HUTAN MAGIS

Melihat senyuman Avery, Lucas merasa gemas dan timbulah niat ingin menjahili gadis itu. “Ikut aku!” ujarnya.

“Tuan Lucas, apakah ini termasuk standarisasi baru di dalam memberikan beasiswa. Eum… maksudku, ‘pendamping beasiswa’ seperti ini?”

Lucas terbatuk-batuk seraya menjawab, “Ya ini adalah standar baru!”

Xander menahan tawa lagi, rasa-rasanya dia ingin sejakali terbang dari gedung tinggi ini, lalu tertawa terbahak dari atas langit. Lucas mengajak Avery masuk ke ruangannya. Gadis itu berhenti sejenak untuk membaca Tulisan yang tertempel di depan pintu. “Supervisor Marketing.”

“Ah dia asisten manajer ya?” tanya Avery kepada Xander.

Kali ini Xander yang terbatuk, lalu dia pun menjawab. “Iya, Silakan masuk!”

“Lalu kau siapanya?” tanya Avery lagi.

Xander pun menjadi sedikit kikuk, lalu menjawab, “Aku sekretarisnya!”

“Ah begitu,” imbuh Avery sembari masuk ke dalam ruangan Lucas.

Xander menghela napas, karena dia baru saya berhasil berbohong. Lama mengikuti Tuannya, bicara langsung pada apa yang dimaksud sudah menjadi kebiasaannya. Sama seperti halnya waktu di Butik Harods. Hanya satu tatapan dari Tuannya dia pun langsung mencari dan berbicara pada manajer. Apa pun yang dieli oleh Nona yang sedang berdiri di kasir, akan dibayar oleh kartu yang ada di tangannya, dengan catatan harus tanpa sepengetahuan Avery.

Pada saat itu, Manajer langsung mengambil alih kasir. Setelah Avery memberikan kartunya, yang digesek bukanlah kartu Avery, melainkan kartunya Lucas. Sementara sang manajer memberikan mesin edisi dengan cara memegangnya sembari menutupi kartu yang menempel di bawah mesin kartu pembayaran dengan satu tangganya.

Avery menekan PIN-nya tanpa curiga, bahwa kartu yang digeseknya itu bukan kartu yang diberikan oleh Mary. Bahkan Xander tanpa basa-basi meminta agar manajer itu langsung memecat staff butik yang telah menyinggung Vlad Lucas. Menyinggung Avery sama saja menyinggung Tuannya itu.

Avery langsung duduk di depan kursi meja kerja Lucas. “Katakan kau tertarik di bidang apa, ini menjadi penting untuk menunjang jalannya perkuliahan. Jangan pernah memilih jurusan yang tidak kau minati!” nasihat bijak Lucas.

“Jangan sampai merugikan perusahaan yang telah membiayaimu!” imbuh Lucas lagi.

“Design… aku tertarik dengan design!” jawab Avery dengan bersemangat.

“Eum… Design ya!” gumam pelan Lucas, seraya berkata lagi. “Aku memiliki tugas untukmu!”

“Bukankah tidak ada tes nya?” tanya Avery.

“Ini bukan tes dari perusahaan, tapi sebuah tes dari pembimbing akademikmu!” imbuh Lucas berkelit.

“Oh!” jawab Avery dengan nada pasrah,lalu dia berkata lagi, “Apa tes-nya?”

“Buat design sepasang baju pengantin!” imbuh Lucas.

“Baju pengantin… Eum, apa ada konsep khusus?” tanya Avery,

“Dark Romance … vampir, peri!” jawab Lucas sembari melemparkan senyuman jahil kepada Avery.

Xander lagi-lagi dibuat terkejut oleh tingkah laku Tuannya hari ini. Berabad-abad lebih dia mengikuti Tuannya ini, belum pernah dia melihat tingkah kekanakan seperti ini. “Gaun pengantin,” pikir Xander yang semakin bingung, berpikir sejak kapan Tuannya ini memikirkan tentang pernikahan.

“Jika kau bingun, aku bisa membawa ke sebuah tempat. Siapa tahu di sana nanti kau bisa mendapatkan ide cemerlang!” imbuh Lucas.

Xander langsung menaikan satu alisnya seraya berpikir, “Apakah itu adalah sebuah ajakan kencan?”

Avery yang tidak menyadari maksud dari Vlad Lucas, langsung saja mengiyakan tawaran itu. “Jadi, kapan kita pergi ke sana?”

“Jika kau mau hari ini kita juga bisa pergi!” jawab Lucas.

“Eum hari ini ya!” gumam Avery sedikit ragu.

“Kenapa, apa kau sudah ada janji?” tanya Lucas mencari tahu.

“Ah tidak bukan begitu, hanya saja…” imbuh Avery sedikit meragu lagi seraya berkata, “Tunggu sebentar!”

Avery mengambil ponselnya dari dalam tasnya. “Mary, kira-kira kau akan selesai belanja jam berapa?” imbuhnya sembari berbisik.

“Apa kau belum selesai?” tanya Mary.

“Eum… sepertinya!” jawab Avery takut-takut.

“Kalau begitu aku akan selesai di sore hari!” jawab Mary.

“Terbaik,” puji Avery seraya menutup sambungan ponselnya, lalu berkata “Ok, hari ini, kita bisa pergi!”

Lucas langsung saja berdiri sambil menepuk kedua tangannya. “Bagus, ayo kita pergi sekarang ke Hell Moor!”

Xander pun mengikuti langkah Tuannya, lalu masuk lebih dulu ke dalal mobil. Lucas membukakan pintu mobil untuk Avery. Mereka berdua duduk di kursi belakang.

Xander mulai melajukan mobilnya menuku ke Hell Moor. Tempat yang Lucas sebut adalah sebuah hutan. areanya yang ditumbuhi pohon-pohon trembesi raksasa yang memberikan kesan magis. Hutan Magis Hell Moor ini memiliki kesan jauh dari hiruk pikuk gemerlapnya kota. Serasa dibawa ke masa lampau saat daratan hanya ditumbuhi pohon dan hutan lebat

Memiliki pepohonan yang besar dan lebat serta memberi kesan angker. Kesan itu di dapat lantaran hampir seluruh bagian pohon tertutup oleh benalu atau pakis yang menumpang hidup di bagian-bagian pohon trembesi.

Dari kejauhan pohon ini layaknya raksasa yang berbulu, menyeramkan, pohon ini menjadi sarang bagi kelelawar. Bau dari guano atau kotoran kelelawar ini semakin mendukung suasana lebih seram, khususnya saat menjelang sore bahkan malam hari. jika berdiri di bawah pepohonan trembesi ini, seperti sedang berada di sebuah negeri dongeng dengan segala bentuk sihirnya, dengan keindahan pepohonan yang menjuntai.

Berkendara beberapa jam, mereka pun tiba di Hell Moor. Avery pun turun dari mobil. “Wah ini seperti di dunia sihir, lihat itu seperti raksasa, itu juga. Oh dan itu juga seperti bayi raksasa!”

“Kalu di lihat-lihat itu seperti satu keluarga raksasa!” imbuh Avery lagi.

“Seperti yang aku bilang tadi, kau bisa saja mendapatkan banyak ide di sini!” imbuh Lucas dengan bangga.

Lucas dan Xander mengikuti langkah Avery. Mereka berdua berjalan dengan tenang di belakang gadis itu, Sementara, Avery sebentar berjalan sebentar berlari. “Wah ini indah sekali!’ ujarnya sambil berlari merentangkan tangannya.

“Sarah pasti akan iri jika melihat ini!” pikirnya.

Mereka pun sampai di ladang bunga, hamparan rumput hijau yang ditumbuhi bunga-bunga terlihat sangat indah dan memanjakan mata. Avery menoleh ke arah Lucas. Lalu berlari ke arahnya. “ladang bunga ini bagus sekali! Ayo kita ke sana,” ujarnya sembari mengambil tangan Lucas dan mengajaknya ikut berlari.

Pada saat ini, waktu terasa berhenti bagi Lucas dan seperti membawanya ke dunia lain. Manis sekali, semua terasa manis. Avery melepas genggaman tangannya, Ketika melihat bunga Howtorn. “ini bunga yang sama!” gumam pelannya seraya perlahan mengulurkan tangannya untuk memetik salah satu tangkainya.

“Apa kau menyukai bunga itu?” tanya Lucas.

Avery tidak menjawab, dia mencoba mengepalkan tangannya erat-erat, lalu membukanya, Wajahnya terlihat bingung. “Tidak menghilang!” pikirnya.

“Apa ada yang salah?” ujar Lucas.

“Eum… sepertinya aku akan memakai bunga ini untuk sulaman di design baju pengantin wanitanya!” imbuh Avery.

********

Jangan Lupa ya :

Vote

Like

Komen

Subscribe [tekan tanda love, untuk berlangganan buku]

Nilai Bintang 5

Tonton iklannya

Beri poin

Terpopuler

Comments

Salim ah

Salim ah

pendekatan yg sanfat2 menguntungkan buat Lucas
itu baju pengantin rencana buat kmu Avery n Lucas

2024-02-24

0

Biva Nurhuda

Biva Nurhuda

Merancang baju pengantin untuk dirinya tanpa ia sadari

2024-02-11

0

Herlina Adhil

Herlina Adhil

Author terbaik 🥰🥰🥰

2024-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!