HARODS

“Tentang pekerjaannya, aku yang mengawasi. Jadi Nyonya tidak perlu khawatir!” imbuh Marry lagi.

“Aku hanya tidak ingin dia mencoreng nama baik keluarga Edwards!” ujar marah Nyonya Stela kepada Marry.

“Maksud Nyonya, seperti halnya yang pernah Nyonya lakukan?” tanya sarkas Marry.

Nyonya Stela langsung saja terkena skak mat oleh pertanyaan Marry tadi. Dia adalah wanita kedua,waktu itu semua orang membicarakan tentang dirinya. Wanita dari kalangan biasa yang dibawa masuk ke dalam keluarga Edwards. Dulu kala Nyonya Stela dan Harper adalah aib bagi keluarga Edwards.

Melihat kontribusinya pada bisnis keluarga, barulah dosa mereka sedikit terampuni oleh keluarga Edwards. Tidak ingin memperpanjang perdebatan Nyonya Stela pun meninggalkan Marry dan Avery. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Marry lagi memastikan.

“Marry tenanglah, aku baik-baik saja. Mungkin terlalu Lelah, bagaimana pun juga aku adalah seorang pelayan yang harus mengerjakan pekerjaan berat!” imbuh Lara mengalihkan perhatian Marry.

“Eum.., kau bisa beristirahat sekarang!” imbuh Marry lagi.

Avery masuk ke kamarnya, dia langsung merebahkan dirinya di Kasur kecilnya, Sambil memandangi langit-langit kamarnya, dia pun memikirkan tentang kejadian aneh yang baru saja dia alami. “Eum, itu sebenarnya apa yang baru saja terjadi!”

“Apakah itu sihir!” pikir Avery lagi, lalu dia pun tertawa. “Di Dunia ini tidak ada hal sepert itu,” pikirnya lagi.

Pada saat ini, di Kastil Almyer. Lucas tengah duduk, sedang menyembuhkan luka-luka akibat pertempuran sengit dengan kakaknya. Pedang kegelapan pasti akan dengan mudah merenggut nyawanya jika dia adalah seorang vampir kelas bawah, maka saat ini pasti dia sudah mati ditebas oleh pedang kegelapan.

Xander masuk ke kamarnya. “Tuan, ini adalah biodata para pelajar yang mengajukan beasiswa!”

“Letakan saja disitu, aku akan membacanya nanti!” imbuh Lucas.

Kraken enterprise memang selalu memberikan beasiswa di setiap tahunnya. Lucas akan memilih satu orang yang layak mendapatkan beasiswa penuh darinya. Merasa tubuhnya jauh lebih baik. Dia pun mulai membaca biodata itu satu persatu.

Raut wajahnya berubah Ketika dia melihat biodata terakhir. “Kejutan indahku!” gumam pelannya sambil tersenyum samar.

“Avery Edwards!” gumam Lucas beberapa kali mengulang nama gadis itu.

Tidak berpikir lama, dia langsung memutukan siapa yang akan dia biayai. “Beasiswa penuh, tanpa tes. Dan… berikan apa pun yang dia butuhkan untuk kebutuhan pendidikannya!”

Pada waktu itu, Avery iseng-iseng mengajukan permohonan beasiswa. Dia tidak terlalu berharap terpilih, karena dia mengirim di saat-saat terakhir. Keesokan paginya dia baru saja Bersiap memakai seragam pelayannya. Sebuah pesan masuk yang memberitahukan bahwa dia baru saja menerima beasiswa secara penuh melalui jalur prestasi. Jadi tidak perlu malakukan tes intelenjesi dan keahlian.

Avery langsung saja berlari keluar dari kamarnya, mencari keberadaan Mary. Begitu bertemu, dia langsung saja memeluknya. “Mary, aku berhasil mendapatkannya!” imbuh senang Avery.

“Mendapatkan apa?” tanya Mary yang masih sedikit bingung.

“Tentu saja, mendapatkan beasiswa!” imbuh senangnya lagi.

“Benarkah!” ujar Mary yang langsung memeluk Avery karena merasa senang dan terharu bercampur menjadi satu.

“Benarkan apa yang aku bilang, mau berusaha, pasti ada jalan!” tambah kata Mary lagi.

“Terima kasih, kau adalah ibu peri-ku!” puji Avery.

“Aku besok harus datang ke Karaken enterprise!” imbuh Avery sedikit bingung.

Mary mengerti maksud keresahan dari Avery lalu berkata. “Aku ada cara!”

Avery langsung saja memeluk Mary. “Kau yang terbaik!” imbuhnya sembari mencium pipi wanita itu.

Pada saat ini, Lucas sudah merasa pulih sepenuhnya. Hari ini dia memutuskan pergi ke butik, untuk persiapan esok bertemua dengan Avery Edwards. Di sore hari dia pergi meninggalkan kantor menuju ke butik Harods.

Di sini menyediakan jas dengan jahitan tangan yang rapih. Di kerjakan berbulan bulan, karena sangat memperhatikan estetik potongan pola dan jahitan tangan yang kuat, dikerjakan dengan sangat hati-hati.

Di Mansion Edwards, Marry memanggil Avery. “Pekerjanmu sudah selesai, sekarang kau bisa pergi beli baju baru untuk esok hari!”

“Kenapa harus membeli baju baru!” imbuh Avery.

“Kau ini akan bertemu dengan orang besar, jangan sembarangan berpakaian. Kau harus memperhatikannya dengan detail! nasihat Marry.

Mary langsung saja menarik tangan Avery. “Ini kau bisa memakai ini untuk membeli baju baru!” Imbuh wanita tua itu sembari memberikan sebuah amplop ke tangan gadis itu.

“Mary…!” imbuh Avery dengan mata berkaca-kaca.

“Itu tidak gratis, nanti kembalikan jika kau sudah ada uang!” imbuh Mary lagi, seraya berkata lagi. “Pergilah ke butik Harods!”

Avery mengangguk, lalu segera mengayuh sepedanya menuju butik Harods yang Mary maksud. Ketika sampai di sana, dia terdia berdiri. Melihat ke kanan dan ke kiri, semua yang terparkir di sana deretan mobil mewah. Lalu dia menatap ke sepedanya, merasa sedikit ambigu di hati. Tapi, teringat perkataan Mary, tidak boleh berpakaian sembarangan ketika bertemu dengan orang besar, maka dia pun.

Avery pun masuk ke dalam butik, “hai, aku memerlukan satu stel baju formal. Apakah bisa merekomendasikan satu untuku!” ujarnya kepada salah satu pegawai.

Staff butik tersebut memandang Avery dari atas sampai ke bawah. Melihat Avery masih terlihat sangat muda dan berpakaian biasa saja. Maka staff itu sedikit meragukan. Butik Harods khusus melayani para bangsawan ataupun artis dan aktor.

Staff butij itu mendekat kepada Avery seraya berkata. “Nona baju di sini sangat mahal, aku sarankan coba kau pergi ke Toko Avenue, di sana sedang ada diskon.Tiga stel baju dijual dengan harga murah!”

Dikatai secara tidak langsung, maka darah muda Avery langsung saja mendidih bergejolak dengan temperature yang paling panas. “Wah, sekarang ini jaman apa. Mengapa kasta dan rasis masih saja berlaku!”

Staff butik itu pun sedikit tertawa sarkas dan berkata, “Nona, aku tidak bermaksud seperti itu, hanya saja kau ini masih terlalu muda, jadi aku takut kau salah menghitung uangmu. Aku hanya mengingatkan saja!”

“Jangan pernah menilai sesuatu dari sampul luarnya saja!” imbuh Avery sambil bersedekap.

Avery langsung menunjuk sembarang beberapa stel baju kerja. “Aku mau yang in, lalu yang ini, dan juga yang itu!”

Staf butik itu menaikan satu alisnya, lalu dia berkata, “Jika sudah di hitung di kasir dan kau tidak bisa membayar, maka dengan terpaksa aku akan memanggil polisi!”

“Hah!” lapor ya lapor saja!” jawab balik Avery yang tidak takut karena merasa tidak melakukan pencurian apa-apa.

Staff yang lain langsung menanggalkan baju yang tadi Avery tunjuk, beli. Sementara yang lain memandang kepada Avery dengan pandangan merendahkan. Avery menggigit bibir bawahnya sambil bersedekap, berdoa dalam hat. “Siapa pun yang mendengar doaku, entah kau malaikat, hantu atau penyihir, aku mohon tolong aku!”

*******

Jangan Lupa ya :

Vote

Like

Komen

Subscribe [tekan tanda love, untuk berlangganan buku]

Nilai Bintang 5

Tonton iklannya

Beri poin

Terpopuler

Comments

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

🪴🍓🌟💫sangdewi💫🌠💐🏵️

lanjut Thor seruuuu

2024-04-11

0

Khubaib Sultan

Khubaib Sultan

nyonya Stella kena mental....

2024-02-17

0

Dian Susantie

Dian Susantie

yg denger doa mu seorang Vampir.. Avery..!! gmana..?? mau dikabulin ga... ??!! 😅😅😅

2024-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!