Tujuh Penyihir kerajaan mengelilingi Altar dan berdiri di posisinya masing-masing.
Penduduk kota dan para Petualang mulai ramai berkumpul untuk sebuah momen yang pertama kali mereka lihat.
Tujuh penyihir mulai melantunkan mantra pemanggil dengan irama yang selaras hingga sebuah cahaya muncul ditengah mereka.
Para penduduk yang terpukau jadi semakin penasaran dengan kelanjutan proses itu hingga mereka saling berhimpitan untuk bisa melihat lebih dekat.
Dengan sigap Daimax membatasi jarak mereka menggunakan Perisai sihir agar tidak mengganggu pemanggilan Pahlawan, Hingga akhirnya manusia dengan pakaian aneh bermunculan keluar dari cahaya itu.
Para Penyihir terkejut karena jumlah mereka yang datang lebih banyak dari sebelumnya, walaupun umur mereka masih muda tapi para Penyihir senang karena pemanggilan mereka telah berhasil.
cahaya yang telah hilang itu menandakan artefak tugu pahlawan kembali tidak aktif yang harus menunggu seratus tahun lagi untuk pemanggilan dan artefak pasir waktu telah berhenti bergerak yang menandakan harus menunggu himpunan pasirnya kembali selama seratus tahun mendatang agar bisa digunakan kembali.
Jumlah calon pahlawan yang terpanggil saat ini adalah sebanyak sembilan orang, berbeda dengan waktu sebelumnya yang biasa berjumlah empat orang saja.
Para regu Pahlawan menghampiri pahlawan baru untuk berkomunikasi dengan mereka, hampir semua saling memahami kecuali untuk satu orang yaitu Asep karena dia orang indonesia yang tidak bisa berbahasa Inggris.
Beberapa dari mereka meminta untuk kembali pulang namun hal itu tidak akan terjadi sebelum bisa mengalahkan Raja iblis yang berkemungkinan memiliki akses tersebut.
Dan beberapa ada yang bersemangat untuk menjalani hidup baru di dunia ini karena seperti menggapai mimpi untuk memiliki kekuatan super dan menjadi pahlawan terkenal.
Pemerintah kota Savana langsung merayakan pesta untuk menyambut kedatangan sembilan Pahlawan yang akan melindungi mereka.
Pesta yang begitu meriah menghabiskan malam mereka untuk bersenang senang dan memakan hidangan lezat, sampai pada hari esoknya mereka masih tertidur pulas di tempat peristirahatan yang sudah disediakan pemerintah.
"Get up!" teriak Daimax kepada beberapa orang yang masih tertidur.
"Waktu kami disini tidak banyak, jadi manfaatkan lah untuk berlatih dan belajar!" tegas Daimax memakai bahasa Inggris.
Mereka semua yang sudah bangun bersiap siap pergi ke lapangan untuk berlatih bersama regu Pahlawan menentukan bakat dan kemampuannya masing masing.
Asep yang tidak paham sama sekali terus saja mengikuti apa yang akan mereka lakukan.
"Biarlah aktivitas mereka yang memberitahuku tentang apa yang akan dilakukan." batin Asep ditengah tengah mereka.
Setelah tiba di lapangan. Para calon Pahlawan sudah dihadapi Arthur, Tetra, dan Berry untuk menyeleksi kemampuan mereka masing-masing.
Tiga orang yang berpotensi menggunakan teknik senjata yaitu Xavier, Hikari, dan Yun hee akan didampingi oleh Arthur.
Empat orang yang bisa mengeluarkan Sihir yaitu Lukas, Rahul, May, dan Claire akan di dampingi Tetra dan Berry.
Sisa dua orang lagi akan didampingi Daimax, yang mana mereka mempunyai bakat sedikit berbeda yaitu sebagai penyembuh Asep dan petarung jarak dekat dengan bakat tinju si Mighty.
Merekapun dilatih dan diberikan pengetahuan bertarung langsung oleh regu Pahlawan, dan Setelahnya mereka berehat untuk kembali belajar Bahasa di dunia itu melalui buku tebal yang diberikan.
Sudah satu minggu regu Pahlawan mendampingi mereka hingga sudah bisa untuk berlatih sendiri dan menjalani aktivitas harian lainnya.
Kini tugas regu Pahlawan sudah selesai, sudah saatnya mengantar pulang tujuh penyihir Kerajaan ke kota Savara dan pergi mengembalikan artefak pasir waktu ke pulau Yggdrasil. Kali ini Berry tidak ikut kesana karena suatu alasan.
Walaupun masih tahap berkembang dalam masa latihan, Pemerintah kota Savana sudah harus menentukan empat pahlawan sebagai pengawal mereka dan sisanya akan bergabung ke Serikat petualang untuk membantu para penduduk.
Berfokus kepada Xavier yang sudah lebih dulu bisa berbahasa dunia itu.
Sebelum pergi ke kedai Serikat, ia terlebih dahulu pergi berkeliling kota untuk jalan-jalan dan membantu beberapa warga yang sedang kesulitan.
"Ini nek belanjaannya." ucap Xavier menaruh barang itu ke teras.
"Terima kasih sudah membawakan barang belanjaanku nak, entah mengapa kamu mirip dengan Reihan." ujar si nenek.
"Iya nek sama sama, saya pergi dulu ya." balas Xavier meninggalkan si nenek.
"Hati-hati dijalan!"
"Hmm... siapa Reihan?" batin Xavier melanjutkan perjalanan menuju kedai Serikat.
Ketika memasuki kedai Serikat Xavier langsung jatuh hati saat melihat wanita Penyihir dengan paras yang sangat cantik tengah duduk menyendiri di meja kedai.
Xavier berniat menghampirinya namun terhenti ketika seorang pria besar memakai zirah sedang mendatangi wanita itu.
Dari yang terlihat saat mereka sedang mengobrol, nampaknya bukan sepasang kekasih. Itu menjadikan harapan untuk Xavier mendekatinya.
"Sepertinya tidak masalah bila aku bergabung dengan obrolan mereka sebagai sesama Petualang." batin Xavier mengambil makanan lalu menghampiri mereka.
"Hei, kamu pahlawan yang terpanggil itu kan! Haha... Selamat bergabung di Serikat ini sebagai juniorku. Ayo silahkan duduk." sapa Roy mengajaknya bergabung.
"Jangan sok akrab Roy, dia bisa tersinggung dengan perkataanmu." tegur Mona terlihat bosan.
"Tidak apa, sudah sewajarnya para senior mengayomi juniornya." sahut Xavier ikut bergabung.
Merekapun saling berkenalan dan membahas satu sama lain.
"Oh kamu berasal dari Spanyol! Kudengar salah satu dari kalian berasal dari Indonea tempat Reihan tinggal, apakah kemungkinan mereka saling kenal?" sahut Roy berekspektasi.
"Yang benar Indonesia!" ralat Mona kesal.
"Dari tadi aku selalu mendengar nama itu, siapa itu Reihan?" batin Xavier bertanya tanya.
Akhirnya Xavier menanyakan tentang Reihan yang selalu membuatnya penasaran tapi Mona yang sedang jengkel ingin mencari suasana baru.
"Ayo Roy, kita pergi menyelesaikan misi!" ajak Mona mengambil selembaran kertas di mading Serikat dan pergi keluar kedai.
"Sepertinya obrolan ini kita sudahi dulu, kalau penasaran kamu bisa mengunjungi toko Pandai besi Roberto di sekitaran Pasar." jawab Roy memberitahukan alamat tinggal Mogi.
"Roy, cepat!"
"Baiklah sampai jumpa." sambung Roy pergi menyusul Mona.
Beralih ketempat Reihan dan Naki di Ruang hampa.
Reihan tengah berlatih menguasai kekuatan uniknya dan mengembangkan jurus jurus baru di tempat khusus pinggiran Ruang hampa.
Sepertinya kamu juga harus melatih fisikmu Rei, kulihat tubuhmu tidak bisa mengendalikan kekuatan yang kamu keluarkan." tegur Naki mengamati latihan Reihan.
"Aku tahu! Tapi aku harus memahami semua kelebihanku terlebih dahulu." balas Reihan mengeluarkan banyak keringat.
"Kalau begitu aku mau lanjut meneliti Salamander berjalan." sahut Naki pergi meninggalkan Reihan di ruang Hampa.
Sudah banyak jurus yang Reihan ciptakan dan sudah saatnya melatih fisik untuk menyeimbangi kekuatan barunya tersebut.
"Baiklah! Sedikit lagi aku akan kembali ke kota Savana, Sekarang aku jadi lebih bersemangat. Awas saja kau Badut sialan!" ungkap Reihan berapi api.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
TAHU KOTAK ID
/Determined/
2024-02-24
0
meleecreep
asep pentol sunda
2024-02-23
1
Ryaici Saristi
semngat nemuin ide2 baru author
2024-02-23
4