Akses Yang Berbeda

Setelah mendengar kisah petualangan Mogi dan Reihan yang sangat ber adrenalin, Roberto menyarankan mereka berdua untuk menganalisa dulu berbagai Monster yang akan diburu agar mengurangi resiko bahaya ke depannya.

Roberto akan mengurus pengantaran pesanan dan mereka diperintahkan untuk mengunjungi perpustakaan pusat kota untuk mempelajari hal tersebut.

"Sepertinya kamu harus melatih fisikmu Rei." ujar Mogi menekan otot lengan Reihan.

"Eits geli tau!"

"Sepertinya iya Mog, aku tidak tahan lama dalam hal mengayunkan pedang sepertimu." sahut Reihan merasa jadi beban.

"Haha, mungkin kamu harus olahraga setelah ini." balasnya tertawa.

Dalam perjalanan mereka, perhatian Reihan langsung teralihkan kepada pria yang tengah membawa sesuatu benda yang sangat tidak asing dimata nya.

"Hei, itu ranselku!" teriak Reihan menghampirinya.

"Tidak bisa ini akan dijadikan aset Serikat, bila ini milikmu terus apa buktinya." tanya pria itu mencoba mengelak.

"Didalamnya mainan robot robotan kesayanganku tau!" jawab Reihan meminta barangnya kembali.

"Oh, jadi benda aneh ini namanya robot!" balasnya tersenyum.

Pria itu seketika pergi meninggalkan Reihan dan masuk kedalam lorong sempit.

"Hei, tunggu!" teriak Reihan mengejarnya.

"Kamu mau kemana Rei." sahut Mogi mencoba mengikutinya.

Namun Mogi dihalangi oleh Daimax dan ia mengatakan bahwa temannya akan baik-baik saja.

Disana sudah ada Arthur, Berry, dan Tetra yaitu pria yang membawa ransel Reihan barusan.

"Apa mau kalian!" Ucap Reihan bersiaga.

Arthur bertanya menggunakan bahasa Inggris di dunianya berasal. "Where are you from?"

"Gak bisa bahasa Inggris!" Jawab Reihan tidak sadar.

Berry menepuk jidatnya dan berbicara menggunakan bahasa dunia ini.

"Asalmu dari mana?" Tanya Berry memastikan.

"Aku berasal dari keluarga ahli Pandai besi hebat di kota ini. Jawab Reihan masih belum sadar.

Berry yang mulai geram hendak mengeluarkan kata kasar di mulutnya namun di tahan Tetra yang menggantikannya untuk bertanya.

"Kamu berasal dari negara mana?" Tanya Tetra serius.

"Aku dari Indonesia!" Jawab Reihan spontan.

"Eh!?" Celetuk Reihan yang baru saja tersadar akan pertanyaan tersebut.

"Indonesia!" Kejut Regu Petualang serentak.

"Lewat mana kamu masuk dunia ini?"

"Sudah tahun berapa diluar sana?"

"Apa kamu bisa masak?"

Pertanyaan bertubi tubi mereka membuat pusing Reihan.

Agar tidak tertekan dengan banyaknya pertanyaan Merekapun mencari tempat nyaman untuk melanjutkan obrolan.

Daimax dan mogi akhirnya ikut bergabung lalu mereka pergi ke atas bukit dibawah satu pohon besar yang rindang untuk mengobrol.

Para anggota regu Pahlawan bisa berada di dunia ini karena melalui sihir pemanggilan tujuh Penyihir kerajaan di Istana kota Savara.

Nama yang mereka pakai saat ini tidak menggunakan nama asli dari tempatnya berasal melainkan memakai nama julukan buatan sendiri.

Asal merekapun berbeda beda mulai dari Arthur orang Inggris, Daimax orang Amerika, Berry orang china, dan Tetra orang Jepang.

Ketika tiba didunia ini, mereka sudah mempunyai kelebihan yang dapat terus di tingkatkan ke batas yg belum di ketahui.

Dan kasus kedatangan Reihan berbeda dengan mereka.

Portal yang menghisap Reihan sudah hancur dan tidak bisa aktif lagi, keberadaan portal itu menyebar keberbagai tempat dan tidak diketahui asal terciptanya.

Orang yang melewati itu tetap lah menjadi manusia biasa yang tak bisa menggunakan sihir dan peningkatan fisik secepat penduduk dunia ini.

Namun ada kasus seseorang yang keluar dari portal itu mempunyai kemampuan unik yang harus ia sadari sendiri, kemungkinan karena efek dari melewati cahaya ruang dimensi tersebut.

"Sesuai janji, aku akan beritahu orang yang bisa mengembalikan kakimu Rei." Ucap Daimax tengah menyilangkan tangannya.

"Namun metodenya sangat mengerikan dan bayarannya sangat mahal." Sambung Daimax memberi peringatan.

"Aku tak peduli akan sesuatu yang mengerikan demi kaki ku bisa kembali seperti semula." jawab Reihan dengan berani.

"Haha nyalimu bagus juga."

"Nama panggilannya adalah Serena, kasusnya sama sepertimu yang tiba ke dunia ini melalui portal sekali pakai." jelas Daimax melanjutkan percakapannya.

"Kini dia tinggal di kota Savara dekat kastil Raja Shimon lll berada, jarak nya memerlukan waktu dua hari berjalan kaki dari kota Savana sampai ke kota Savara." ujar Daimax.

"Kalau dipikir lagi, bukan kah kalian berada di tempat dan tahun yang berbeda, mengapa tidak sesuai dengan selisih umur kalian yang sudah berada di dunia ini?" tanya Mogi bingung.

"Itulah yang kami pertanyakan selama ini, apa mungkin karena pengaruh gesekan ruang dan waktu." jawab Arthur semakin membingungkan.

"Jadi, apa kamu akan ikut bersama kami ke kerajaan Rei?" ajak Berry memastikan.

Reihan yang melihat Mogi seperti orang yang kesepian membuatnya berat untuk langsung meninggalkannya.

"Sepertinya aku akan menetap disini dulu untuk mengumpulkan uang dan melatih fisikku." jawab Reihan.

"Jadi itu keputusanmu, baiklah." balas Berry.

"Jika sudah siap, kamu bisa mencari kami di Kerajaan Savara oke." ucap Arthur yang bersiap siap untuk pulang.

"Kami akan menghubungimu bila menemukan portal yang masih aktif untuk membantumu pulang, selama ini kami hanya melihat portal yang sudah hancur dan tidak aktif lagi." Sambung Daimax menepuk bahu Reihan.

"Sampai bertemu lagi Rei, aku kecewa kamu gak bisa masak." ungkap Berry mau pamit.

"Ini ranselmu, aku tak sabar untuk kita bisa bertemu lagi." ucap Tetra mengembalikan Ranselnya.

"Terima kasih kalian semua!" balas Reihan tersenyum.

Setelah berpisah dari Regu Pahlawan, Mogi dan Reihan melanjutkan rencananya pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku yang membahas tentang Monster.

Setelah pengetahuannya sudah cukup dan perlengkapan berburu sudah siap, mereka bergegas menuju Serikat untuk mengambil sebuah misi.

Setelah mengambil misi di mading, Dua sebaya itu mendapati Roy yang tengah duduk termenung sambil memegang erat plat perak miliknya.

"Mengapa kamu pergi duluan Gin! ketika aku baru saja naik ke kelas Perak." Rintih Roy dengan suara parau.

Berita korban petualang yang telah gugur sudah di umumkan melalui surat kabar Serikat yang dibagikan.

Melihat Roy yang sangat terpukul, sebaya itu mencoba memberikan nya waktu untuk menyendiri dan petualang lain yang disana pun berpikir demikian.

Mogi dan Reihan mengambil misi berburu Monster Rotan pengait, itu adalah misi sulit untuk kelas pemula namun mereka sudah memiliki cara untuk menghadapi mahluk itu.

Karna sulit jelas bayarannya lebih mahal. bahan rotan yang fleksibel, kuat, dan tahan lama dari Monster tersebut sangat di incar para pengrajin untuk dibuat furniture.

Kini mereka telah sampai di hutan berduri tempat monster Rotan pengait tumbuh dengan subur.

Tinggi Monster Rotan pengait mencapai delapan sampai sembilan meter dengan duri di sekujur tubuhnya dan pengait bermata dua di ujung kepalanya.

Mereka sangat sensitif dengan suara yang mengganggu dan darah yang mengenainya, karena itu adalah sumber makanan favoritnya termasuk juga untuk bibit yang sudah mereka sebar.

Kelemahan makhluk itu adalah tidak bisa berpindah tempat, dua sebaya itu membawa gulungan tali besi pemotong yang disambung kedua sisinya menggunakan tali kawat ringan dengan panjang tiga puluh meter.

Karena kaki palsu Reihan menghasilkan suara, Mogi lah yang harus maju perlahan mengelilingi satu makhluk itu dengan membawa ujung tali.

Mogi terus berjalan perlahan mencegah timbulnya suara dan mengitari makhluk Rotan yang tengah mengamatinya sedari tadi melalui penglihatannya yang sangat buruk.

Dengan perawakannya yang penuh dengan duri dan ekspresi menyeringai membuat Mogi menghasilkan suara pompaan jantung yang terdengar begitu jelas.

sangking tidak beraninya membuat suara, ia menahan kaget karena sepotong tangan kering jatuh ber jarak lima meter disebelahnya.

Seketika beberapa Monster Rotan mencambuk cambuk lokasi tangan yang terjatuh tersebut. Mayat kering yang selama ini menggantung di salah satu pengait Monster Rotan pun ikut terjatuh.

Mayat itu adalah penduduk desa yang nekat mencoba menebang monster Rotan menggunakan kapak biasa yang kini masih menancap ditubuh monster Rotan yang sebelumnya mengait jasadnya.

Karena teralihkan Mogi berhasil selamat sampai kembali ketempat Reihan berada.

Reihan yang sedari tadi mengamatinya pun ikut jantungan akan keagresifan mahluk tersebut.

Sekarang mereka sudah berada di titik aman dari jangkauan pengait makhluk itu.

"Sekarang waktunya menebang pohon!" ajak Mogi yang menarik ulur talinya bersebelahan dengan Reihan.

Makhluk itu menjerit kesakitan karena gesekan tali pemotong dipangkal tubuhnya, ia mencambuk kesana kemari di ikuti oleh Monster rotan lain yang juga terganggu akan jeritannya hingga pengait mereka saling tersangkut.

Sampai pada akhirnya makhluk itu berhasil ditumbangkan.

Terpopuler

Comments

TAHU KOTAK ID

TAHU KOTAK ID

yeks

2024-02-13

2

Robiansyah

Robiansyah

mantap ternyata para pahlawan berasal dari real life plot twist yang bagus...

keren lanjut update broo

2024-02-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!