Perjalanan Baru Dimulai

Semua kebenaran terungkap melalui selembaran kertas yang ditulis Reihan untuk saudara, kekasih, dan temannya.

Diawali dengan kata-kata manis yang menyentuh hati si pembaca dan unek-unek yang dia simpan selama ini.

"Untuk Mogi saudaraku, tetaplah semangat untuk menjalani hidup dan gapai impianmu membuat senjata terbaik yang tidak dimiliki orang lain. Mungkin Tingting ditakdirkan bertemu denganmu dan kau akan tahu siapa dia sebenarnya dalam waktu dekat setelah membaca surat ini."

Mogi yang membacanya seketika penasaran terhadap Tingting.

"Mona kekasihku, mungkin aku akan menerima pukulanmu saat bertemu lagi. Jadi aku harus bertambah kuat untuk bisa melindungi dan menerima seranganmu yang akan datang, maka tunggulah aku sekali lagi."

Mona yang membacanya seakan tidak terima ditinggal begitu saja, kemungkinan dia akan menerima ganjaran lebih dari apa itu.

"Kamu selalu membuatku membencimu Rei, aku akan terus menunggumu tau!" batin Mona kembali sedih.

"Roy temanku, terima kasih sudah menyelamatkan kami waktu itu. Walaupun pertama kali kenal dalam keadaan membenci tapi tetap saja kamu adalah orang baik seperti yang dikatakan Gin, jadi aku ingin selalu berteman denganmu."

"Entah mengapa aku mengeluarkan air mata saat membaca tulisan jelek mu ini." ungkap Roy mengusap matanya.

Dilanjut isinya menjelaskan semua hal yang terjadi pada waktu sebulan lalu, mulai dari perencanaan membunuh Naga api vulkano dan bertemu si Badut sampai ia membeli Tingting menggunakan kristal merah tersebut.

Intinya Reihan pergi menjauh agar tidak membahayakan orang didekatnya dan dia akan memanfaatkan waktu itu untuk berlatih menjadi lebih kuat agar bisa berkumpul kembali tanpa harus khawatir dengan ancaman musuhnya.

Lalu ia tutup dengan ucapan sampai berjumpa lagi dan tidak akan ada kata perpisahan.

Kepergiannya meninggalkan masalah baru bagi mereka karena telah menjual kristal merah itu sembarangan.

"Jadi apa yang akan kita laporkan kepada kepala Serikat?" tanya Roy bingung.

"Biar aku yang urus masalah ini." jawab Mona lalu bergegas pergi menuju kantor serikat.

"Kalau begitu situasi akan aman terkendali." ucap Roy.

"Bisa berargumentasi kepada pendiri Serikat! Hebat sekali Mona, apa dia orang terdekat Kepala Serikat." tanya Mogi kagum.

"Benar, dia anaknya." jawab Roy.

"Hah!"

Sekarang Mona telah tiba di kantor Serikat, ia melihat Tetra masih disana dan juga Berry seperti menunggu sesuatu.

"Jadi... Sudah kau temukan kristalnya Mona?" tanya Kepala Serikat.

Mona menjelaskan kronologi kejadian dari membunuh Naga vulkano sampai menjual Kristalnya kepada pria bangsawan yang membawa budak kurcaci.

"Tidak ada cara lain, kita harus membeli kembali kristal itu atau rebut secara paksa demi keamanan kota kita." ungkap kepala Serikat serius.

"Kalau begitu biar aku yang mengambil tugas ini." pinta Tetra.

"Terima kasih dan maaf telah merepotkan mu." balasnya.

Tetra pergi mencari pria Bangsawan yang sudah disebutkan ciri cirinya dan ia menemukannya di Bar dalam keadaan mabuk.

Untungnya tidak terjadi kekerasan saat bernegosiasi, kristal itu berhasil dibeli menggunakan kas Serikat dan sudah aman ditangan Tetra.

"Ini Kristalnya, jadi bagaimana keputusan pemerintah kota Savana untuk merespon pesan dari Raja?" tanya Tetra sambil memberikan kristal merah Naga api vulkano.

"Oh iya aku belum sempat membalas pesan dari Raja maafkan kelalaianku, jadi... mereka memilih untuk mempertahankan kota ini dan meminta satu permintaan!" jawab Pemerintahan kota Savana di wakilkan oleh Kepala Serikat.

"Hmm... Jadi mereka lebih memilih bertahan dan meminta sekali lagi penyihir kerajaan memanggil pahlawan untuk kotanya ya." ungkap Raja Shimon lll yang tengah duduk di singgasana nya.

"Benar, tuanku!" jawab regu Pahlawan tengah tunduk di hadapan sang Raja.

"Pemanggilan pahlawan hanya bisa dilakukan seratus tahun sekali dan tidak akan bisa terpanggil jika belum masanya. Kecuali menggunakan artefak pasir waktu untuk mempercepat pemanggilan seratus tahun yang akan dimajukan.

"Jadi.. apa perintah tuanku Raja selanjutnya." tanya regu Pahlawan.

"Ini sebab Raja iblis yang akan bangkit lebih cepat, kita harus lebih dulu membuat persiapan sebelum dia bangkit. Kalian berempat pergilah ke wilayah ras manusia telinga panjang berada untuk meminjam artefak mereka sekaligus memberi pesan untuk beraliansi lalu kembali untuk melakukan pemanggilan pahlawan baru di kota Savana!" perintah sang Raja.

"Siap laksanakan!" jawab regu pahlawan bergegas pergi meninggalkan istana di kota Savara.

Kembali ke kota Savana dengan Mogi yang masih terkejut akan identitas Mona sebagai anak dari kepala Serikat, kini tengah berjalan pulang menuju Tokonya bersama Tingting dan Roy ingin lanjut menjalankan misi berburunya.

"Tak kusangka Reihan mendapatkan hati seorang anak kepala Serikat, bukankah itu hebat." ucap Mogi kagum.

"Benar! Tuan Reihan memang hebat." balas Tingting ikut kagum.

"Lalu siapa kamu sebenarnya Ting? Reihan bilang aku ditakdirkan bertemu denganmu." tanya Mogi heran.

"Bukan siapa siapa, aku hanya kurcaci biasa yang membuat perlengkapan seperti ayahku." jawab Tingting santai.

"Pasti ayahmu suka dengan pekerjaannya, tunggu dulu! kalau boleh tau siapa nama ayahmu?" tanya Mogi mengingat isi surat Reihan.

"Duwaf."

Mogi tidak menyangka saat ini dia sedang bersama anak dari seorang Pandai besi legendaris yang membuatkan perlengkapan para pahlawan dan orang-orang hebat diluar sana.

"Wah keren! Kalau begitu ajari aku cara membuat senjata hebat seperti ayahmu." pinta Mogi kegirangan.

"Sayangnya aku hanya bisa membuat perlengkapan biasa. Pengetahuan terbaikku adalah membuat sistematik penggerak yang mempermudah pekerjaan sehari hari." ungkap Tingting.

Walaupun kelebihan Tingting dianggap biasa di desanya yang terkenal sebagai pengrajin tapi ia mampu membuat sistem penggerak rumit dan efisien, ungkapan tersebut membuat ide melintasi kepala Mogi.

"Kalau begitu ayo segera ke toko! Ada sesuatu yang ingin ku perlihatkan kepadamu." seru Mogi merasa senang.

Sesampainya di toko Mogi langsung mengambil benda pemberian Reihan semalam untuk diperlihatkan kepada Tingting.

"Aku ingin kita membuat ini!" pinta Mogi dengan bangga memperlihatkan benda itu.

"Hmm... Bentuknya sangat rumit, aku perlu waktu yang cukup lama untuk menganalisanya agar objek ini bisa bergerak akurat." jawab Tingting tengah mengamati.

"Tidak masalah, Itu artinya kamu bisa! Kita akan buat dalam ukuran yang lebih besar." balas Mogi bersemangat.

"Hah!"

Beralih di lokasi hutan antah berantah, mendapati Reihan yang sedang tersesat tak tau arah jalan.

"Harusnya aku memikirkan dulu tempat yang mau dituju, pasti akan sangat memalukan bila aku kembali setelah bertingkah keren lewat kata kata didalam surat itu." keluh Reihan menyesal.

Reihan menaiki batang pohon rebah untuk menyeberangi sungai kecil berarus. namun setelah sampai ditengahnya, ia langsung dihadang oleh Monster Landak panah di ujung penyeberangan yang sedang melindungi sarangnya.

Alhasil duri panahan beracun menancap di bahu kanan Reihan hingga ia terjatuh lumpuh ke sungai.

"Dan lihat! Sekarang aku terkena duri beracun makhluk itu, semoga saja aku tidak mati konyol disini." batin Reihan tak berdaya.

Kini ia larut terbawa arus sungai sampai ada orang lain yang harus menemukannya.

Terpopuler

Comments

meleecreep

meleecreep

minamiplata no papi

2024-02-20

0

TAHU KOTAK ID

TAHU KOTAK ID

/Slight/

2024-02-19

1

lordVANGKE

lordVANGKE

keren mang/Smirk/

2024-02-18

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!