KURA KURA

Lucas melempar pandangan kepada Avery yang hari ini memakai kaos kerah berwarna putih, dengan celana selutut berwarana cream. Nampak manis dan imut sekali. Siang ini, rambut keemasan Avery dijalin kepang dua.

Hati Lucas terasa melompat-lompat tak tentu arah. “Mengapa dia bisa semanis itu!” pikirnya.

Avery berdiri di depan meja kerja Lucas. “Untuk design gaun pengantinya, itu belum dirampungkan dengan sempurna!” imbuhnya karena berpikir dia dipanggil datang, pastilah karena design gaun pengantin yang sedang diberikan kepadanya.

“Bukan… bukan tentang itu,” jawab Lucas.

“Hah! Lalu tentang apa?” pikir Avery.

Lucas pun langsung berdiri dan berjalan mendekati meja coklat. “Aku ingin kau mendesign kemasan coklat-coklat ini!” imbuh Lucas lagi.

Avery mendekati meja coklat itu, lalu memandangi dengan serius. “Kemasan coklat!” imbuhnya dalam hati.

“Semuanya?” tanya Avery.

“Ya semuanya,” jawab Lucas seraya berkata lagi. “untuk kemasan coklat tidak perlu terburu-buru. Kau bisa mengerjakan designya sambil kuliah!”

“Benarkah?” tanya Avery sedikit meragu seraya berkata lagi. “Apakah ada tema khusus?”

“Tentu saja, sama seperti gaun pengantinnya. Eum… maksudku konsep dark romance!” imbuhnya sambil mengambil satu coklat dan memberikannya kepada Avery. “Coba ini, siapa tahu bisa memberikan inspirasi!”

Xander hanya menggelengkan sedikit kepalanya, Tuannya tiba-tiba saja memintanya untuk membeli sebuah pabrik coklat, dia pun sedikit tertawa ketika mengetahui tujuan Tuannya itu.

Mendengar konsep yang Lucas katakan, Avery pun langsung berkata. “Oh ya tentu saja, itu akan memudahkanku!”

Avery membuka bungkus coklat yang ada di tangannya, lalu menggigitnya. “Eum,ini enak sekali!”

“Apa suka?” tanya Lucas.

“sangat, sangat… ini jadi coklat favoritku! Imbuh Avery dengan tersenyum manis.

Hati Lucas pun ikut terasa manis, meski dia tidak memakan coklat itu. Tiba-tiba Avery berhenti mengunyah, “Tunggu dulu… kau memanggil aku, hanya untuk mencicipi coklat ini!”

Wajah Lucas langsung terlihat sedikit dungu, lalu dia pun menjawab. “Kau kan seorang gadis, aku hanya ingin tahu pendapat yang mewakili kalian, para gadis. Apakah akan suka dengan coklat ini!”

Avery memperhatikan bungkus coklat tersebut,lalu dia berkata lagi, “Ini adalah coklat legend, semua orang tentu menyukainya!”

Lucas kehabisan kata-kata, lalu melirik kepada Xander, memohon bantuan. “Nona, coklat ini termasuk coklat Angkatan tua, kemasannya sudah lama tidak berubah. Kami rasa, sekarang saatnya coklat ini berganti design kemasan!” jelas Xander yang sedang membantu Tuannya itu.

Lucas langsung bertepuk tangan senang. “Iya, betul apa yang dikatakan Tuan Xander. Jadi bagaimana Nona Avery, apakah sepakat dengan pemikiran kami?” tanya Lucas sambil menatap serius kepada gadis itu.

Avery pun mengangguk-angguk setuju pada akhirnya, “Eum… apa ada yang lain lagi?” tanya Avery lagi.

Lucas tergagap, bagaimana pun juga di sepanjang hidupnya dia tidak pernah dekat dengan gadis dari kalangan manusia. Xander menghela napas lalu langsung mengambil alih keadaan. “Nona, ada beberapa dokumen yang harus nona tanda tangani perihal persyaratan beasiswa dari kami!”

“Oh iya, tanda tangan dokumen ya!” imbuhnya sembari tersenyum.

“Silakan Nona, ikuti aku!” imbuh xander lagi.

Lucas pun bernapas lega, Xander mendekati Tuannya itu dan berkata, “Sebaiknya Tuan harus banyak belajar dari Tuan Hyun Ki!”

Lucas menggigit bibir bawahnya, seraya berpikir sepertinya memang harus banyak belajar dari Kim Hyun Ki yang memiliki calon mempelai wanita dari kalangan seorang manusia. Gadis yang telah ditunggunya selama 100 tahun, setia menunggu reinkarnasi gadis itu datang kembali.

“Ya aku akan meminta bantuannya, bagaimana cara mendekati gadis manusia!” imbuh pelan Lucas degan sedikit bersemangat.

Di ruangan Xander, penandatanganan segala berkas pun telah selesai. “Apa ada yang lainnya lagi?” tanya Avery.

“Aku rasa sudah selesai!” jawab Xander sambil memicingkan matanya dan menahan napas. Dari jendelanya, dia melihat Tuannya sedang memberi kode agar dia bisa menahan Avery lebih lama lagi.

Xander sedikit mengusap tengkuknya lalu berkata. “Nona Avery, bagaimana kalau hari ini kita pergi tur?”

“hah! Tur apa?” tanya Avery.

“Apa tidak ingin melihat universitas mu?” tanya Xander lagi.

“Eum, berpikir selama ini dia hanya melihat di website saja, jadi dia merasa ada betulnya juga pergi melihat-lihat tempat kuliahnya itu!”

“Eum, sepertinya itu akan menyenangkan!” Imbuh Avery.

Lucas memperhatikan Xander yang terlihat sedang sibuk dengan ponselnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar, pesan dari asistennya itu masuk, “Kami akan pergi ke universitas!”

Lucas langsung menghubungi asistennya itu. Begitu dijawab oleh Xander, dia langsung berkata. “Mode speaker!”

“Ya Tuan Almyer!” jawab Xander dalam mode speaker.

“Aku ingin, sekarang kau mengunjungi pabrik coklat kita, pastikan semuanya berjalan lancar!” imbuh Lucas.

“Tapi, aku baru saja akan pergi mengajak Nona Avery melakukan tur melihat-lihat universitasnya!” jawab Xander.

“Oh, jika begitu kau ke pabrik coklat, biarkan aku yang mengantar Nona Avery!” imbuh Lucas lagi.

“Baik Tuan!” jawab Xander seraya menutup sambungan ponselnya. Lalu dia berkata lagi. “Sepertinya bukan aku yang menemani. Tapi, Tuan Lucas!”

“Oh begitu!” imbuh Avery sambil sedikit mengangguk.

“Sebaiknya kita pergi ke ruangan Tuan Lucas!” imbuh Xander lagi, sambil membuka pintu ruang kerjanya.

Melihat Xander dan Avery keluar, Lucas pun segera melesat cepat pergi ke ruangan kerjanya. Lalu dia langsung duduk di kursi kerjanya. Seakan sedari tadi sedang serius bekerja. Melihat xander membawa masuk gadis itu. Dia pun segera menutup berkasnya, “Jadi apa mau pergi sekarang?”

“Aku yang mau kuliah, mengapa dia yang terlihat bersemangat sekali!” pikir Avery sembari menganggukan kepala menjawab pertanyaan dari Lucas.

“Nah, ayo kita pergi sekarang!” ajak Lucas dengan nada bersemangat senang.

Mereka berdua pun bejalan meninggalkan Xander yang masih bergeming di ruangan kerja Lucas. Asisten Tuan Alymer itu tidak habis pikir dengan sikap Tuannya itu. Pada saat ini ponselnya menerima pesan. “Hwang Jin!” baca Xander ketika ada sebuah nama tertera di layar ponselnya.

Pada saat ini, Lucas sedang melajukan mobilnya dengan perlahan. Avery melihat ke arah jendela. Terlihat ada seseorang yang menyalip mobil mereka. Avery menaikan satu alisnya. Lalu dia menoleh kepada pria yang sedang duduk tenang di sampingnya.

“Apakah mobil ini, bertipe model kura-kura. Mengapa lambat sekali!” pikir Avery.

Pria yang sedang ditatap dengan tatapan heran, malah tetap asyik mengendarai mobilnya dengan kecepatan dibawah maksimal. “Oh ya ampun, apa dia ini juga kura-kura!” pikir Avery lagi yang merasa jika pria yang di sampingnya itu, malah mengemudi dengan sangat lamban.

Mereka pun tiba di pelataran Royale University. Ini adalah satu institusi terkemuka di dunia dalam pendidikan seni dan desain. Kolese ini menawarkan sembilan bidang studi yang berbeda kepada siswa, termasuk Desain Komunikasi Grafis, Seni Rupa, Perhiasan dan Tekstil.

“Wuah ini sangat luas!” imbuh Avery sembari turun dari mobil Lucas.

Rasa kesalnya akan kura-kura tadi langsung menghilang ketika dia melihat Royale Universitas. Lucas berdiri di samping Avery. Lalu dia bertanya, “Apa suka?”

“Hanya orang gila yang tidak suka ini, eum… maksudku, ini gratis siapa yang tidak suka!” imbuh Avery sembari tertawa, lalu dia berkata lagi, “Ayo kita berkeliling!”

Lucas pun dengan senang hati menemani Avery melihat-lihat kampusnya. Avery terlihat sangat antusias sekali mengambil dan memasukan beberapa brosur ke dalam tasnya. “Kita coba ke kantinnya!” ajak Avery.

“Wah, prianya tampan-tampan sekali! Imbuh spontan Avery.

Satu alis Lucas langsung naik, “Apakah aku tidak tampan?” tanya Lucas tanpa berbasa-basi.

Senyuman di wajah Avery pun langsung menghilang, “Ah… itu maksudku, Eum… jangan tersinggung meski pun kau sudah tidak muda lagi, tapi tetap tampan juga!” jawab Avery.

Lucas berpikir sejenak, mengingat usianya yang sudah berabad-abad, ya memang dia sudah tidak muda lagi. Jadi dia pun cukup puas dengan jawaban dari Avery. “Apa kau tidak lapar?” ujar Avery yang sedikit terheran mengapa Lucas tidak memesan makanan.

“Aku sudah kenyang!” jawab Lucas.

Raut wajah Avery nampak terlihat aneh, sampai-sampai membuat Lucas menjadi canggung. “Habiskan makananmu, setelah ini aku masih ada pekerjaan.”

Avery pun langsung menghabiskan semua makanan yang dia pesan tadi. Lucas sedikit tertegun melihatnya seraya berpikir, “Apa semua anak manusia makannya sebanyak ini, eum… aku harus benar-benar belajar dari Tuan Kim.”

“Sudah, aku sudah seleai,” imbuh Avery lalu berdiri, “Ayo kita pulang!” ajaknya kepada Lucas.

Hati Lucas terasa sejuk dingin ketika mendengar ajakan pulang Avery. Hatinya baru pertama kali merasa diperintah. Biasanya dia yang memerintahkan segala sesuatunya. Mereka berdua berjalan beriringan di koridor.

“Tunggu dulu…” imbuh Avery.

“Ada apa?” tanya Lucas.

“Eum, sepertinya aku harus pergi ke toilet,” imbuh Avery.

“K-kau tunggu di sini!” imbuh Avery seraya pergi dengan sedikit berlari mencari toilet.

Melihat ada beberapa mahasiswa, Avery pun menyapanya. “Hai, aku baru di sini. Apa kalian tau di mana toilet terdekat?”

“Di sana!” tunjuk salah satu dari mereka.

Avery pun langsung berlari ke arah yang ditunjuk tadi, “terima kasih!” imbuhnya sambil berlari kecil lagi.

“Nah, Itu toiletnya,” imbuh senangnya lalu segera membuka pintu toiletnya.

Sedikit merasa aneh, tapi karena sudah tidak tahan lagi untuk buang air kecil, dia pun mengabaikan perasaan aneh yang mendera hatinya. Setelah selasai, dia keluar dari bilik kamar mandi, pergi ke washtafel dan mencuci tangannya.

“Kenapa tidak ada sabun,” gumam pelan Avery.

“Mau tisu biru atau merah?” tanya suara seseoarng.

Avery membalikan badannya, “Oh astaga kau mengejutkanku!” imbuhnya sambil memegang dada dengan satu tangannya.

Gadis yang sedang menawarinya tisu masih bergeming sambil mengulurkan dua tisu itu kepada Avery. “tidak terima kasih, tanganku sudah kering!”

“Kau tahu, sangat tidak sopan menolak bantuan dari seseorang!” imbuh gadis asing yang saat ini Bersama Avery.

“Ah, ok jika begitu aku ambil satu ya!” imbuhnya sembari mengambil tisu berwarna biru.

Avery pun melangkah perlahan keluar dari toilet itu seraya berkata. “Terima kasih ya!”

Beberapa mahasiswa tadi baru teringat, jika toilet yang tadi mereka tunjukan kepada Avery adalah sebuah toilet yang sudah lama tidak dipakai, sudah belasan tahun dikunci.

“Apakah tidak apa-apa, dia tadi… gadis itu menuju ke sana?” tanya salah satu dari mahasiswa tadi.

“Aku rasa tidak apa-apa, toilet itu terkunci, dia pasti akan mencari toilet lain yang bisa dia gunakan!” imbuh mahasiswa yang lainnya lagi.

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Aku penyuka coklat jd beliin pabriknya untukku Lucas...🤭😄

2024-03-26

1

Dini Rachmawati

Dini Rachmawati

misteri banget cerita di bab ini ... kayaknya Avery itu anak ajaib deh ...

2024-03-03

0

Dian Susantie

Dian Susantie

closing nya agak serem yaaa... 😖😖😖

2024-02-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!