SANOTORIUM

Entah sudah yang kesekian kali, Tuan Lynch memandangi foto pernikahannya itu. Tiba-tiba dia tersentak berdiri. Ketika melihat tanggal pesan itu ditulis, seketika saja dia langsung terperanjat. "Tidak mungkin... ini, apa maksudnya."

Tanggal yang tertulis itu adalah tanggal hari kematian istrinya sekaligus hari ulang tahun Avery. Tuan Lynch semakin bingung. "Sebenarnya apa yang terjadi!"

"Apakah ini adalah sebuah teka-teki," pikir Tuan Lynch seraya mengusap kasar wajahnya, "Ada apa ini, rahasia, apakah ada rahasia yang kau sembunyikan!"

Tuan Lynch merasa sangat frustasi, berpikir harus mulai dari mana untuk mencari tahu. Raut wajahnya berubah. "Jika saja aku bisa menemukan pria itu!"

Raut wajah Tuan Lynch berubah lagi, "Ya, mulai dari sana saja. Sanotorium, sebaiknya aku segera pergi ke sana dan mengeceknya."

Setelah kelahiran Avery, Carol dibawa ke Sanotorium. Ini adalah tempat fasilitas medis untuk penyakit jangka panjang. Yang Tuan Lynch tahu, Carol menjadi gila karena dipisahkan dari pria yang dicurigai menjadi selingkuhan istrinya itu.

Selama carol di Sanotorium, Tuan Lynch datang beberapa kali menjenguk dengan membawa Stela. Tapi, tidak ada respon apa apa dari Carol. Pada Saat itu Tuan Lynch masih mengira jika, istrinya itu sedang berpura-pura saja.

Sampai pada akhirnya, dia menerima sebuah panggilan telpon dari Sanotorium, jika istrinya baru saja meninggal, karena serangan jantung. Pada saat itu, bahkan Tuan Lynch tidak datang ke pemakaman istrinya itu.

Pagi-pagi sekali Tuan Lynch telah pergi. Pada saat ini Avery sedang berada di dapur, salah satu pelayan datang menghampiri. “Tidak usah memasak terlalu banyak, Tuan Lynch tidak sarapan di rumah!”

Gerakan tangan memasak Avery terhenti, dia hanya berkata, “Ok!”

Nyonya Stela dan Harper juga sama bingungnya dengan Avery, ini petama kalinya Tuan Lynch pergi tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Sarapan pagi tiba, Avery di ruang makan sedang menata sarapan. Pada saat ini Nyonya Stela dan Harper masuk ke ruang makan.

Iri hati Harper muncul lagi, dia pun berkata, “Aku telah meminta, tiara bunga berlian bisa aku pakai untuk acara pertunangan aku dengan Aldein!”

“Benarkah, ah sayang kau memang pantas untuk mendapatkan semua yang terbaik di dunia ini!” imbuh Nyonya Stela.

Mereka berdua sengaja mengatakan itu, agar Avery semakin merasa terkucilkan. Tapi, justru sebaliknya, oang yang disindir malah menyaut balik. “Apa kalian tahu, kadang hidup perlu diuji hingga batas maksimal. Hanya untuk sadar bahwa diri ini mampu mengalahkan kelemahan?”

“Apa kau baru saja mengatai kami lemah!” hardik Harper kepada Avery.

“Jika kau tidak merasa, mengapa jadi marah!” imbuh Avery sembari meletakan satu pitcher jus jeruk.

“Kebanyakan orang terlalu mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka. Hingga tanpa sadar mereka menipu diri sendiri,” imbuh Avery lebih sarkas lagi.

“kau…!” imbuh Marah Nyonya Stela sambil menunjuk-tunjuk kepada Avery.

Mary langsung menyelak, “Nyonya tidak baik jika marah-marah terus. Tekanan darah bisa naik nanti!”

Nyonya Stela menatap marah kesumat kepada Mary. Dari dulu dia sudah tahu kalau Mary ini seperti duri dalam daging. Meski hanya kepala pelayan. Tapi, kedudukannya di hati Tuan Lynch malah lebih tinggi daripada dirinya.

Marry menarik Avery keluar dari ruang tamu, Lalu langsung memarahi gadis itu. “Apa nama

tengahmu adalah angin puyuh? Mengapa suka sekali mencari ribut dengan mereka?” imbuh Mary.

“Aku hanya membela diriku saja, mereka duluan yang memulai! Imbuh kesal Avery.

“Kau harus belajar menahan diri, ini semua demi kebaikanmu!” nasihat Mary.

Tina-tiba saja Avery memeluk Mary seraya berkata, “Selama ada kau, maka aku tidak takut akan apa pun, termasuk dua hantu itu! Imbuh Avery setengah bercanda.

Mary membalas pelukan Avery sembari mencubit lengan gadis itu. Di kamar utama, Nyonya Stela dan Harper terlihat sedang berunding tentang sebuah siasat. “Mary, harus disingkirkan!” ujar marah Nyonya Stela.

“Bagaimana cara menyingkirkannya, apa terpikir tentang idenya?” tanya Harper.

Nyonya Stela nampak berjalan ke sana kemari, sambil mencoba memikirkan caranya. Tidak membutuhkan waktu lama, otak licik yang penuh akal bulus itu pun telah menemukan sebuah cara untuk menyingkirkan Mary.

Di siang harinya, Avery dengan cepat ingin menyelesaikan perkerjaannya. Tadi pagi dia mendapat panggilan telpon, dia harus pergi ke Karken enterprise. Ada berkas-berkas yang harus dia tanda tangani, untuk keperluan masuk ke universitasnya.

Mary mengetahui tentang hal ini. Lalu dia mengambil alih pekerjaan Avery seraya berkata, “Kau bisa pergi sekarang, aku akan menyelesaikan pekerjaan ini untukmu!”

“Terbaik!” puji Avery sembari mencium pipi Mary.

Avery segera masuk ke kamarnya, mengganti baju seragam pelayannya. Lalu segera berlari keluar melalui pintu belakang. Melihat ada taksi, dia segera menstopnya, lalu naik. Pada saat ini, Lucas tengah berdiri di balkon yang ada di ruang kerjanya.

Siang ini terlihat mendung, awan nampak sedikit menggelap. Sudah hampir satu jam Lucas berdiri tidak bergerak, berdiri di tempat yang sama. Tiba-tiba sebuah senyuman menggelayut di raut wajahnya. “Dia telah datang!”

Dengan senyum samar, Lucas mengangkat satu tangannya, lalu menjentikan jarinya. Dengan ajaibnya mendung yang tadi berputar-putar di gedung Karaken Enterprise dengan cepat berganti cerah. Semua yang ada di jalan langsung mendongak, merasa ada yang aneh. Tapi, tidak ada terlihat aneh.

Lucas sedikit menatap ke bawah, Dia melihat Avery baru saja turun dari taksi. Dia pun sedikti merapikan setelan jas kerjanya. Lalu masuk ke ruangannya. “Coklat hangatnya sekarang!” perintah Lucas melalui pesan pendek yang dia kirim kepada Xander.

Tadi pagi dia membaca di mesin penjelajah, jika para gadis sangat menyukai coklat. Karena itu Lucas menyiapkan camilan bertemakan coklat mulai dari permen dan minuman. Baru saja Avery memasuki lobi Gedung. Sudah disambut oleh Xander, “Halo Nona Avery, senang bertemu denganmu lagi.”

“Silakan ikuti aku, tuan Lucas sudah menunggumu!” imbuh Xander.

Avery mengangguk, lalu berkata lagi, “Kali ini ada apa lagi, apa aka nada ujian lagi?”

Xander sedikit terbatuk, kali ini dia sendiri juga tidak memahami pemikiran Tuannya itu, Mengapa sangat tertarik dengan gadis kecil ini. Avery merasa tidak mendapat jawaban, lalu dia bertanya lagi. “Hei, apa kau mendengarkanku?”

Xander mengangguk dia pun langsung berkata, “Sepertinya Tuan Lucas ingin menanyakan beberapa pendapatmu?” jawab Xander.

“Tentang apa?” tanya Avery lagi.

“Nanti juga Nona akan tahu?” jawab Xander sambil membukakan pintu ruang kerja bosnya itu. “Silakan masuk!” ujarnya kepada Avery.

Pada saat ini terlihat Lucas sedang serius menatap berkasnya. Avery pun masuk, berjalan perlahan sambil memandangi sebuah meja yang berisi aneka jenis makanan dari coklat. “Apakah hari ini adalah hari ulang tahunnya?” sangka Avery.

*******

Jangan Lupa ya :

Vote

Like

Komen

Subscribe [tekan tanda love, untuk berlangganan buku]

Nilai Bintang 5

Tonton iklannya

Beri poin

Terpopuler

Comments

Mumtaza 16

Mumtaza 16

wow bisa mengendalikan cuaca

2024-02-19

0

Mustika Ningsih

Mustika Ningsih

Apakah avery bkn anak tuan lynch? Dan si stela itu bakalan ngusir mary spt apa ya? 🤔

Lanjut kak.. makin semangat bacanya

2024-02-18

0

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

seperti ibunya Avery meninggal karena ada kaitannya dengan nyonya Stela...ini dugaan aku siiii setelah tuan Lynch melihat tanggal tulisan di foto itu

2024-02-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!