanaman bersinar didekatnya.

"Nanti dulu Mogi! Kita belum memeriksa sekitaran daerah ini." teriak Roberto memberi arahan.

"Ada yang tidak beres di wilayah ini." ucap Roy mengamati sekeliling.

"Reihan coba kau berikan pencahayaan kearah langit langit di atas kita." pinta Roy memastikan sesuatu.

Dengan senjata crossbownya, Reihan menembak keatas langit mengunakan peluru suar buatannya di rumah.

Cahaya yang dikeluarkan menerangi tempat yang dilewati peluru itu dan alangkah terkejutnya mereka mendapati lubang gunung berapi yang sudah tertutup.

"Celaka! Yang kita injak saat ini adalah kawah yang membeku, bila retak ini bisa menjatuhkan kita semua." kejut Roberto.

"Mogi, jangan mengeluarkan suara yang keras dan berjalanlah perlahan kemari." sambung Roberto dengan suara pelan.

Namun hal itu sudah terlambat, tempat yang dipijak Mogi sudah retak akibat langkah kaki dan suara yang keras.

Ditempat keberadaan Mogi memiliki lapisan es yang tipis sehingga rawan untuk diberi tekanan.

Bunyi retakan mulai bertambah dan Mogi menjadi panik akan itu, mereka yang mendengar suara retakan itu memikirkan solusi untuk menyelamatkan Mogi.

Reihan mengeluarkan gulungan tali dari dalam tasnya dan memegang ujung tali lalu menggelindingkannya ke arah Mogi, namun talinya tidak sampai sehingga mengharuskan Mogi menghampiri tali itu.

"Sebaiknya kamu kemari dengan merangkak seperti gaya berenang Mog, agar beban tubuhmu menyebar." ucap Reihan memberi arahan.

"Pemikiran bagus Rei, untung kamu ada disini." puji Roberto merasa tenang.

Karena takut retakan semakin parah Mogi sampai tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun.

Ia terus merangkak perlahan untuk meraih tali itu namun perlahan retakan itu terus mengikuti beban tubuhnya.

Jantungnya berdebar hebat dan adrenalin memuncak membuat Mogi semakin panik.

Kini ia hanya menggunakan tangannya untuk terus maju seperti gaya renang dan hal itu berhasil walaupun memerlukan waktu lebih lama hingga pada akhirnya ia berhasil meraih tali tersebut.

Rasanya begitu lega dan tekanannya sudah mereda, dengan perlahan Reihan menarik Mogi yang membentangkan kakinya seperti huruf Y agar berat badannya bisa terbagi rata.

Sayangnya hal yang tidak di inginkan itu terjadi yaitu, peluru suar yang menancap di langit langit terlepas lalu jatuh kebawah dan menancap diatas lapisan es tipis di sebelah Mogi hingga retak parah.

Dengan sigap Reihan menarik cepat tali itu sampai Mogi yang memegangnya meluncur cepat kearah mereka.

Retakan itu dengan cepat menghancurkan lapisan es tempat Mogi lewati.

"Lari!" teriak Roy dengan nada keras.

Mereka berlari menghindari retakan es yang tengah mengejar dan sampai pada akhirnya retakan itu berhenti karena mereka berpijak di lapisan es yang tebal.

Roberto yang memiliki tubuh berat terjatuh karena ia berdiri di pinggir lapisan es terlalu dekat.

Untungnya ia sempat berpegangan di tebing lapisan es, dengan sigap Reihan dan Mogi membantu menarik Roberto.

Roy yang hendak membantu mereka tiba-tiba terhenti karena mendengar suara makhluk yang sedang terbangun akibat runtuhan lapisan es.

"Suara apa itu tadi." batin Roy bergegas membantu mereka.

Dua sebaya yang merinding melihat jurang gelap yang begitu dalam membuat keringat membasahi tangan mereka.

"Tenanglah jangan lihat kesana, lihat saja ke arahku." ucap Roberto mengalihkan pandangan mereka.

"Aku bangga melihat kalian berdua." ucap Roberto membekas di hati mereka.

Diluar dugaan tiba-tiba sosok makhluk besar yang keluar dibalik gelapnya jurang tengah menganga dengan gigi tajam memenuhi mulutnya dan langsung melahap Roberto beserta tangan kedua sebaya itu.

"Itu Naga api vulkano!" teriak Roy menangkap kaki dua sebaya itu dan melemparkannya keluar.

Reihan dan Mogi yang melihat Roberto dimakan Makhluk itu seketika menangis sejadi jadinya tanpa memperhatikan tangan mereka yang buntung mengeluarkan banyak cairan merah.

"Kenapa diam saja ayo lari!" bentak Roy yang berlari dan memikul mereka menuju keluar.

Beban yang dibawa Roy memperlambat larinya sehingga mampu disusul Naga api vulkano dan untungnya jalan keluar sudah terlihat didepan mata.

Naga vulkano yang tidak sempat melahap Roy dari belakang kini melakukan ancang ancang menyemburkan nafas apinya.

Roy yang menyadari itu langsung melemparkan mereka kesamping mulut Gua dan ia yang tak sempat menghindar kini terbakar disembur Naga api vulkano.

Dengan semangat hidup yang kuat, Roy merangkak menjauh dari semburan si Naga vulkano dan untungnya kobaran api itu telah berhenti.

Naga api vulkano berhenti mengejar mereka karena cuaca dingin diluar sana, ia mundur dan menghilang dibalik kegelapan Gua itu untuk berhibernasi.

Mental Mogi sangat terpukul akan peristiwa yang menimpa Ayahnya hingga membuat dia terdiam membatu.

Reihan yang sudah sadar langsung mengikat tangannya yang telah buntung dan menghampiri Mogi lalu menamparnya.

"Sadarlah Mog, bila kau mati ayah Robert pasti akan marah!" bentak Reihan sambil mengikat tangan Mogi yang juga buntung.

"Tapi ayah.. te." ucap Mogi kesulitan berbicara.

Reihan tidak menghiraukannya dan menempelkan es salju ke tangan mereka sampai mati rasa lalu menghampiri Roy yang telah hangus terbakar dan ajaibnya Roy masih hidup.

Dia hanya bisa tengkurap tak berdaya karena menahan sakit luka bakar di seluruh tubuhnya.

Reihan menopang Roy dan mengajak Mogi untuk kembali ke kota walaupun terdengar mustahil mereka tetap terus melanjutkan perjalanan.

Dengan tubuh yang lelah serta sakit-sakitan, mereka diterjang badai di sepanjang perjalanan hingga tak mampu lagi untuk berjalan.

Belum lagi monster Gorilla salju dan Serigala es datang untuk menyerang.

"Kurang ajar, si Badut bodoh itu membuatku tersesat sejauh ini." keluh pria misterius yang mencari jalan pulang.

Entah sebuah takdir pria itu melihat tiga orang yang terbaring tak berdaya sedang di hampiri para monster.

"Aku sudah banyak melihat orang mati hari ini, kali ini tak bisa ku biarkan!" batin pria itu bersemangat.

"Simo hayha." ucapnya.

Seketika pakaiannya berubah menjadi serba putih dan muncul senjata senapan SAKO M/28-30.

Kini ia sudah siap membidik dari jarak jauh untuk menghabisi para monster dengan Tembakan mematikan yang terus dilancarkan oleh pria itu.

"Sial, kumpulan serigala es itu terlalu banyak!" keluhnya mengganti rencana.

"Billy the kid." ucapnya lagi.

Penampilannya berubah lagi menjadi pakaian koboi dengan senjata senapan Winchester dan revolver Colt.

Dengan mudahnya ia membantai gerombolan Monster dengan kecepatan tembakannya.

Setelah berakhir pria itu menumpahkan ramuan penyembuh untuk ketiga orang itu agar tetap hidup dan dia membawa mereka menggunakan kuda yang muncul saat pakaiannya berubah seperti panglima jenderal terkenal dari Dinasti Han.

Dengan cepat ia menuju kota terdekat menggunakan kuda terbaiknya.

Terpopuler

Comments

Siapa Aku

Siapa Aku

/Good/

2024-02-15

0

meleecreep

meleecreep

nice

2024-02-15

1

meleecreep

meleecreep

/Smile/

2024-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!