MALAIKAT RAHZEL

Kawanan mahasiswa itu pun kembali acuh tak acuh, memilih melanjutkan kegiatan mereka. Sementara itu, Avery baru saja keluar dari toilet, sambil berlari kecil menyusuri koridor kampus. Sesekali dia menoleh ke belakang, khawatir jika saja gadis di toilet itu mengikutinya.

Tidak memperhatikan jalan, Avery terpental jatuh karena menabrak tubuh tinggi tegap. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Lucas seraya mengulurkan tangannya untuk membantu Avery berdiri.

“Ah itu… eum, aku tidak yakin. Tapi, ya aku baik-baik saja!” jawab Avery seraya berkata lagi, “Ayo. Kita pulang!”

Lucas menatap arah toilet yang ada di ujung koridor. Terdiam sesaat, lalu sedikit menunduk mengambil sebuah batu, menyentil batu itu, sampai tepat mengenai pintu toilet itu sambil berkata pelan. “Yang terkunci di sana, sudah seharusnya terkunci!”

Lucas baru saja menyegel toilet itu, sehingga apa yang ada di dalamnya tidak bisa memanipulasi orang untuk masuk ke dalam. Melihat Avery sudah melangkah jauh dia pun pergi mengejar langkah gadis itu.

Raut wajah Avery menyiratkan kebingungan yang mendalam. Merasakan keanehan yang mendatangi dirinya, “Waktu itu bunga, dan sekarang toilet terkunci!” pikirnya.

Ketika tadi Avery menoleh ke belakang, dia melihat pintu toilet yang baru saja dia masuki adalah toilet yang dikunci dan di rantai dari luar. Jadi, tadi dia benar-benar ketakutan memikirkan bagaimana cara dia bisa masuk dan keluar dari toilet itu.

Bahkan ketika di dalam mobil pun, Avery nampak murung. “Apa ada sesuatu yang mengganggumu?” tanya Lucas.

“Tidak ada…” jawab Avery terdiam sesaat lalu dia berkata kepada Lucas. “Apa kau percaya teleportasi?”

“Maksudmu berpindah dari satu titik ke titik yang lain?” tanya Lucas.

“Iya, kira-kira seperti itulah!” jawab Avery.

“Entahlah, terkadang kita tidak bisa mempercayai sesuatu jika belum kita alami sendiri. Meskipun kenyataan itu ada di depan mata kita!” jawab Lucas.

Avery pun merasa lucu karena baru saja menanyakan pertanyaan khalayan Tingkat tinggi. “Lupakan saja tentang apa yang aku tanyakan tadi!” imbuhnya sambil sedikit tertawa.

Berkendaraa beberapa saat. Tiba-tiba Avery berkata “Berhenti!” pintanya kepada Lucas agar menghentikan mobilnya. Dia pun berkata lagi, “Aku turun di sini saja, aku akan naik taksi dari sini!”

Belum juga Lucas menjawab, Avery sudah membuka pintu mobil dan melesat keluar untuk memanggil taksi. Pada saat ini tuan Lynch telah berada di sanotorium. Dia segera pergi menemui dokter yang menjadi pimpinan di Sanotorium ini.

“Aku ingin tahu tentang bagaimana istriku selama dirawat di sini. Dia tidak pernah ada riwayat sakit jantung. Lalu mengapa tiba-tiba ada serangan jantung!” imbuh Lynch kepada kepala dokter.

“Tentang ini, sedikit sulit menjelaskannya,” jawab dokter Rigly.

“Silakan ikuti aku,” imbuh dokter Rigly lagi.

Tuan Lynch pun merasa penasaran akan ada kisah apa dibalik kematian dan sikap aneh istrinya semenjak mengandung Avery. “SIlakan Tuan Edwards,” ujar Tuan Rigly mempersilakan masuk ke sebuah ruangan kecil.

“Ini tempat apa?” tanya Tuan Lynch.

Tuan Rigly langsung menarik kain kain yang menutupi lukisan-lukisan yang ada di ruangan itu. “Ini adalah lukisan Nyonya Edwards selama dia dirawat di sini!”

“Dia melukis ini!” imbuh Tuan Lynch tidak percaya.

“Ya dia sangat berbakat, Lihat saja tema lukisannya bukan hanya memiliki satu aliran,” imbuh Tuan Rigly.

“Lihat saja ini, lukisan ini bercerita tentang Alam semesta, termasuk astrologi planet-planet tata surya, kematian, kelahiran, dan reinkarnasi,” Jelas Tuan Rigly lagi.

“Dari mana kau tahu yang ini berbicara tentang kematian, kelahiran dan reinkarnasi?” tanya Tuan Lynch dengan bingung.

“Ini dia melukis malaikat Rahzel memiliki arti ‘rahasia Tuhan’ sehingga sering disebut juga malaikat misteri dan penjaga rahasia.”

“Dalam tradisi mistik Yunani, Malaikat Rahzel digambarkan sebagai sosok yang bersayap biru, menggunakan jubah abu-abu, dan aura kuning melingkar di sekitar kepalanya.” Jelas Tuan Rigly lagi.

Tuan Lynch melihat-lihat lukisan yang lain, banyak dari beberapa lukisan itu selalu malaikat Rahzel dan alam semesta. Ketika melihat pada sebuah Frame yang masih tertutup kain hitam, dia pun mengulurkan tangannya, lalu menyibak kain penutup itu.

Melihat lukisan itu, kedua kakinya seperti terbeku. Seluruh napasnya seperti baru saja keluar terpisah dari tubuhnya. “Itu aku!” imbuh pelannya,

Tuan Rigly berkata kepada Tuan Lynch. “Sewaktu dia melukis ini dia berkata, ‘Mungkin dia tidak akan pernah melihat ini’ tapi, aku akan tetap melukisnya.”

Tuan Lynch menoleh kepada Tuan Rigly, seketika saja dia merasa iri. Di hari-hari terakhir istrinya malah ditemani oleh pria lain. “Apa kalian dekat?” tanya Tuan Lynch.

“Dia pasien di sini, jadi tentu saja kami perhatikan,” jawab Tuan Rigly.

“Apa dia benar-benar sakit jiwa?” tanya Tuan Lynch

“Eum… dia terlihat normal bagiku,” jawab Tuan Rigly.

Tuan Lynch terdiam sesaat lalu berkata lagi. “Apa ada hal lainnya lagi yang bisa kau ceritakan kepadaku?”

“Ah aku ada sesuatu, mungkin itu akan berguna bagimu,” imbuh Tuan Rigly seraya membawa Tuan Lynch kembali ke kantornnya.

“Ini, sapu tangan biru ini ditemukan di salah satu kotak penyimpanan barang-barangnya,” jelas Tuan Rigly.

“Sapu tangan biru?” pikir bingung Tuan Lynch. Lalu dia berkata lagi, “Terima kasih aku akan menyimpan ini!”

Baru saja berpamitan pergi, Tuan Lynch berbalik badan dan berkata lagi, “Apa selain aku yang mengunjungi ada orang lain lagi yang mengunjunginya?”

Tuan Rigly sedikit meragu, lalu dia berkata. “Ada!”

“Apa bisa memberi tahu aku siapa orangnya?” pinta Tuan Rigly.

“Tidak bisa menjanjikan. Tapi akan kami coba untuk mencari tahu. Dengan melihat catatan daftar kunjungan!” imbuh Tuan Rigly.

“Terima kasih,” ujar Tuan Lynch seraya memberikan kartu namanya dan berkata, “Jika ada kabar berita, kasih tahu aku!”

Tuan Lynch meninggalkan sanotorium dengan hati dan pikiran yang kacau balau. “Mengapa dia selalu melukis tentang kelahiran, kematian, reinkarnasi!”

Di Mansion Edwards…

Harper sedari tadi sudah menunggu kedatangan Avery. “Dari mana saja kau!”

Wajah Avery sedikit terkejut, “Apa kau sedari tadi sengaja menungguku di sini!” ujarnya kepada Harper.

“Apa kau baru saja bertemu dengan sugar daddy-mu?” hardik Harper.

“Apa kau pikir semua wanita seperti ibumu?” jawab sarkas Avery.

“K-kau… apa maksud perkataanmu itu?” imbuh Harper semakin marah.

“Semua orang tahu bagaimana kau dan ibumu bisa masuk ke mansion ini!” jawab Avery lebih sarkas lagi.

“Kau, jaga mulutmu!” ujar Harper langsung menjambak rambut Avery.

“Hei! Lepaskan tangan kotormu dariku!” teriak Avery tidak mau kalah dan membalas jambakan di rambut Harper.

Marry yang baru saja masuk ke dapur, dengan sigap menjadi wasit untuk memisahkan pergulatan diantara kedua gadis itu. “Hentikan! Oh astaga apa kalian berdua sedang ingin ikut kejuaraan gulat nasional!”

“Hentikan! Aku bilang hentikan!” perintah Mary seraya menyiramkan air dingin kepada kedua gadis yang sedang bergumul tengkar.

******

Jangan Lupa ya :

Vote

Like

Komen

Subscribe [tekan tanda love, untuk berlangganan buku]

Nilai Bintang 5

Tonton iklannya

Beri poin

Terpopuler

Comments

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

banyak rahasia di novel ini, penasaran Thor ❤️

2024-04-11

1

Dini Rachmawati

Dini Rachmawati

seperti ada rahasia besar dari pernikahan Tuan Lynch ....

2024-03-03

0

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

Avery kau beruntung ketemu dengan Lucas karena akan banyak rintangan yang ada didepanmu nanti karena nyonya Stela dan anaknya Harper punya rencana jahat ke Marry

2024-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!